Sara mencuri-curi pandang kedalam kelas yang tampak ramai tapi ketika siswa yang ada didalam menatapnya ia langsung melengoskan pandangannya berjalan lurus berusaha sesantai mungkin menutupi rasa penasarannya. Ketika ia merasa berjalan scukup jauh Sara menghentikan langkahnya.
Noah belum masuk lagi!. Sara hanya bisa menghelakan nafas dan memutuskan berbalik pergi. Tapi keesokannya ia melakukan hal yang sama.
Hari pertama.
Hari kedua.
Hari ketiga.
Sara merasa kecewa sendiri ketika Noah lagi-lagi tidak masuk. Empat hari ini setiap jam istirahat ia akan menyempatkan melirik kedalam kelas Noah untuk memastikan keadaan pria itu. Tapi hasilnya nihil!.
Sara menatap isi lokernya. Ia sendiri merasa bingung dengan dirinya. Kemarin ketika ia bersama Noah ia merasa takut, kini pria itu tidak ada dia malah kelimpungan mencarinya.
Sara menyentuh pipinya. Kira-kira Noah marah nggak ya ketika dia menolak untuk disentuh pria itu. Sara langsung menggelengkan kepalanya. Gak, dia sudah melakukan yang tepat. Lagi pula dia dan Noah tidak terlalu kenal, kontak fisik seperti kemarin adalah hal yang tidak wajar jika baru beberapa hari saling tegur sapa. Sara segera membuyarkan pikirannya lalu mengambil buku tulisnya dan buku sketsanya tapi begitu ia tarik sesuatu terjatuh seperti sebuah kertas. Ia segera melihat kebawah lalu menutup lokernya dan menguncinya. Sara berjalan sedikit lalu berjongkok tapi ketika ia akan mengambilnya, kertas itu sedikit terinjak oleh sepasang sepatu didepannya belum sempat ia melihat siapa pemiliknya sudah ada tangan yang terulur untuk mengambilnya membuat ia memandang sang pemilik tangan itu.
Sara sedikit melebarkan matanya melihat siapa yang ada didepannya.
Pria itu menggenggam kertas milik Sara dan melihat kedalam isinya lalu tersenyum miring.
"Sara?""Alle.."
"Kamu pindah kesini?"
Sara menghiraukan pertanyaan Alle malah berucap hal lain. "Balikin kertas gue"
"Kalau saya nggak mau?"
Sara hanya menatap datar. "Kalau gitu buat lu aja". Tandasnya lalu berbalik pergi tapi baru setengah langkah ia langsung ditarik dan dengan cepat menghadap kebelakang nafasnya dan nafas Alle bertabrakan membuat menarik banyak perhatian.
Jika Isaac tampan karena memiliki kesan pendiam dan patuh beda dengan Alle yang tampan dengan kesan liar.
"Kayaknya kamu jijik banget sama saya? Apa karena saya satu keluarga dengan Isaac?"
Sara berusaha melepaskan lengannya tapi tidak bisa. "Alle lepasin". Desisnya.
Alle perlahan melonggarkan cengkramannya membuat Sara tak membuang kesempatan untuk segera melepaskan diri.
Karena Alle berbicara dengan sopan tidak mungkin ia balas dengan ketus. "Aku nggak jijik sama kamu". Balasannya.
Alle yang mendengar itu tersenyum lalu memperpendek jarak mereka yang sudah sengaja diberi jarak oleh Sara. "Ini". Ucapnya sambil mengulurkan kertas milik Sara yang diterima baik oleh perempuan itu.
"Makasih", ucapnya kikuk.
Alle tersenyum dengan pandangan liar berjalan maju tapi langkahnya berhenti tepat di samping Sara. "Sampai ketemu lagi, Sara". Ucapnya sambil berlalu.
###
Hawa dan Garini berjalan beriringan mengapit Sara.
"Sar, lu tahu nggak sih? Lu sama Alle jadi bahan gosipan. Kok lu bisa kenal Alle sih? Gila ya, udah deket sama Noah trus sama Alle juga", ucap Hawa histeris.
Sara meringis mendengar penuturan Hawa. "Alle itu dulu sepupu mantan gue"
"SERIUS?!", ucap Hawa heboh. "Kalo Alle seganteng itu, gimana mantan lu itu?". Tanya Hawa antusias.
"Ya gitu..". Ia tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya .
Perempuan berkerudung itu berkata lagi. "Coba lihat fotonya. Ada gak?"
Sara tidak bisa menolak akhirnya ia membuka galerinya yang kebetulan masih ada beberapa foto Isaac.
Setelah melihat wajah Isaac Hawa kembali heboh. "Gila! Ganteng banget. Kok kalian bisa putus sih, kan sayang banget"
Sara tersenyum kecut. "Kita gak cocok aja"
"Oh jadi sekarang mau deketin sepupunya nihhh", goda Hawa.
"Nggak lah!", bantah Sara membuat Garini dan Hawa tertawa.
"Tapi ya Sar", ucap Hawa yang mendadak serius. "Mending lu hati-hati sama Noah"
Sara mengerutkan dahinya.
"Itu seandainya lu dekat sama dia yaa. Soalnya entah kenapa gue ngerasa banyak misteri dari Noah. Entah itu cuma perasaan gue doang atau gimana. Memang sih selama ini Noah itu good attitude tapi gue rasa dia itu punya banyak rahasia"
Sara termenung mendengar penuturan Hawa.
"Lu nggak boleh menilai orang hanya karena kata perasaan ", ucap Garini dengan nada agak dingin membuat kedua perempuan itu bertanya-tanya mengapa sikap Garini demikian. Tapi setelah dipikir-pikir mungkin Garini salah satu fans berat Noah makanya nggak terima ketika idola mereka dijelek-jelekkan. Pikir mereka hampir sama.
"Ya.. gue nggak maksud nuduh macem-macem, cuma aura yang dibawa Noah itu-
"Setiap orang punya pembawaan masing-masing. Contoh Susi, kelihatannya dia suram tapi ternyata dia orangnya asik. Jadi jangan lihat apa yang dia tampilkan"
Tanpa sadar udara diantara mereka terasa panas, Sara langsung merangkul kedua temannya ini. "Kalian ini debatin apa sih. Lagi pula gue sama Noah gak sedeket itu kok tenang aja okey. Gue tahu kok lu bucin bangetkan sama Noah makanya jadi gini. Dari pada debat mending kita makan yuk gue laper", ucap Sara dengan cengiran membuat ia mendapatkan toyoran.
"Gak tahu apa ya orang mau gelud ini"
Sara mengernyit. "Gelud itu apa?"
Mereka berdua segera gelagapan tapi Hawa mendapat ide jahil. "gelud itu semacam ungkapan rasa sayang"
Sara berpikir sebentar berusaha memahami. Tapi ya udahlah pura-pura ngerti aja.
###
Tok. Tok. Tok.
Sara yang sedang memainkan ponselnya langsung menatap horor kearah jendela kamarnya yang diketuk entah oleh siapa.
Tok. Tok. Tok
Sara merasakan detak jantungnya berpacu kencang. Ia segera turun dari tempat tidurnya berusaha meraih benda apapun yang cocok untuk membela diri.
Setelah mendapatkannya ia langsung berjalan kearah jendela dengan was-was. Sara menarik nafasnya dalam-dalam lalu menatap jendela dengan mantap dengan cepat ia membuka tirai bersiap memukul tapi terhenti begitu saja karena tidak ada siapapun disana. Ia menjadi lebih waspada sampai matanya jatuh pada bingkisan berwarna coklat yang tergeletak.
Sara langsung membuka jendela dengan kasar dan waspada lalu melirik isi dalam bingkisan. Disana ada sebuah kotak cukup cantik begitu ia membukanya ia tidak bisa menjerit didalam hati karena berisi sacher torte kesukaannya!. Didalam bingkisan itu ada sebuah note kecil ia mengambilnya lalu membacanya.
Tunggu.
Sara mengernyit begitu membaca satu kata itu. Apa maksudnya?. Tapi samar-samar Sara mencium bau sesuatu ia pun mengendus-endus dan ternyata berasal dari note kecil itu. Sara merenungkan sejenak sepertinya ia pernah mencium bau ini. Matanya menyipit dan detik itu juga wajahnya memanas. Sial bukan kah ini wangi yang ada ditubuh Noah begitu mereka tidur bersama?!. Sialan Noah!!.
##
Jika ada salah ketik atau ada huruf yang tertinggal bisa dikomen ya teman-teman bantu aku koreksi juga :). Terimakasih..
KAMU SEDANG MEMBACA
sssttt..ini rahasia
Teen Fiction17+ tolong bijak dalam membaca!. Sungguh sara tidak menyangka ada sosok yang bisa mengabulkan fantasi-fantasinya akan sosok laki-laki sempurna seperti komik yang ia sering baca. Matanya.. rambutnya.. tubuhnya.. bahasa tubuhnya.. layaknya raja yang k...