Cast: Namjoon Kim
NAMJOON dengan tergesa menekan serangkaian angka di ponselnya dan segera menekan tombol 'telpon'. Ia sedang menghubungi rekan terdekatnya, yakni Seokjin yang mungkin saja sesang santai di siang hari terik itu. Telepon tersambung dan tak butuh waktu lama untuk calon lawan bicaranya mengangkat panggilan itu.
"Ada apa?"
Namjoon yang terlalu cerdas itu dengan bangga mengatakan bahwa ia berhasil membuat mesin waktu dari komponen-komponen penting yang tak perlu kalian tahu, dan ia juga menceritakan percobaan pertama yang akan dilakukan oleh dirinya sendiri. Percobaan pertamanya ialah menjelajah waktu menuju lima tahun setelah tahun ini. Akhir dari percakapan mereka ialah, kala Seokjin menyerukan ucapan selamat tinggal.
Namjoon melangkahkan kakinya mengelilingi benda berbentuk tabung yang diletakkannya di meja. Benda itu berukuran sepanjang lengan orang dewasa dengan lebar kurang lebih selebar kotak tisu. Di permukaan nampak angka-angka yang menunjukkan tanggal, bulan dan tahun. Jika kau ingin menjelajahi waktu, putarlah tiap-tiap angka satu per satu sesuai dengan waktu yang kau mau.
Diputarnya tombol-tombol angka, menuju tanggal enam April tahun 2026, tepat lima tahun. Ia mendekap erat mesin waktu yang merupakan proyek yang ia buat selama hampir bertahun-tahun itu. Ini adalah hal terkeren yang pernah ia lakukan semasa hidupnya, karena itulah senyum terpasang di wajah.
Namjoon lenyap dari pandangan, angin besar tertiup efek dari hilangnya Namjoon saat itu. Vas yang berada di lemari terpental dan pecah, beberapa benda anti pecah ikut terlempar ke arah mana saja.
Seokjin menelponnya kemudian. Beberapa kali ia menghubungi, walau tak ada hasil, tak ada tanda bahwa panggilannya tersambung. Mengunjungi rumahnya pun sama, tidak ada satu pun jiwa, yang ada hanyalah pecahan vas, dan benda-benda yang terhambur ke segala ruangan. Seokjin memaklumi, perjalanan waktu Namjoon telah dimulai.
Sejak itulah Namjoon menghilang.
Lima tahun kemudian..
Seorang pria paruh baya berbadan kekar memarkirkan mobil tuanya di pekarangan, bahu kanannya diangkat guna menahan ponsel pintar yang ia gunakan untuk menelpon saat itu supaya benda pipih itu tak terjatuh, rokoknya yang ia jepit di antara kedua ujung bibir mengepulkan asap tipis sementara ia terus berbicara.
Langkah ia percepat ketika terdengar amarah dari ponselnya. Dengan gondok ia memutar kunci rumah.
"Diamlah, Angelie! Aku akan--"
Langkahnya terhenti, begitu pula suaranya yang dengan tiba-tiba tercekat, matanya menari-nari mengelilingi ruang tamu yang sebelumnya sangat ia percantik, kini berubah menjadi layaknya bangkai kapal Titanic. Kepingan perabot kecil yang ia beli berserak di mana-mana, radio tua peninggalan ayahnya tergeletak dengan posisi aneh di sudut ruang, hiasan burung hantu yang terbuat dari kayu pun sama. Sesuatu menghancurkan ruang tamunya. Sesuatu membuat ruang tamunya kian amis hingga ia merasa bahwa semua isi perutnya akan keluar.
Sesuatu yang hancur lebur tergeletak di tengah-tengah ruang, seakan seorang baru saja mencincangnya kasar lantas membuangnya tanpa malu di ruang tamu orang. Lautan darah menggenangi sekitar, pun jeroan basah nan lembek. Di samping daging cincang itu, benda aneh sepanjang lengan manusia dewasa dan selebar kotak tisu celentang di sampingnya. Tampak bilangan acak di permukaan benda tersebut. Dengan teliti ia melihat susunan bilangannya, 06-04-2026.
A/N
aku kalau update
selalu menyematkan promosi, salah
satunya di update-an kali ini.
kali ini aku bawa kumpulan
cerita mini.
baca ya, kalau berkenan hati XD
KAMU SEDANG MEMBACA
avada kedavra | k-idols
Fanfiction[kumcer; semi-baku] karena, di dalam terang pun, ada kegelapan. 2018