"Sar lu kenal sama Noah?", Tanya Hawa yang menghampiri meja Sara dan Garini.
"Iya, kok Noah kayaknya akrab sama lu?". Nimbrung Garini.
"Kita gak saling kenal. Gue juga gak tahu gimana Noah bisa tau nama gue"
Hawa mencondongkan tubuhnya. "Masa sih?", Godanya.
Tapi sebelum Sara menjawab godaan Hawa, banyak murid kelasnya yang berlari keluar seperti ada sesuatu hal yang tidak boleh dilewatkan.
"Ada apa?". Tanya Sara yang dijawab Garini dengan mengangkat bahunya. "Mending ikutin aja". Sarannya dan mereka langsung bergegas mengikuti arus yang membawa mereka ke lapangan.
Dari celah-celah para siswa yang berkerumun ia bisa melihat perkelahian dua orang disana. Dan betapa terkejutnya satu diantara mereka adalah sepupu mantan pacarnya. Sial.
Sara langsung merinding mengingat mantan pacarnya itu dan tentang betapa posesifnya pria itu.
Sejujurnya alasan yang paling kuat ia ingin ke Indonesia bukan karena orang tuanya tapi karena pria itu. Tidak terima diputuskan pria itu-Isaac terus menerornya membuat ia risih dan selalu membuat keributan didepan umum yang membuat ia resah.
Ia takut kalo Alle- sepupu Isaac memberitahu Isaac lalu pria itu akan menyusulnya kesini. TIDAK. Ini tidak boleh terjadi!. Sara langsung memutar balik dan pergi begitu saja membuat Garini dan Hawa berlari menyusulnya dengan teriakan-teriakan yang tidak disahuti cewek itu.
"SAR!"
"SARA!!"
"Et, ini bocah main pergi aja"
Sara hanya fokus untuk menghindar sejauh-jauhnya dari lapangan terkutuk itu. Gak, pokoknya mulai sekarang gak usah keluar kelas kalo gak perlu banget. Pikirnya. Walaupun belum tentu Isaac benar-benar menyusulnya kesini tapi buat jaga-jaga, siapa tahu tingkat posesif Isaac sudah tahap gila!.
Ia merinding seketika.
BRAKK.
Sara merasakan tubuhnya goyah ketika menabrak seseorang didepannya dan langsung memegang orang didepannya agar tidak terjatuh bukannya seimbang malah semakin membuat tubuhnya goyah karena tidak sengaja malah ketarik olehnya. "EH!"
Tapi adegan tubuhnya terjatuh ke lantai tidak terjadi begitu pinggangnya dilingkupi tangan yang menghangatkan hati. Jantungnya terasa berdebar begitu matanya bersitatap dengan mata hijau itu.
Garini dan Hawa yang berlari menyusul Sara harus menghentikan langkah mereka dan langsung bersembunyi dibalik tembok mengintip adegan yang menyenangkan disana.
"Eh foto-foto!. Lumayan buat gosip trus masukin majalah dinding". Dengan iseng Hawa menyarankan dan Garini langsung mengeluarkan ponselnya dengan perasaan senang mendapat adegan seru.
Sementara Sara disini merasa kikuk dan bingung harus bagaimana. Ia menggerakkan badannya berusaha melepaskan diri tapi Noah malah mengeratkannya.
"Kamu gak apa-apa?". Ucap Noah dengan suara yang dalam sambil menelisik wajah Sara berusaha mencari sesuatu.
Bukannya mereda, jantungnya malah tambah berdebar dan tubuhnya semakin gugup. Refleks Sara malah mendorong Noah agar menjauh, karena jujur ia kesulitan bernafas karena detak jantungnya berdegup dengan kencang.
"Gak apa-apa kok. Thanks ya dan sorry tadi gak sengaja"
Terlihat Noah hendak membuka mulutnya untuk membalas tapi Suara Sara lebih mendahului. "Gue duluan ya!". Ucap Sara dengan sedikit meninggi sangkin gugupnya dan langsung berjalan pergi dengan rasa malu yang besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
sssttt..ini rahasia
Teen Fiction17+ tolong bijak dalam membaca!. Sungguh sara tidak menyangka ada sosok yang bisa mengabulkan fantasi-fantasinya akan sosok laki-laki sempurna seperti komik yang ia sering baca. Matanya.. rambutnya.. tubuhnya.. bahasa tubuhnya.. layaknya raja yang k...