when i was 13

5.8K 994 57
                                    

SAPAAN yang paling kubenci adalah sapaan ceria dari teman sejatiku yang terus ia katakan setiap hari; "hai, Luda!"

Bukan, aku tidak membencinya, atau merasa iri sehingga tak ingin membalas sapaannya, aku hanya... tidak menyukainya. Sayangnya, ia temanku, aku harus mencoba ramah padanya, walau terkesan sedikit dingin, "hm."

"Main, yuk! Sudah lama kita tidak main!" Ia mengajak, sementara aku berdecih menanggapi ajakannya. Kuharap ia tak merasa tersinggung dengan decihanku itu.

Helaan nafas terdengar, "ayo, main! Kamu sekarang sombong sekali," tuturnya sementara jemari tangan kanannya menyingkirkan rambut poniku yang mulai tumbuh panjang, lantas ia menyentuh pipi saat rambut poni itu tak lagi menghalangi. Perbuatannya ini membuatku dengan enggan menghadapnya.

Dan sesuatu yang paling kuhindari, akhirnya nampak. Wajah teman sejatiku dengan goresan dalam di pelipisnya, dari puncak kepala, terdapat lautan darah yang terus saja menggenangi wajahnya dan menetes sedikit demi sedikit. Puncak kepala itu terbelah secara vertikal, disebabkan oleb tajamnya kapak yang disimpan di dalam gudang.

Aku tertawa.

Itu pengalamanku yang paling menyenangkan.

Dan pengalaman itu terjadi saat aku baru berumur tiga belas tahun.

-

A/N

penjelasan: orang yang nyapa luda
adalah temen luda yang udah mati
karena dibunuh luda di usia 13th

avada kedavra | k-idolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang