Saat ada pertemuan
Maka bersiaplah untuk perpisahan
- ArunikaArunika tidak menyangka, inilah saatnya ia akan menjadi seorang istri Derana Kala Dirgantara, laki laki penuh misteri yang ia baru kenal. Arunika terlihat cantik dengan gaun pengantin berwarna pastel dengan sedikit riasan di wajahnya. Pernikahannya hanya di hadiri keluarga terdekat saja, mengingat keduanya tidak memungkinkan untuk mempublikasikan pernikahan. Tidak ada resepsi, hanya ijab qabul dan acara kecil kecilan bersama keluarga yang datang. Pernikahan itu dilaksanakan di rumah Kala sendiri.
Semua keluarga terdekat sudah berkumpul. Dan inilah saatnya, Arunika datang ke tempat akad dengan dibantu oleh mama Kala dan adik kandung ibunya. Arunika melihat Kala yang sudah rapi dan duduk menunggu kedatangannya. Suasana semakin canggung ketika Arunika sudah duduk di samping Kala. Sebentar lagi, Arunika akan sah menjadi seorang istri.
"saya terima nikahnya Arunika Swastamita Nirmala dengan maskawin tersebut di bayar tunai", Kala melafalkannya dengan lantang dan satu kali hembusan nafas.
Semua tamu undangan serentah mengucapkan kata 'sah', itu tandanya Arunika dan Kala sudah menjadi sepasang suami istri sekarang.
"ternyata begini rasanya menikah", batin Arunika. Rasanya campur aduk, di sisi lain Arunika terharu namun juga takut dengan pilihannya ini. Arunika berharap, ini bisa menjadi yang terakhir, tanpa ada perpisahan, kecuali dipisahlan oleh maut.
Keduanya saling menukar cincin. Arunika mencium tangan Kala, sebaliknya Kala mencium kening istrinya. Rasanya sangat aneh, bagaimana tidak, mereka masih sangat muda dan harus menikah karena perjodohan.
Setelah akad nikah, acara dilanjutkan dengan acara kecil kecilan untuk saling kenal mengenal antara kedua keluarga. Namun, Kala lebih memilih pergi dari kerumunan menuju kamar. Kala lebih baik beristirahat sejenak sebelum kembali ke Apartemen.
"permisi", ujar seseorang dari luar kamar Kala.
"masuk" Kala kaget ketika melihat itu adalah Arunika, istrinya.
"iya, kenapa?", tanya Kala to the point, tanpa basa basi.
"oh iya, malam ini kita langsung pindah ke Apartemen, jadi lo beresin barang lo sehabis acara", lanjut Kala.
"kalau begitu, aku bantu kemas barang kamu dulu". Arunika masuk dan berjalan menuju lemari baju Kala. Ia memgambil koper dan mulai mengemasi pakaian milik Kala. Sedangkan Kala hanya memperhatikan Arunika dari jauh. Ia membiarkan Arunika mengemasi barang-barangnya, tanpa menolak sedikitpun.
"kalau emang capek, jangan dipaksain", ujar Kala melihat Arunika yang mulai lelah mengemasi barang-barang Kala yang begitu banyak, bahkan ia masih mengenakan gaun pengantin yang kelihatannya begitu berat. Perlahan namun pasti, Kala mendekati Arunika dan menahan tangan gadis itu saat ingin mengemasi kotak kecil yang dibungkus rapi.
"lo mandi aja sana", Perintah Kala.
"ini naggung, Kala", tolak Arunika. Ia memilih melanjutkan mengemas barang Kala, namun Kala tetap menghentikannya. Kala menyuruh Arunika mandi dan segera kembali ke bawah, dimana keluarga mereka sedang berkumpul.
"istri gak boleh bantah suami", ujar Kala pada Arunika.
Arunika beranjak lebih mendekat pada Kala.
"tapi ini adalah kewajiban seorang istri", Arunika tersenyum manis.pad laki laki yang sudah berstatus sebagai suaminya itu. Ia kembali lanjut mengemasi barang-barang Kala dan Kala membiarkannya untuk mengemasi barang-barangnya, namun tidak dengan kotak kecil yang terbungkus rapi itu, ia sudah memindahkannya sendiri.
Terdengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi, Arunika menumggu Kala yang sedang mandi sambil mengamati kamar Kala yang seperti kamar cowok biasanya, berantakan. Matanya beralih pada sebuah kotak musik mini yang terletak di nakas Kala. Kotak musik itu tampak sedikit berdebu, mungkin karena Kala tidak membersihkannya atau bahkan tidak pernah memainkannya.
"taruh!". Kala keluar dari kamar mandi dan mendapati Arunika sedang memainkan kotak musik milik Kala, sontak Kala marah karena Arunika sembarangan menyentuh barang-barang miliknya.
"maaf", Arunika menunduk karena tahu dirinya salah, tidak sehatusnya ia lancangbl dengan semua barang mipik Kala.
"aku cima mau perbaiki kotak musiknya, sayang kalau tidak diperbaiki, masih terlihat baru", lanjut Arunika.
"jangan di ulangi, jangan sembarangan pegang barang orang", putus Kala.
Kala memyuruh Arunika segera mandi dan ia akan berganti pakaian. Arunika menuruti perkataan Kala dan segera mandi. Saat Arunika sudah memasuki kamar mandi, ia memgambil kotak musik yang tiga tahun terakhir ini tak.pernah ia sentuh, kotak musik yang masih terlihat baru.
"udah lama juga ya", ujar Kala pelan sebelum meletakkan kembali kotak musik itu pada tempatnya, Kala berniat meningggalkan kotak musik ini di rumah dan tidak membawanya ke Apartemen. Kala bergegas berganti pakaian sebelum Arunika keluar dari kamar mandi.
"astaga", sontak Kala.kaget saat berbalik badan karena melihat Arunika yang hanya mengenakan handuk piyama saat keluar kamar mandi. Sama terkejutnya dengan Kala, ia berlari kembali menuju kamar mandi. Arunika lupa, jika ini bukanlah kamarnya, jadi ia tidak bisa seenaknya saja.
"maaf, aku lupa kalau ini bukan kamar aku", teriak Arunika dari dalam kamar mandi. Sekarang ia harus minta tolong pada siapa untuk memgambilkan baju ganti miliknya di kamar tamu. Tadi saja dengan susah payah ia membuka sendiri resleting gaun pengantin yang lumayan berat itu. Jika Arunika minta tolong pada Kala, takutnya Kala tidak mau, namun karena terpaksa ia akhirnya meminta pertolongan pada Kala.
"Kala boleh minta tolong ambilin baju aku di ruang tamu", ujar Arunika samar-samar, namun masih bisa terdengar oleh Kala. Tidak ada sahutan dari Kala. Sekarang Arunika bingung harus bagaimana, tidak mungkin ia keluar kamar dengan handuk piyama yang dipinjamkan oleh Kala, namun tidak mungkin juga kembali mengenakan gaun pengantin. Ia akhirnya memilih diam sejenak di dalam kamar mandi.
"bajunya udah di pintu", ujar Kala dari luar. Benar saja ia menggantung baju Arunika di depan gagang pintu kamar mandi, sedangkan Kala sudah berlalu pergi. Ia menunggu Arunika untuk turun ke bawah bersama, tidak mungkin ia turun tanpa Arunika, apa yang akan dikatakan keluarga mereka nanti.
Arunika keluar dari kamar mandi dengan baju yang tadi dibawakan oleh Kala. Kala terpeson melihat kecantikan gadis yang berada tepat dihadapannya ini. Arunika memgenakan dress dengan rambut yang masih berantakan, alias belum di sisir.
"maaf, nunggu lama", Arunika mengajak Kala untuk segera turun, nmun Kala segera menghentikanya. Kala menarik tangan Arunika sehingga ikut duduk di samping Kala. Tangan Kala beralih mengambil sisir di mejanya dan dengan telaten menyisiri rambut Arunika yang berwarna hitam dan lumayan panjang.
"lo mau turun dengan rambut yang berantakan kayak gini yang ada gue disangka udah KDRT sama lo" ujar Kala di sela sela menyisir rambut Arunika. Tanpa disadari senyum Arunika mengembng dengan sendirinya melihat perlakuan Kala padanya, sangat manis.
Ia hanya merapikan rambut Arunika dan kembali membiarkannya terurai bebas.
"ayok turun", ajak Kala.
Kala berjalan meninggalkan Arunika dan di susul dengan Arunika yang mengikutinya dari belakang.
"ternyata Kala begitu mani", batin Arunika.
Namun, disetiap pertemuan akan ada perpisahan dan Arunika tidak ingin itu terjadi padanya kembali, cukup orang tuanya yang pergi begitu cepat meninggalkannya.
----
Happy Reading
Jangan lupa tinggalkan jejakKamis, 7/03/21
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent
Teen FictionWarna warna bercahaya yang tampaknya berubah saat dilihat dari sudut berbeda, begitulah Kala di mata Arunika. Arunika Swastamita Nirmala, nama yang begitu indah dan cantik sama seperti orangnya, hanya saja nasibnya yang tidak seindah dan secantik na...