21 - Karma for Luke

1.7K 104 2
                                    

-Tiffany’s View-

Aku menatap Justin yang tengah menjawab pertanyaan Mrs. Gunstair. “Dia sekertarisku bu dan saat itu…” Dia menoleh kearahku dengan senyumannya yang terlihat aah, sangat mempesona. “Aku jatuh cinta padanya.” Sambung Justin. Ah tunggu dulu, apa dia baru saja mengucapkan bahwa dia mencintaiku?

Apa aku tidak salah dengar? Justin? Mencintaiku? Ini mimpi, sudah pasti ini mimpi. Aku mengerjapkan kedua mataku, namun aku tidak juga bangun aku justru merasakan Justin menggenggam tanganku. Tidak, ini bukan mimpi. “Ah Ya Tuhan, benarkah?” tanya Mrs. Gunstair yang membuat aku bangun dari lamunanku yang tak berguna.

Justin tersenyum menatapku menungguku menjawab pertanyaan ibunya. Aku tersenyum sembari menoleh menatap ke Mrs. Gunstair yang menatapku dengan mata berbinar. “Ya benar sekali.” Mrs. Gunstrair tersenyum lebar menatapku seolah aku adalah hadiah terindah yang pernah diberikan oleh Justin.

Wajar saja dia menatapku begitu, semula yang dia tahu dia memiliki seorang putra dewasa yang tampan nan sempurna. Tapi kemudian beberapa minggu lalu ternyata dia baru mengetahui bahwa anak semata wayangnya yang tampan ini adalah seorang gay. Dan sekarang dia mendapati anaknya kembali normal dengan memperkenalkan seorang gadis sepertiku menjadi pacar barunya.

Aku sungguh merasa bersalah menipu kedua orangtua Justin dengan cara bersandiwara seperti ini. Aku kembali melihat Mrs. Gunstair yang terus bahagia menatapku. “Permisi nyonya, makan malam sudah siap.” Ujar seorang pelayan yang berpakaian tuxedo rapi kepada Mrs. Gunstair. Wanita paruh baya itu langsung berdiri bangkit dan menggandeng tanganku. “Ah bagus sekali, ayo Tiffany. Semoga kau suka makan makanan eropa.”

Aku menatap kearah Justin yang masih duduk ditempatnya dengan dahi yang berkerut. “Bagaimana ini?” tanyaku tanpa suara. Justin tersenyum lebar sembari mengisyaratkan padaku untuk mengikuti kemana ibunya pergi. Setelah melewati beberapa ruangan kami sampai di sebuah ruangan makan besar dengan lilin yang menyala di atas meja, juga lampu Kristal besar yang menggantung dari atap. Pelayan berbaris lurus rapi di kedua tepi meja, Mrs. Gunstair dan Mr. Gunstair duduk bersampingan di salah satu sisinya.

“Duduklah.” Ujar Justin yang membuyarkan lamunanku saat dia menarik salah satu bangku yang berada di hadapan Mrs. Gunstair dan mengisyaratkan padaku untuk duduk di kursi yang telah di sediakannya. Aku mengangguk sekali lantas melangkah dan duduk di kursi yang Justin persilahkan. Setelah Justin duduk, pelayan membantu memasangkan serbet di pangkuan kami. “Apa setiap kali makan malam kau melakukan hal seperti ini?” tanyaku berbisik pada Justin.

Justin tersenyum dengan anggukan cepat. “Ya, setiap hari. Tapi semenjak aku tinggal di apartemen di tengah kota. Mungkin hanya satu minggu sekali aku dapat makan malam bersama kedua orangtuaku.” Jawabnya dengan suara kecil juga. Aku tak percaya setiap kali makan malam keluarga ini makan dengan cara bangsawan seperti ini.

***

Aku tidak akan pernah bisa mempercayai apa yang terjadi malam itu, makan malam bersama keluarga Gunstair. Astaga. Mereka begitu menyukaiku, kedua orangtua Justin menyukaiku dan sudah memandangku seperti bagian dari keluarga mereka. Terlebih Mrs. Gunstair, dia benar benar berharap banyak padaku. Dia mengatakan padaku bahwa suatu hari nanti aku harus menikah dengan Justin. Oh Tuhan, itu adalah mimpiku. Aku sangat menyukainya, tentu saja aku berharap bahwa mungkin suatu hari nanti Justin akan mencintaiku walaupun sangat kecil kemungkinannya.

Aku tak percaya hari begitu cepat berlalu, hari ini adalah hari Jum’at. Aku masih terbaring di atas ranjangku menatap langit-langit kamarku dengan pikiran yang melayang entah kemana. Kepalaku terlalu banyak memikirkan semuanya, orangtuaku, Justin, Luke, orangtuaku, Justin, Luke, berulang-ulang di keempat orang itu.

Fall in Love With That Guy (Gay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang