Sara berjalan disepanjang koridor sekolah sambil berpikir tentang note kemarin yang diberikan Noah. Kira-kira apa maksudnya ya?. Sara tidak bisa menghentikan pikirannya yang berkelana entah kemana. Sampai ada yang menariknya membuat ia menjerit.
"Arhkk!!"
"Ssst..". Ucap seseorang membuat ia membeku. Matanya yang cerah bertemu dengan mata hijau yang ia kenal. "Noah?"
Noah tersenyum teduh matanya sangat dalam memandang Sara. "Ikut aku yuk". Ucap Noah melembut membuat tubuhnya terhipnotis mengikuti perintahnya.
Ia dibawa ke lapangan indoor dan duduk di tribun. Ia memperhatikan Noah yang tampak sibuk menyiapkan sesuatu membuat ia gemas karena wajahnya sangat serius.
"Makan"
Sara melihat semangkuk sereal yang diserahkan Noah membuat ia tertawa ringan lalu memperhatikan barang-barang yang berserakan karena menyiapkan semangkuk sereal untuknya. Ia tidak tahu dari mana Noah tahu semua kesukaannya. Ia menerima semangkuk sereal itu dengan senang hati dan melahapnya yang terasa manis dihatinya sehingga ia merasa hari ini begitu cerah.
Dirinya yang sibuk menghabiskan sereal sedangkan Noah disampingnya tampak fokus mengelus pipinya. Awalnya ia kaget dengan sentuhan itu tapi ia membiarkannya mungkin itu adalah hobi Noah.
"Sara..". Ucap Noah dengan suara yang dalam membuat ia langsung menatapnya. Kini udara disekitar tampak seakan membeku. Noah menyingkirkan mangkuk sereal di pangkuanku lalu perlahan mendekatkan tubuhnya hingga beberapa inci dengan wajahnya. Matanya bertemu dengan mata hijaunya yang sangat dalam membuat siapapun yang memandangnya akan tersesat.
Untuk beberapa saat seakan lupa mereka berada dimana bibir mereka saling tertaut untuk melepaskan perasaan halus yang perlahan menyebar ke hati mereka.
Ciuman ini sangat lembut membuat Sara terlena. Noah perlahan menyudahkan tautan mereka. Sara tampak kehabisan nafas ia merasa malu ia pun bergegas memeluk Noah untuk menutupi rasa malunya tapi..
"Aduh!!"
Sara merasa dunianya berputar berantakan dan merasakan seseorang memegang pinggangnya erat.
Entah bagaimana bisa yang muncul didepannya adalah wajah nakal yang tak asing baginya yang ia usahakan untuk menjauh sejauh mungkin.
Ia memandang ke sekeliling dan hatinya menjadi dingin. Jadi tadi khayalan gue doang?. Sara merasa kosong. Sara menatap Alle datar. "Lepasin"
Alle terenyum miring membuat pesona jahat diwajahnya. "Oh? Bukannya tadi kamu yang ngelemparin diri ke saya?"
Sara bergetar dihatinya karena kebodohannya, ia berusaha merilekskan pikirannya. "Alle lepasin banyak orang"
"Jadi kalau hanya kita berdua saya boleh peluk kamu?"
Sara merasa gemetar baik hati dan pikirannya. Tatapan itu. Tatapan itu ia tidak asing. Walau berusaha ditutupi sebaik mungkin bagaimana mungkin ia tidak bisa menangkapnya? Tatapan posesif yang ditunjukan persis seperti yang di miliki Isaac.
Kenapa dirinya begitu bodoh? Jelas-jelas ketika acara keluarga Isaac ia bisa melihat jelas mereka adalah sekumpulan orang posesif bagaimana mungkin Alle tidak memilikinya? Inilah yang membuat ia takut. Rasa pengekangan yang besar.
"Lepas Alle!". Ia sedikit meninggikan suaranya membuat cowok itu tegang.
Alle dengan kaku melepaskan dan menampakkan senyum paksamembuat Sara menggantikan taktiknya agar Alle tidak membuat rencana jahat.
"Sorry tadi gue gak sengaja". Nadanya tidak melembut tidak pula datar tapi cukup terdengar tulus karena ia takut Alle tersinggung dan melakukan hal-hal gila. Ia bergidik.
Karena baru sadar banyak yang menonton ia langsung kikuk. "Gu-gue duluan" tapi sebelum tiga langkah lengannya di cekal Alle lalu membisikkan sesuatu di telinganya. "Tunggu" ucapnya satu kata.
Tapi entah kenapa ia tiba-tiba menjadi kesal dengan kata ini. Apasih semua orang selalu bilang tunggu! Apa yang ditunggu coba?!. Gara-gara memikirkan kata ini ia mengalami hari sial. Sialan Noah! Sialan Alle!
KAMU SEDANG MEMBACA
sssttt..ini rahasia
Teen Fiction17+ tolong bijak dalam membaca!. Sungguh sara tidak menyangka ada sosok yang bisa mengabulkan fantasi-fantasinya akan sosok laki-laki sempurna seperti komik yang ia sering baca. Matanya.. rambutnya.. tubuhnya.. bahasa tubuhnya.. layaknya raja yang k...