BAB 5 - PCA

18 4 1
                                    

__*_*_*_*_*__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__*_*_*_*_*__

Mereka sudah sampai diarea parkir kawasan Ancol. Setelah memarkirkan motornya, Bryan menggenggam tangan Aluna untuk berjalan bersama kearah pintu masuk.

Mereka membeli tiket masuk, sebelum akhirnya diperbolehkan masuk ke dalam area tempat hiburan ini.

“Kamu ga mau ke dufan aja?” tanya Bryan yang sudah duduk disamping Aluna untuk menunggu bis yang akan mengantar mereka menuju pantai Lagoon.

“Engga deh. Ini hari minggu pasti ngantri banget.” jawab Aluna.

Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, akhirnya bisnya datang. Mereka menaiki bis Wara-Wiri, trasnportasi yang disediakan oleh pihak tempat liburan ini, yang berguna untuk mengantarkan para pengunjung berkeliling area wisata.

Setelah sampai di lokasi tujuan, Aluna segera menarik Bryan untuk menuju area masuk pantai.

Ia benar-benar tidak sabar untuk sekedar merasakan dinginnya air disana dan memperhatikan gulungan-gulungan kecil ombak yang berlari-larian.

“Ian ayo kesana” tunjuk Aluna kearah bibir pantai.

“gulung dulu celananya, nanti basah kena air.” Kata Bryan.

Aluna segera berjongkok dan menggulung celana levisnya sampai betis, begitu juga dengan Bryan.

Setelah itu Aluna berjalan cepat menuju bibir pantai. Senyumnya terangkat saat ia merasakan sejuknya air yang terkena kakinya.

Pantai ini lumayan ramai dengan pengunjung, kebanyakan dari mereka adalah para keluarga yang memang sedang menikmati waktu liburan.

Tidak jauh disampingnya Aluna melihat ada seorang anak perempuan yang sedang ditemani oleh ibunya untuk bermain pasir di area pinggir pantai, sepertinya mereka sedang mencoba membuat istana pasir yang sering muncul didalam seri kartun pertelevisian.

Huh! Sepertinya sudah lama sekali ia dan bundanya bisa merasakan liburan bersama, mengingat kesibukan bundanya yang justru akhir-akhir ini bertambah padat.

“HEIII!!” kaget Aluna saat merasakan percikan air yang mengenai wajahnya. Ia menengok dan mendapati Bryan yang sudah tertawa melihat respon Aluna.

“Basah tau! Asin lagi..” omelnya, “Awas ya, aku bales nih.” Aluna mulai memercikan air laut ke arah Bryan, yang dengan sigap menghindar.

Perempuan itu berlari mengejar Bryan yang masih tertawa karena melihat kekesalan di wajah Aluna. Laki-laki itu sesekali menengok sambil memeletkan lidahnya bermaksud meledek pacarnya yang sedari tadi tidak berhasil membalasnya.

Mereka sudah tidak memperdulikan tatapan-tatapan dari pengunjung lain, yang melihat mereka dengan berbagai macam pandangan. Mulai dari iri karena perilaku kedua pasangan itu, sampai geleng-geleng kepala karena melihat mereka yang seperti anak kecil.

ALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang