📖Bagian_11

8.4K 964 42
                                    

🚨🚨🚨

MATA mereka masih bertemu tatap satu sama lain. Menyelami masing-masing perasaan yang datang entah darimana. Dengan keberanian yang ada, Haechan bergerak lebih dulu memajukan wajahnya ke arah Mark.

Mark yang melihat itu sontak membuat dia menutup matanya pelan menunggu bibir plum itu menyentuh bibirnya. Namun gerakan Haechan terhenti karena masih adanya keraguan yang tertinggal. Karena tak kunjung merasakan sentuhan di bibirnya. Mark perlahan membuka mata.

Mark tersenyum pelan.

Tangannya menggenggam kedua tangan Haechan di depan dadanya, satu tangannya beralih ke belakang punggung Haechan merayap perlahan ke atas untuk memegang tengkuk Haechan dengan telapak tangannya.

Perlahan Mark tekan tengkuk itu agar Haechan membawahkan wajahnya.

Mark menggapai bibir plum itu, bibir yang selalu ia rindukan, begitupun dengan pemiliknya. Kali ini Mark memagutnya dengan perlahan dan menggunakan hati.

Lembut ia pagut bibir bagian bawah Haechan yang lebih tebal, sedot, hisap dan jilat secara bergantian membuat desahan kecil kini mengalun dari mulut Haechan yang sedang dimainkan oleh Mark.

Haechan meremat genggaman tangan Mark yang berada di antara tubuhnya dan Mark, semakin lama gerakan itu semakin dalam. Mark mulai menggigit kecil bibir itu mencoba untuk menggodanya, sementara Haechan hanya berani membalas dengan kecupan ringan sering kupu-kupu yang sedang terbang.

Mark memiringkan wajahnya mencari posisi yang pas agar ciuman semakin dalam ia lakukan, tangannya yang berbeda di belakang tengkuk Haechan semakin ia tekan pelan agar Haechan semakin menunduk tentunya.

Yang lebih tua berhasil melesakkan lidahnya ke dalam rongga mulut yang lebih muda, diabsennya deretan gigi Haechan di dalam dengan ujung lidahnya, dengan sesekali mengajak lidah yang lebih muda untuk bergulat dengan miliknya hingga tanpa sadar kini saliva sudah berkumpul di ujung lidah, bahkan ada yang sudah berhasil keluar dari celah ujung mulut Haechan dan Mark.

"A_ngghhmm."

BUKK___

Mark menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan memutar posisinya, kali ini dirinya yang berada di atas Haechan, tentu saja itu akan membuatnya lebih leluasa.

Kaki kanannya berada di tengah kaki kiri dan kanan Haechan nan tidak sampai menyentuh si kecil yang masih berbalut celana piyama. Tangan kanannya di tahan di samping kepalanya.

"E-uhmmm."

Pagutan diantara mereka belum terlepas.

Debaran itu semakin keras dan semakin jelas dirasakan oleh Haechan, perlahan kedua tangannya tiba-tiba sudah berada di atas kepalanya dan dikunci oleh Mark menggunakan sebelah tangannya.

Pagutan itu terlepas.

Lagi.

Mark kembali menatap netra Haechan yang kini masih berada di bawah dirinya.

"Cantik."

Satu kata dan itu berhasil membuat rona merah terlihat jelas di pipi tembamnya.

"Tolong jangan marah setelah apa yang akan hyung lakukan."

"Maksud hyung?" tanya Haechan bingung.

Ujung bibir Mark terangkat.

Dengan satu kali gerakan, koas oversize milik Haechan di angkatnya. Ia turun dari atas tubuh Haechan dan kepalanya ia masukkan ke dalam kaos Haechan yang diangkatnya.

[07] The Magic BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang