Semua tamu undangan sudah hadir di acara itu, beserta seorang penghulu yang bertugas untuk menikahkan kedua mempelai, untuk menggantikan wali dari pihak keluarga.
"Bagaimana pak, sudah bisa kita mulai?" tanya seorang laki-laki paruh bayah, yang pada hari ini berperan sebagai seorang penghulu.
"Sebentar yah pak."
"Saya tidak bisa lama-lama pak."
"Mas, ayo! Kita mulai ijab kabulnya. Penghulunya ga bisa lama-lama mas," ujar seorang wanita yang mengenakan baju kebaya berwarna putih, dengan potongan sederhana tanpa hiasan payet yang terlalu mencolok. Sehingga membuat wanita itu terlihat menawan dengan bantuan aksesoris rambut berupa mahkota, dan untaian melati atau sering disebut sebagai ronce melati, adalah sebuah hiasan yang khas dari pengantin perempuan adat Sunda.
"Tapi Sandra belum datang."
"Jadi kamu mau pernikahan kita batal."
"Bukan begitu, tapi ... aku mau nunggu Sandra dulu Tin."
"Kamu dengar sendirikan, penghulunya ga bisa lama-lama mas!" ucap wanita itu sambil menunjukkan ekspresi wajah yang tampak kesal, kepada laki-laki yang duduk di sebelahnya.
"Yaudah, kita mulai sekarang." Akhirnya laki-laki itu pasrah.
_______________________________________
Sesampainya Pangeran Dave di istana negeri dongeng GREATELAND, ia langsung menghampiri sang ratu yang sudah terlihat lemas. "Ibu! Apa kau baik-baik saja?"
"Ibu baik-baik saja, apakah ibu boleh minta tolong?"
"Tentu boleh," jawab Pangeran Dave sambil tersenyum.
"Tolong selamatkan negeri dongeng ini, jangan biarkan raja Aiden mengambil alih negeri dongeng ini," ucap sang ratu dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Pasti! Aku tidak akan membiarkan iblis itu mengambil alih negeri dongeng ini"—Pangeran Dave berjalan menghampiri raja Aiden, di tengah-tengah peperangan—"tidak semua yang kau inginkan bisa kau miliki"
Tiba-tiba suasana menjadi hening, peperangan itu terhenti begitu saja, dan semua mata tertuju kepada Pangeran Dave. Pedang angin legendaris terpampang jelas di hadapan semua orang, dan itu membuat semua orang merasa sedang diteror. Tidak! Bukan semua orang, hanya para pasukan Fairyland of Fire saja. Karena pemilik pedang angin legendaris itu adalah Pangeran Dave, orang yang tidak segan-segan memenggal kepala siapapun yang mengusik dirinya atau orang-orang yang ada di sekitarnya, orang yang tidak mengenal kata ampun meskipun sang musuh memohon pengampunan kepadanya. Sang ksatria yang mampu membuat musuhnya bergetar ketakutan, dan bersembunyi darinya.
Ia menatap raja Aiden dengan matanya yang berapi-api. "Kau tidak akan bisa pergi dari sini dengan keadaan hidup-hidup"
"Benarkah! Aku sungguh takut sekali, kita lihat saja nanti," ucap raja Aiden dengan nada bicaranya yang seakan-akan menantang Pangeran Dave, padahal nyatanya ia sedang gemetar ketakutan. Tetapi, ia tidak bisa lari untuk bersembunyi ketika para pasukan Fairyland of Fire menyaksikan semua itu.
Pangeran Dave bersiap di posisinya, begitu juga raja Aiden. Kemudian mereka pun mulai bertarung. Dengan ayunan tangannya yang gesit, Pangeran Dave mengarahkan pedangnya ke arah raja Aiden, tetapi raja Aiden segera menangkis pedang Pangeran Dave dengan pedang apinya.
"Kau tidak akan bisa menang!" lirih Pangeran Dave sambil menatap tajam ke arah raja Aiden. Sekarang ia terlihat seperti singa yang sedang mengejar mangsanya, singa yang haus akan darah, dan merasa ingin mencabik-cabik mangsanya.
Mereka bertarung sampai titik darah penghabisan. Hingga tiba saatnya sang singa menangkap mangsanya. Pangeran Dave berhasil menjatuhkan pedang api raja Aiden, kemudian ia langsung mengarahkan ujung pedangnya tepat di leher raja Aiden. "Sudah kubilang! Kau tidak akan bisa pergi dari sini dengan keadaan hidup-hidup"
![](https://img.wattpad.com/cover/223865078-288-k884485.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOYFRIEND IS A FAIRYTALE PRINCE💕 [Tahap Revisi]
خيال (فانتازيا)Mamanya adalah pecinta dongeng, sedangkan anaknya adalah pembenci dongeng. Mamanya percaya akan khayalan, sedangkan anaknya percaya pada kenyataan. "Bagaimana mungkin aku tidak membenci dongeng? Ketika mamaku adalah seseorang yang 'MANIAK' dengan do...