📖Bagian_02

9.5K 1.1K 98
                                    

SUARA alarm membangunkan Haechan dari tidurnya yang bisa dihitung beberapa jam. Ia menggeliat dan tangannya yang panjang menekan tombol off yang terdapat pada jam alarm yang digeletakannya di atas lantai. Rasanya masih mengantuk, tidurnya masih terasa sangat kurang. Haechan kembali menarik selimutnya, mengeratkannya kuat-kuat, hari ini terasa lebih dingin dari sebelumnya, membuat dia enggan untuk beranjak dari tempat tidur.

TINg__

TONg__

Suara bel rumahnya berbunyi.

Haechan masih malas. Walaupun Haechan mendengar suara bel itu, dia tidak ingin beranjak, biarkan saja. Dengan sendirinya orang itu pasti akan pergi dari depan rumahnya. Matanya benar-benar ingin terpejam lebih lama lagi. Haechan sungguh mengantuk.

TINg__

TONg__

Bel rumahnya kembali ditekan oleh seseorang.

"ARRGGGHHH!!! Siapa yang bertamu pagi-pagi! Bangsat!"

Matanya masih sangat mengantuk, dia masih ingin tidur. Tapi pada akhirnya Haechan menendang selimut yang dia gunakan, dan bangun dari tempat ternyamannya. Dengan hanya menggunakan celana pendek dan kaos panjang, dia berjalan ke arah pintu untuk membukanya, ia ingin mengumpati orang yang datang bertamu padanya pada pagi-pagi seperti ini.

BRAKK__

Haechan membuka pintu kasar.

"Ada apa!"

"Oh! Maaf tuan, paket anda."

Haechan mengerenyit.

"Paket? Aku tidak tidak pernah memesan sesuatu, ibuku juga tidak mengatakan akan mengirim apapun. Kau salah alamat, selamat pagi."

Haechan hendak menutup pintu.

"Tunggu tuan! Alamatnya memang ditujukan kemari. Tuan bisa melihatnya."

Haechan mengambil papan yang di atasnya dijepit sebuah kertas. Dia memperhatikan nama penerima dan alamat yang dituju, dan benar saja paket ini ditujukan padanya.

"Apa? Sepeda?" Haechan melirik ke arah belakang kurir yang mengantarkannya paket tersebut, dan kali ini kembali Haechan tercengang. Benar-benar sebuah sepeda. Dengan keadaan yang masih tidak percaya, Haechan menandatangani bukti penerimaan di kertas kurir yang masih dia pegang.

"Terimakasih tuan, apa kau tidak bekerja? Ini sudah sangat siang tuan."

Mendengar pertanyaan dari sang kurir, mata Haechan langsung melihat ke arah jam tangan yang digunakan oleh sang kurir, dan di sana sudah menunjukkan hampir pukul delapan. Dia akan terlambat.

"Oh shit!"

"Sial sial sial, aku terlambat! Pak Kim sialan, ini semua gara-gara dia. Jika saja aku tidak begadang untuk memperbaiki laporan itu, ahh__dia pasti akan memarahiku lagi."

Haechan berlari di lobi kantor dengan menenteng tasnya, rambutnya masih acak-acakan. Dia tidak sempat untuk merapikan rambutnya, bahkan sarapan pun tidak sempat.

"Tunggu!"

HAP__

BUK__

Haechan langsung melompat ketika pintu lift akan tertutup, dan tepat pada waktunya dia berhasil masuk, untung saja lift ini akan pergi ke lantai yang dia tuju. Di dalam sana, dia bersama seseorang yang Haechan tidak tau itu siapa. Tapi Haechan tidak memperdulikannya, dia lebih memilih untuk berkaca di pantulan dinding lift ingin merapikan beberapa rambutnya yang mencuat.

[07] The Magic BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang