CAST: Yebin Kang
SAMBIL berbaring di sofa maroon panjang, Rena menggeser halaman demi halaman buku digital yang berisi cerita pendek bergenre romansa dari sebuah laman buku online gratis, tentunya Rena ditemani dengan sekantung keripik singkong pedas. Rena agaknya bersyukur dengan kehadiran laman buku gratis itu, karenanya, Rena dapat membaca beberapa buku karangan orang lain tanpa membayar, mungkin ini salah satu dari definisi tidak modal.
Dikala Rena hampir selesai membaca satu bab cerita pendek yang ia baca, Rina--adik Rena--keluar dari kamar hingga membuyarkan kefokusannya karena suara teriakan berisi pertanyaan yang memekakkan telinga, "KAK! Gue mau ke rumah Somi, lo gapapa 'kan sendirian?"
Anggukan dan gerakan mengusir adalah jawabannya. "Hus-hus, sana lo!"
Rina menggenggam kenop pintu, akan memutarnya, namun sebelum itu ia memastikan kakaknya akan baik-baik saja selama ia tidak ada, "serius, nih gapapa?"
Rena mendecak, merasa gregetan ia menjawab pertanyaan adiknya penuh penekanan, "gapapa, adikku sayang. Udah sana lo ah!"
Jawaban Rena yang penuh penekanan membuat Rina yakin untuk segera memutar kenop pintu dan keluar dari rumah. Dengan itu ia beranjak sambil mengatakan ucapan perpisahan sementara kepada kakaknya.
Kini, tinggalah Rena sendiri.
Bosan terus-terusan membaca cerita yang penuh gombalan cheesy, Rena segera keluar dari cerita yang baru saja ia baca itu, dan menuju ke bar pencarian. Di bar pencarian tersebut, Rena mengetik kalimat di sana, 'Short Horror Stories'.
Bar pencarian kini menghilang dan diganti dengan halaman yang berisi beragam cerita yang berkaitan dengan kalimat apa yang Rena tulis sebelumnya. Ia memilih satu per satu cerita dengan teliti, memeriksa sinopsis, bahkan jumlah chapter yang sudah dipublikasikan sang penulis. Alih-alih cerita horror, Rena malah tertarik dengan salah satu cerita pendek dengan sampul yang berisi seorang badut berambut keriting pelangi yang baginya terlalu biasa untuk ukuran cerita dengan views yang lumayan. Judulnya; Short Thriller Stories.
Okay, Rena akui ini bukan salah satu selera Rena, tapi rasa bosan benar-benar merenggut sebagian dari dirinya hingga dirinya dengan berani menekan tombol 'baca' pada cerita tersebut.
Bagian pertama terlalu membosankan, beberapa kalimat dipenuhi kata-kata yang disingkat. Kisah bagian pertama diawali dengan dua wanita yang merupakan rekan kerja di kantornya. Ketika wanita A mengundang wanita B untuk minum-minum di rumahnya, dan mungkin kalian tahu kelanjutannya, barulah bagian yang Rena tidak tunggu muncul,
'Matanya terbelalak begitu melihat pisauku dengan cepat meluncur ke arah matanya, aku mengabaikan keterkejutannya dan beralih memutar dan mengeluarkan paksa bola matanya yang ternyata sulit untuk melakukannya, alhasil matanya hanya tergantung ditahan saraf yang menempel. Aku memotong saraf itu, dan memakan mentah-mentah bola matanya, bau amis dan cairan lengket menyeruak di dalam mulutku, rasanya seperti kau memakan balon karet berisi air, cukup nikmat juga.
Aku beralih ke lengan panjangnya, menatap dalam kulit yang mulus dan halus itu. Ini membuatku iri, maka aku harus mengukir sesuatu yang memperindah kulitnya ini, membuat ukiran nama kami berdua mungkin?
Aku sudah menyantap kedua bola matanya, mengukir nama kami berdua di lengan halusnya, apa yang kurang? Ah, benar!
Aku menggulung rambut hitam nan tebal, rambut yang menjadi daya tarik begitu aku melihatnya, aku membenturkan kepalanya ke dinding kamarku yang berwarna merah.
Ia terus-terusan menjerit, memohon ampun kepadaku, aku sedikit heran. Ini kan menyenangkan, mengapa ia terus merengek layaknya bayi meminta susu? --'
Rena keluar dari laman itu dan segera menonaktifkan ponselnya, ia bergidik begitu selesai membaca cerpen tersebut. Perasaan ngilu menjalar ke seluruh indra tubuh, sementara mulutnya bergumam, "ngeri banget gue."
Hening menyerbu, sementara Rena tak kunjung menyalakan kembali ponselnya.
"Itu belum seberapa dibanding kematianku."
Oow.
penjelasan : si rena kan ditinggal sama rina tuh sendirian di rumah. nah, pas selesai baca ceritanya, dia malah denger suara, pdhl gada yg ngomong.
dan ingat, rena itu MASIH HIDUP
KAMU SEDANG MEMBACA
avada kedavra | k-idols
Fanfiction[kumcer; semi-baku] karena, di dalam terang pun, ada kegelapan. 2018