ft. soobin and lia
cerita tentang Julia atau Lia yang terpaksa sebangku dengan pacar tod nya karena terjadi nya acak bangku secara dadakan.
Mulai dari situ, bukan hanya teman sebangku yang berubah, kehidupan persekolahan Lia pun berubah karena kehad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana berubah, canggung lebih dominan, sedangkan Lia jantungnya hampir terlepas sangking terkejut nya dengan ucapan Soobin yang sekarang duduk sambil memakan apel pemberian nya tadi.
Lelaki itu tak sakit dia hanya malas pergi ke sekolah karena baju nya belum kering. Menyesal? Tentu Lia amat menyesal, seharusnya dia tak datang ke sini dan tak membuat Soobin mengatakan hal yang harusnya di ucapkan nya.
Rintik gerimis mulai turun di luar, entah mengapa akhir akhir ini hujan apalagi kedua mata indah, sang gadis cantik sudah mati matian menahan air mata nya agar tak tumpah hanya karena ucapan menyebalkan yang keluar dari mulut lelaki menyebalkan.
"Jadi maksud lu kita berhenti? Putus gitu?" Tanya Lia lagi masih berusaha menahan air matanya.
"Iya kan udah gue jelasin tadi. Kita putus Lia, hubungan kita kan cuma main main." Ujar Soobin lagi. "Cepetan, lu mau gue antar pulang atau engga bentar lagi hujan."
Lia tertawa kecil. Main main katanya? Inilah mengapa sangat salah Jika menaruh perasaan kepada Soobin. Mereka baru saja berakhir tapi baru sekarang Lia merasakan jatuh lagi kepada Soobin. Lia menyesal mengenal lelaki ini.
"Ga gue pulang sendiri aja, lu besok jangan lupa sekolah banyak tugas." Tukas Lia kemudian menyampirkan tas nya ke bahu setelah itu berjalan keluar menuju pintu utama rumah Soobin.
Tangan Lia tertahan ketika hendak keluar. Jemari nya di gengam oleh jemarin Soobin yang lebih besar, lantas gadis itu menoleh ke lelaki jangkung itu.
"Kenapa?" Tanya nya.
"Lo nangis?"
Dengan segera Lia langsung melepaskan tautan tangan tadi membuat Soobin tersentak dan membiarkan Lia pergi tanpa pamit.
Di sana Lia berjalan mencoba menghubungi beberapa teman nya agar menjemput nya di sini, dia sudah habis akal di tambah lagi air matanya sudah tak bisa di tahan dan tumpah begitu saja, rintik hujan tadi juga lama lama tambah banyak dan amat deras membuat nya kedinginan.
"Ji, lu dimana?"
Salah satu orang yang akan menjadi tujuan Lia hari ini, dia udah ga tahan lagi, dia udah mau numpahin semua kesedihan nya, dia mau peluk Yeji sampai hatinya ga sakit lagi.
"Gue di rumah li, wait, EH LU NANGIS? SUARA LU SERAK"
"iya gue nangis Ji, lu bisa jemput gue ga? gue di rumah nya soobin nih, cepetan udah mau hujan?"
"WATDEPAK? LU NGAPAIN KE SANA ANJIR? Oke oke lu berteduh di mana dulu kek, gue sama heejin otw okee, jangan kemana mana, jangan main hujan juga?!"
"Iya cepetan ya."
Pip
Lia mematikan panggilan nya. Angin kencang kembali menusuk kulit putihnya, air matanya pun dengan mudah turun membasahi pipinya.
Gadis itu tau sekarang, jadi gini rasanya jatuh sekaligus patah?
c h a i r m a t e !¡
gadis dengan surai hitam itu hanya bisa mengusap punggung Lia sambil berkata sabar, sedangkan yang satu lagi cuma bisa menghela napas pelan seraya berpikir bagaimana cara memaharahi Soobin dengan benar dan sopan di sekolah nanti.
Terhitung sudah dua jam Lia menangis setelah Yeji dan Heejin menjemputnya di tengah derasnya hujan. Bahkan gadis itu belum sempat menceritakan kronologi kejadian Soobin dan dirinya putus sangking sibuknya menangis.
"Kak Lia jangan nangis lagi." Ujar jamjam adik bungsu Yeji yang ikutan mendiamkan lia. Yeji hanya tersenyum melihat adik nya.
"Jam tolong bang Hyunjin beli makan gih, kayaknya kak Lia laper nih makanya ga berhenti nangis." Ujar Yeji lembut, jamjam pun berlalu setelah mengangguk.
Kini Yeji dan Heejin saling tatap tatapan. Dua gadis itu bingung bagaimana cara mendiamkan Lia, mereka khawatir melihat teman nya itu. Padahal dulu Lia benci menjurus ke ogah sama Soobin tapi lihat waktu lelaki itu minta putus Lia malah nangis sampe hancur begini.
"Li jangan nangis mulu atuh, yuk cerita yuk kenapa bisa di putusin Soobin? Kalau lu kayak gini gimana gue mau takol pala si Soobin ntar?" Ujar Heejin.
Tak lama setelah itu Lia berhenti dari tangis nya, mengabaikan matanya yang sudah bengkak dan berbicara dengan lantang, "Besok gue mau nembak Soobin."
c h a i r m a t e !¡
Lia terdiam kaku saat sosok jangkung yang selama dua minggu hinggap di hatinya berjalan santai di koridor sambil menggandeng seorang cewe. Lebih parahnya lagi cewe tadi adalah cewe rese yang semalem menabrak Lia dan dengan tidak tau malunya malah marah marah ga jelas.
Jadi ini alasan Soobin ingin putus dengan nya? tapi Lia berpikir lagi, memang seharusnya mereka putus dari awal, Soobin benar toh ini cuma hubungan main main, mereka berpacaran juga karena permainan yang di mainkan oleh teman teman nya.
Gadis itu tertawa miris. Rasanya mata nya memanas ingin menangis lagi, mengapa Lia bodoh menaruh perasaan pada si tinggi nan sombong Soobin itu? Kenapa juga semalam dia inisiatif menjenguk Soobin dan berakhir putus di depan apel dan jeruk yang jadi buah tangan nya kemarin.
"Lia Lu ga jadi nembak Soobin?"
Lia terperanjat malu, jantung nya berdegup dengan sangat kencang. Mengapa Heejin berteriak ke arahnya saat jarak Soobin dan dirinya makin dekat?
Gadis itu bisa mencium parfume milik Soobin dan mendengar ucapan bodoh yang keluar dari mulutnya.
"Cie gamon."
anjing, batin Lia.
Sumpa hari ini semangat banget makanya ide lancar jaya, btw maapin ya kalau jelek huhu.