Saat itu bunga sakura berguguran, menjadi sebuah simbol dari isi hati haruto yang sedang bermekaran. Langit yang berwarna biru cerah dengan awan yang berlalu-lalang membuat suasana hatinya membaik. Senyum lebar dari bibirnya tidak pernah luntur sedari tadi.
Hari ini adalah hari bahagianya, ia telah resmi lulus dari sekolah dan dirinya juga sudah di terima di kampus favoritnya. Tidak ada kebahagian yang membuat hatinya senang selain ini.
Semua murid pun pulang satu persatu pada hari itu, tak terkecuali haruto. Dirinya tidak sendiri, jemarinya menggengam jemari lain. Tak luput sesekali keduanya membicarakan hal kecil dengan senyuman tipis sembari menunggu lampu jalan menunjukan warna merah.
Gadis itu yang menjadi semesta bagi haruto, bertubuh kecil dengan senyuman begitu manis seperti bunga tulip putih. Rambutnya terurai rapi, begitu terawat. Sesekali terhebus angin musim semi yang memperlihatkan helainnya, terombang-ambing sesuai gerakan angin.
Tak lama angin pun berhembus dengan kuat menerpa keduanya, mengalihkan intensitas mereka berdua yang tak jauh terdengar jeritan. Suara klakson memberi isyarat, semua orang menajamkan indranya dalam waktu yang terhitung singkat itu.
Sebuah mobil bermuatan besar mengalami oleng namun haruto baik-baik saja, begitu baik-baik saja. Layaknya sebuah kisah klasik, dengan plot pasaran namun begitu nyata didepan mata Watanabe Haruto. Begitupula tidak seperti sebuah mimpi ketika dirinya bangun pagi layaknya saat ini.
Tubuh kecil yang ia peluk begitu erat tak ingin dia lepas meski hanya satu detik, air matanya yang sudah membanjiri wajah rupawan haruto. Kerinduan yang dia tahan begitu lama, dari kenangan masa lalu yang dia simpan sendiri. memberikan luka untuknya, manusia yang rapuh bagai balon sabun.
"Ku mohon junkyu, jangan pernah pergi lagi dariku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Line Of Memories [Harukyu]
Teen FictionSebagai dokter adalah kewajiban bagimu menyelamatkan sebuah nyawa tapi tidak dengan luka yang telah tergores begitu dalam. "Tidak ada kebahagiaan yang abadi di dunia ini, terimalah takdirmu haruto."