📖Bagian_06

8.4K 1K 82
                                    

HAECHAN kembali ke apartemen Mark, ternyata jadwal keberangkatan bus menuju rumahnya sudah terlewatkan. Dia tidak mungkin melakukan perjalanan pulang dalam keadaan seperti ini. Sepertinya dia terjebak dan mau tidak mau harus menginap. Ia kembali membuka pintu apartemen pelan, saat dia masuk ternyata suasana apartemen sudah kosong mungkin karena Mark sudah tertidur di kamarnya.

"Hahh__untung saja. Aku akan tidur di sofa."

Haechan melepas mantel dan menaruh tasnya di atas meja, dia pergi ke arah kamar mandi terlebih dahulu untuk berkumur dan sekedar mencuci wajahnya yang sedikit lelah. Baru dia akan pergi untuk tidur, besok saja dia memberi tahu Mark kalau dia terjebak dan tidak bisa pulang.

Sofa di ruang tengah adalah pilihan Haechan, tidak apa. Setidaknya dia bisa beristirahat, dan sofa itu tidak terlalu buruk. Tentu saja sofa miliknya dan Mark sangat berbeda, maka dari itu Haechan merasa nyaman untuk membaringkan tubuhnya di sini.

"Selamat tidur Haechan." ucapnya pada diri sendiri.

Mark dengan cepat keluar dari kamarnya karena mencium aroma yang sangat sedap. Lagi. Matanya memicing karena melihat sosok seseorang yang sedang berkutat di dapur apartemen miliknya. Ia berjalan perlahan, tapi ada sesuatu yang sangat familiar, dia sangat mengenali rambut caramel itu. Mungkinkah?

"Haechan?" panggil Mark yang mendekat ke arah bar dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haechan?" panggil Mark yang mendekat ke arah bar dapur.

Haechan yang merasa terpanggil langsung menengok ke belakang. Ia hampir saja melempar pisau yang dipegangnya karena melihat penampilan Mark yang sekarang, wajah segar khas orang yang baru saja selesai mandi, rambut yang masih basah menjuntai ke bawah, dan yang membuat Haechan semakin melongo adalah Mark masih menggunakan bathrobe.

"Haechan? Kenapa datang pagi sekali?"

Haechan tidak menjawab, dia masih berfokus pada penampilan Mark, terutama dada bidang Mark yang sedikit mengintip dari balik bathrobe yang ia kenakan.

"Haechan? Haechan?" panggil Mark lagi.

Haechan langsung menggeleng ketika dirinya kembali dipanggil.

"Eh-ya kenapa hyung?"

"Aku bertanya kepadamu, kenapa kau datang pagi-pagi sekali."

"Ow__itu. Sebenarnya aku tidak pernah pulang hyung. Tadi malam aku menginap di sini, karena tidak mungkin aku pulang dalam keadaan bersalju. Bus yang harus aku naiki juga sudah lewat dari jadwal."

Mark mengangguk pelan.

"Lalu kau tidur dimana?"

"Di sana." tunjuknya pada sofa ruang tengah.

"Di sana? Kau yakin? Apa punggungmu tidak sakit? Kenapa kau tidak membangunkanku Haechan. Kau bisa tidur di kamar."

Haechan menggeleng.

[07] The Magic BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang