6. Sehun

739 90 30
                                    

“sa” teriak si pria jangkung di tanam bermain itu sambil mengankat tangannya. Sehun duduk dengan nyaman di dekat pancura air yang sedikit deras, membuat cahaya matahari membiaskan sinarnya ke tetesan tetesan air dan menghasilkan warna warna yang indah terpisahkan membentuk pelangi kecil.

Di lihat dari jauh pun paras wajah oh sehun sangatlah tampan, cocok dengan pemandangannya bahkan paras wajah sehun membuat taman ini semakin bersinar. Wajah tampan dengan kulit seputih susu terlihat seperti tidak nyata.

Belum lagi senyumnya, senyuman sederhana yang dia pamerkan itu menghipnotismu. Bagaikan permen kapas yang manis, senyum oh sehun memang sungguh mempesona. Tidak ada lagi kata yang harus kugambarkan karna semua sia sia dan tidak akan cukup menggambarkan kesempurnaan oh sehun.

“Lisa” panggilnya kedua kali lantara sang gadis yang di panggilnya itu hanya diam membisu menatap sehun dari jauh. Dia diam beberapa detik sebelum berlalu linglung dan duduk bersebelahan dengan sehun.

“hahahaa, maaf kak” ucap lisa saat duduk di sebelah sehun. Lisa tersenyum kikuk. Padahal sudah sering bertemu dengan kaka tingkatnya itu tapi masih saja sering gugup.

“dingin gak?” kata kaka tingkatnya itu. Lisa hanya berdecak sebal dan tersenyum ke arah kaka tingkatnya itu.

Kelakuan kaka tingkatnya ini benar benar di luar akal pikiran. Dia mengajak lisa bertemu di luar ruangan jam 12 siang dengan trik matahari yang menyengat dan kemudian bertanya “dingin gak?” oh Tuhan. Bahkan suhu di hari ini sudah mencapai 32 drajat celcius.

Sehun menepuk nepuk kepala lisa dan mengacak rambutnya pelan. “karna hari ini gak dingin, jadi ayo kita makan aja” katanya sambil tersenyum.

“jadi kalo hari ini dingin kita gak makan?” tanya lisa.

“jangan dong, ntar kamu meninggal kalo gak makan” Sehun mengambil topinya di tas, setelah sedikit merapihkan topinya agar tidak kusut dia segera memakaikannya ke atas kepala lisa.

“Ih kok malah doain aku cepet meninggal sih?” kata lisa sambil cemberut. “omongan itu doa tau”

Sehun tertawa renyah melihat gadis di depannya ini merajuk “ayo ah, bawel kamu” sehun berdiri sambil menggandeng tangan si perempuan dengan lembut.

“ih nyebelin” meskipun begitu, sang gadis tetap mengekorinya dari belakang.

Setelah sampai di warung mie langganan, mereka duduk paling pojok.

Sehun sesekali bersenandung kecil membuat sanggadis diam menatapnya takjub.

“lis”

“lisa”

.

.

.

.

.

“Lisa?” permuda itu melambai lambaikan tangannya di hadapan Lisa yang terdiam dengan mata yang entah menerawang kemana.

“lisaa” tangannya terulur ke atas pundak perempuan di hadapannya dan mengguncang pelan tubuh sang gadis. 

“kok bengong”  badan sehun sengaja mendekat menjorok ke depan ke arah lisa menbuat Lisa gelagapan karnanya.

“hahahhaa. Mikirin apa sih neng?” lalu kembali duduk dengan nyaman. 

“eh enggak kok kak”  sambil menutup mukanya malu menahan salah tingkah yang di timbulkan oleh perhatian kecil sang pria.

Sehun hanya terkekeh melihat prilaku lisa “Ayo makan, ntar keburu lembek mie ayamnya”

Sehun hanya terkekeh melihat prilaku lisa “Ayo makan, ntar keburu lembek mie ayamnya”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lisa Sweet CanapéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang