3. Titisan Buaya Darat

54 4 9
                                    

Aca sedang berada di perpustakaan setelah tadi bu Rita memintanya untuk mengambil buku paket Aca ia tidak sendiri ke perpustakaan ia bersama seorang yang sejak dua tahun ini menghantuinya. Arya laki-laki itu meminta kepada bu Rita untuk mengantar Aca ke perpustakaan padahal bu Rita meminta Lili buat menemani Aca.

Sekarang Aca sedang mengambil buku paket di rak buku yang sudah tertata rapih. Sedangkan Arya ia malah duduk anteng melihat Aca yang sedang kesusahan mengambil buku yang lumayan tinggi.

"Ish Arya bantuin susah." ucap Aca

"Males," bukannya bantu Aca, Arya malah menyimpan kepalanya di atas meja dan menutup matanya seolah-olah ia tidak peduli pada Aca.

"Ary—"

Sebelum Aca melanjutkan ucapannya kini ada tangan kekar yang membantu Aca membantu mengambil buku. Arya? Tentu saja bukan cowo itu melihat saat Aca tidak melangsungkan ucapannya.

"Nih," ucap orang itu

"Makasih."

"Iya sama-sama. Oh iya kenalin gue Bayu anak kelas 11 Ipa1." ucap Bayu dengan memajukan tangannya yang hendak berjabat tangan.

" Gue Aca—"

"Udah kan? yu balik bu Rita nungguin."  Arya segera menarik tangan Aca meninggalkan Bayu di perpustakaan.

"Apa-apaan sih lo. Sakit Arya,"

"Yang seharusnya ngomong itu gue, kenapa lo mau di bantuin ama cowo itu?"

Ini yang bego siapa, dirinya apa Arya? Udah tau Aca minta bantuan malah di cuekin giliran di bantu ama orang lain malah marah.

"Serah."

Aca yang kesal kepada Arya dengan cepat ia memper besar jalannya agar tidak beriringan dengan cowok macam setan itu.

Sedangkan Arya ia memilih pergi ke kanti pasalnya cacing-cacing di perutnya pada demo meminta jatah hariannya toh bentar lagi akan bel istirahat.

###

"Eh ngapain muka lo di tekuk? Kek kertas lecek tau gak Ca?"

"Dih di ajak ngomong malah diem. Kenapa sih lo?" ucap Lili yang sedari tadi tidak di gubris oleh Aca.

"Tau tuh si Arya, kesel gua ama dia"

"Kenapa lagi tuh cowok lo?"

"Kan tadi gue di suruh ambil buku di perpus"

"He'eh terus"

"Nah gue minta tolong dong ama dia ambilin buku yang tinggi kan gue gak sampe, nah dia malah cuekin gue"

"Terus?"

"Untung ada si Bayu anak kelas 110 Ipa1 yang nolongin gua. Ehh malah si Arnya setannya marah"

"Hadeh.... Lagian kalo gak mau di bantuian ama cowok lain ya bantuin ceweknya lah"

"Tau ah. Kantin yuk laper gua"

"Bisa-bisanya lagi marah-marah inget ama laper"

"Bacot Li"

Lili hanya membalas dengan cengiran kudanya. Aca dan Lili menyusuri koridor kelas sesekali ia di sapa oleh para kaum adam ada juga yang memanggil Aca dengan sebutan sayang, beb, by atau sebagainya yang nembuat Aca dan Lili memutarkan kedua bola matanya malas.

Sesampainya di kantin Aca melihat pemandangan yang membuat hatinya teriris oleh sebuah pisau yang lancip, Lili yang merasa jalan sendiri ia melihat ke arah Aca yang berada tak jauauh dari dia berdiri. Lili melihat arah mata Aca dan dilihat disana ada Arya sedang menggoda salah satu cewe cantik dengan postur tubuh sexy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arya&AcaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang