-
-
-
-
Sesampainya di Privet Drive no. 4 Harry mendapat dampratan dari Paman Vernon dan celaan dari Bibi Petunia karena membawa seorang gadis yang tidak jelas.
"Baiklah, Paman, Bibi, aku akan membawanya ke pos keamanan. Lagipula aku juga hanya melegakan perasaan seorang anak kecil," ucap Harry sambil menggertakan giginya.
Tunggu, tadi barusan Harry mengucapkan anak kecil? Telinganya tidak salah dengarkan? Bisa-bisanya Harry menyebutnya anak kecil, disaat Harry seumuranku dia sudah melawan Professor Quirell yang dikontrol oleh Voldemort. Seharusnya Harry juga memberikan toleransi nya.
Harry hendak menarik Ifa keluar namun segera ditepis tangannya.
"Tunggu, Paman dan Bibi. Aku bisa bantu di rumah ini," saat ini Ifa harus bisa tinggal di Privet Drive no. 4
"I can cleaning, brooming. But don't washing," kata Ifa cepat.
Setelah perdebatan hebat akhirnya Ifa dapat tinggal di kamar lama Harry. Entah itu bisa disebut kamar atau tidak karena itu hanyalah kolong bawah tangga. Dan selama tinggal di situ Ifa harus membantu pekerjaan rumah.
"Uh, ya Tuhan. Tempat ini sungguh kotor dan berdebu," kata Ifa sambil menepuk debu yang menempel di bahu.
"Aku tidak tahu apa yang kau katakan, tapi jika kau protes tidak usah tinggal! Dasar gadis aneh!" Bentak bibi Petunia.
Ifa hanya tersenyum simpul mendengar bentakan dan umpatan yang dia sendiri kurang tahu artinya.
***
Harry berjalan gelisah di kamarnya. Bagaimana jika seorang anak kecil seperti Ifa bisa tahan di kolong tangga yang sempit itu. Jika Harry dulu mungkin bisa tahan karena sejak kecil dia tidur di situ.
Karena tidak tahan akhirnya Harry turun untuk memeriksa keadaan Ifa. Saat turun tangga Harry berupaya sepelan mungkin agar tidak meruntuhi Ifa dibawahnya dengan ribuan debu.
Namun pemandangan yang ditemuinya saat membuka pintu berbeda dari banyangannya.
Di luar sebelah pintu terdapat tumpukan debu halus membuat Harry yang tidak menyadarinya terbatuk.
"What are you doing?!" Pekik Ifa yang mulai membersihkan kembali debu yang berserakan menggunakan sapu tangan diwajahnya.
Harry melihat bagian dalam ruangan kecil tersebut hanya mampu terpana dengan keajaiban yang terjadi.
Bagian atas ditutupi kain lebar yang entah didapat darimana. Sudut-sudut ruangan tersebut bersih bebas dari cawang ataupun jaring laba-laba. Lantainya terlihat bersih ditutupi tikar lama yang lapuk. Futon dan selimut tipis tergulung rapi di pojokan. Ransel berwarna baby blue diletakkan di atas sepatu kets berwarna hitam-biru milik Ifa.
Perubahan apakah ini? Harry kemudian masuk. Meskipun harus menunduk karena sempit, namun ini terasa lebih luas daripada empat tahun yang lalu. Bahkan saat ini Harry dapat duduk bersila berhadapan dengan Ifa di kolong sempit tersebut.
"Kenapa?" Tanya Ifa.
"Wow! Bagaimana bisa? Sungguh bagaimana kau melakukannya?" Puji Harry dengan tatapan masih terpana.
Ifa yang mendengar ucapan penuh nada apresiasi berdiri dan menundukkan badan anggun dengan tangan di letakkan di dada dan belakang punggung dan tersenyum penuh kebanggaan.
"Bagaimana bisa seorang anak kecil seperti mu membuat hal seperti ini," kata Harry lagi.
Mendengar kata 'anak kecil' Ifa kembali merengut dan hanya diam seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemana Mimpi Membawaku? [Harry Potter Fanfiction]
FanfictionA Hᴀʀʀʏ Pᴏᴛᴛᴇʀ Fᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ Dia adalah seorang anak perempuan berusia 10 tahun baru masuk tahun ajaran baru kelas 5 SD di sebuah sekolah negeri di Indonesia. Sejak kelas 4 SD dia sangat menyukai kisah Harry Potter berawal dari buku Harry Potter and th...