nightmare

265 52 0
                                    

cast : yireon wang

__

YIREON tak pernah habis pikir, akhir-akhir ini ia didatangi mimpi-mimpi yang menurutnya begitu buruk.

Mimpi pertama ialah, mimpi di mana ia jatuh tenggelam ke dalam lautan yang sepi, dan gelap. Ia begitu ketakutan, bahkan rasa takutnya begitu terasa walau ia sudah sadar dari tidurnya.

Mimpi kedua, ialah mimpi berada di gurun yang sepi, sendiri tanpa suara, membuat detak jantung Yireon demikian cepat, hingga ingin mati rasanya.

Malam ini ia berusaha untuk tak tidur, walau matanya terasa sangat sakit dan sedikit berair. Ia tak ingin kembali ke dalam mimpi buruk yang membawanya ke tempat sepi dan tenang, namun malah menyakiti.

Tanpa sadar, Yireon tak lagi bisa menahan kantuk, dan kembali ke dalam mimpi buruknya.

Tapi bukan mimpi buruk yang membawa ke dalam tempat sepi, dewa mimpi kali ini mengajaknya ke rumah kumuh seseorang, dengan abu dan puntung rokok di mana-mana, debu bercampur dengan bemda padat yang sedikit jumlahnya, jangan lupakan lampu remang-remang yang menambah kesan seram.

Ia tidak sendiri, mimpi kali ini tak seperti biasa, di rumah ini ia bertemu seorang pria dewasa, yang ia yakini adalah seorang ayahnya, Yireon pernah melihat wajahnya di foto yang masih disimpan ibunya di album mereka.

"Aku yakin kau akan datang ke sini."

Yireon hanya diam tak berkutik ketika pria itu mebghampirinya dengan langkah terseok-seok, ketika Yireon melihat kakinya, seketika itu juga ia merasakan nyeri di seluruh tubuhnya.

Kaki kanan yang dimiliki ayahnya itu memiliki luka yang cukup parah.

"A-apa maksudmu?"

Pria itu menyeringai, merenggut halus rambut Yireon yang terurai dan jatuh lembut di pundaknya, ia berkata, "menurutmu, siapa yang paling menyedihkan di dunia ini?"

Yireon tak kuasa menhawab pertanyaan aneh si pria tua, ia berusaha mungkin menahan tangisannya, seumur hidup tak satu pun pria memperlakukannya kasar seperti ini.

"Kau."

Ayahnya terperangah kala mendengar jawaban yang dilontarkan Yireon, tanpa pikir panjang ia merenggut kasar rambut Yireon, membuat sang empu meringis sakit.

"Kau salah, jalang bodoh!"

Ia menghempaskan tangannya, berbalik membelakangi Yireon. Di sudut kanan rumah, ia melihat rak yang di atasnya terdapat vas usang, ayah Yireon menggapai benda itu dan melemparnya ke arah Yireon, yang tak bisa menghindar dari serangan tiba-tiba itu.

Yireon dapat merasakan, hangatnya darah yang mengucur di beberapa titik di wajahnya, ia tak lagi memedulikan wajahnya yang mungkin saja akan rusak, yang ia pedulikan hanyalah bagaimana keluar dari mimpi ini.

Dengan gila ayah Yireon menghampirinya lagi untuk yang kedua kalinya, dan mengambil salah satu pecahan vas terbesar yang tergeletak di sana, kakinya yang tanpa alas menginjak pecahan vas lainnya tanpa takut.

"Yang menyedihkan, adalah dirimu sendiri! Kau bukan bagian dari rancanaku! Mati saja kau anak haram!"

Yireon berdiri gemetar, ketakutan menghinggapinya, perasaan bahwa ajal akan datang menjemput hadir di dalam pikirannya.

"AYAH!"

■■

Ibu Yireon masuk ke dalam kamar anak tunggalnya, beliau merasa aneh karena Yireon tak kunjung bangun walau jam sudah menunjukkan hampir jam tujuh pagi.

Ketika ia membuka pintu, ia sedikit aneh melihat selembar selimut lebar membungkus kasur dan menutupi tubuh anaknya dari kepala hingva ujung kaki dengan rapih. Ia membuka selimut itu, dan seumur hidupnya, ia menyesal telah menghiraukan gigauan putrinya.

Putrinya tergeletak tiada nyawa, wajahnya dipenuhi pecahan kaca kecil, dan darah kering. Di hulu hati, terdapat bekas tusukan yang dalam, dan di dadanya tertancap sebuah pecahan vas yang besar.

Author's note

Hai! Udah lama nih ga update. Oiya, kalian bisa kali ya mampir di flashfic aku, judulnya 'Ulang Tahun'. Hehe, yang mo krisar boleh bgt, soalnya sekarang aku mau nulis yang 'agak' serius. HAHA

avada kedavra | k-idolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang