Yuri yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkapnya semalam, ia langsung disambut oleh Myungsoo yang menunggunya di ruang tengah kamar hotel itu.
Dengan sedikit gugup, ia pun menghampiri Myungsoo dan duduk di sofa yang ada di seberang pria itu. Di sisi lain, pria itu sebenarnya sama gugupnya dengan Yuri dan ia tidak tahu bagaimana harus membuka percakapan dengannya.
"Yuri, aku.."
"Tidak apa-apa. Mari kita anggap tidak ada yang terjadi semalam.", potong Yuri cepat sebelum Myungsoo menyelesaikan kalimatnya.
"Apa?"
"Kita sudah dewasa. Kesalahan seperti itu bukan hal yang besar. Jadi, mari kita lupakan saja dan aku harap kau tidak mengungkit apapun tentang yang kau ketahui saat ini. Rohee sangat berharga untukku.", lanjut Yuri membuat Myungsoo kembali bungkam dan tidak tahu harus membalas wanita itu bagaimana.
"Ayo, kita akan ketinggalan pesawat jika terlalu lama disini.", Yuri berjalan keluar lebih dulu dan kembali ke kamarnya sendiri untuk mengambil tasnya yang masih berada disana.
Sementara Myungsoo begitu tercengang dengan sikap acuh yang ditunjukkan Yuri padanya barusan.
"Melupakannya? Kesalahan? Woah, sungguh tidak dapat dipercaya wanita itu.", gumam Myungsoo lalu ia pun meraih kopernya dan segera menariknya keluar dari kamarnya untuk segera menuju ke bandara karena penerbangan mereka akan dilakukan dalam dua puluh menit lagi.
Bahkan sampai keduanya sudah berada di dalam pesawat, Yuri memilih untuk diam dan memasang penutup telinganya, bersiap untuk tidur. Sikapnya menunjukkan kalau ia sama sekali tidak ingin membuka pembicaraan lagi dengan pria yang duduk di sebelahnya itu.
Melihat sikap Yuri, Myungsoo hanya mendengus sebal lalu melakukan hal yang sama dengannya.
~
Beberapa waktu berada di atas udara, akhirnya pesawat mereka mendarat di bandara Gimpo. Yuri pun pulang lebih dulu dan memilih untuk menggunakan taksi daripada menerima tawaran Myungsoo yang akan mengantarnya.
"Apa ini? Dia bilang lupakan apa yang terjadi, tapi sikapnya menunjukkan hal yang sebaliknya.", gumam Myungsoo lalu ia menarik kopernya keluar dari bandara dan melihat Yuri yang sudah duduk manis di dalam taksi.
"Hati-hati jalan. Kau boleh libur selama dua hari.", ucap Myungsoo yang dibalas dengan anggukan singkat oleh Yuri sebelum taksi yang ditumpanginya mulai bergerak.
Di dalam taksi, ia memilih menatap ke luar jendela untuk menenangkan pikirannya saat ini. Pikirannya melayang pada gadis kecil yang pasti sudah menunggunya pulang sekarang. Putri kecilnya yang malang, Kwon Rohee.
2 years ago...
Yuri yang baru saja dipecat dari pekerjaannya sore itu merasa benar-benar frustasi dan berjalan pulang ke rumahnya dengan perasaan kecewa yang teramat sangat.
"Sebaiknya aku mati saja.", gumamnya pelan dengan langkah kakinya yang semakin melambat hingga akhirnya berhenti lalu ia berteriak dengan sangat keras untuk menumpahkan segala rasa kesalnya.
Beberapa orang yang melintas melihat ke arahnya seperti baru saja melihat orang aneh dan mereka semua berpikir kalau Yuri pasti mabuk saat ini.
"Hahh, apa yang harus kulakukan sekarang?", keluh Yuri sambil berjongkok dan menyandarkan tubuhnya pada dinding. Kedua tangannya memijat kepalanya yang terasa sangat pusing.
Semua fasilitas kantornya akan diambil karena ia dipecat, artinya rumah yang ditempatinya harus segera dikosongkan.
Pulang ke rumah orangtuanya? Itu sedikit tidak mungkin karena jaraknya sangat jauh dari kota. Teman-temannya? Dia tidak begitu dekat dengan orang-orang dari sekolahnya ataupun tempat kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry Blossom Love (Completed)
Fiksi Penggemar(Special Spring) Musim semi adalah sebuah musim dimana bunga bermekaran dengan indahnya. Sebuah musim yang spesial dimana cinta diantara kedua insan itu juga ikut bersemi di tengah situasi pelik mereka.