Happy Reading
.
.
.Hari ini Anira meminta Kala untuk menjemput Arunika di sekolah. Kebetulan sekolah kedunya bersebelahan sehingga Kala bisa menjemput gadis itu dengan mudah. Jangan lupakan Kala juga sudah punya kekasih yang ternyata satu sekolah dengan Arunika. Rabella Nayanika, orang yang mengisi hati Kala 1 tahun ini. Bella sudah tahu jika Kala dijodohkam dan sebentar lagi akan menikah, namun Bella masih ingin mempertahankan hubungannya dengan Kala. Egois memang, namun Bella sangat menyayangi Kala dan ia tahu Kala juga menyayanginya. Bella yakin, Kala menerima perjodohan ini pasti dengan maksud tertentu.
"Kala", Bella terkejut melihat Kala yang sudah berada di depan gerbang sekolahnya, tidak biasanya Kala akan menjemput Bella jika Bella tidak memintanya. Di saat bersamaan muncul Arunika yang turut memanggil Kala.
"Kala", panggil Arunika dari kejauhan, ia sudah tahu bahwa ia akan di jemput Kala, karena Anira sudah memberitahunya lewat chat. Sontak Bella juga menoleh ke belakang, betapa terkejutnya Bella saat tahu yang memanggil Kala adalah Arunika. Bella memang kenal dengan Arunika, gadis yang di kagumi para kaum laki laki di SMA Airlangga, gadis yang selalu menjadi saingan Bella.
Arunika mulai mendekat dan menghampiri Kala yang masih diam di tempatnya. Kala bingung, bagaimana ia menghadapi keduanya, kekasih dan calon istrinya.
"jangan bilang kalau Arunika itu orang yang di jodohin sama kamu", tebak Bella pada Kala, namun Kala hanya diam, ia hanya menganggukkan kepalanya, tanda bahwa tebakan Bella benar.
"maaf sayang, aku di suruh mama jemput dia", tunjuk Kala pada Arunika, sedangkan gadis itu hanya diam, ia juga tidak menyangka bahwa Bella dan Kala adalah kekasih. Tunggu dulu, lalu bagaimana dengan Arunika?. Jangan lupakan Arunika hanya orang yang datang di tengah kebahagiaan Bella dan Kala. Namun, itu juga bukan sepenuhnya salah Arunika, karena ia juga terpaksa menerima perjodohan itu. Lalu siapa yang salah di sini?
"aku ikut", sanggah Bella, gadis itu kekeh ingin ikut dengan Arunika dan Kala, dengan terpaksa Kala menyetujuinya.
Ketiganya berada di dalam mobil, hanya saja Arunika di belakang. Suasana begitu canggung, namun tidak dengan Bella yang berbicara tidak jelas sedari tadi. Arunika diam memperhatikan Bella dan Kala. Gadis itu merasa bersalah karena masuk di kebahagiaan yang Kala dan Bella sudah ciptakan. Lantas, apa ia harus mundur saja, namun ia tidak bisa mundur begitu saja, karena ia sudah janji akan menjalani wasiat kedua orang tuanya.
"lo kenapa diem aja?", kini Kala yang buka suara pada Arunika, Namun tidak di hiraukan oleh Arunika.
"punya mulut di pale ngoming bukan diem", sindir Kala.
Belum menikah saja sudah begini dan apa setelah menikah Kala akan tetap menjalin hubungan dengan Bella?. Itupah yang memenuhi fikiran Arunika. Apa ia akan sanggup melihat Bella dan Kala setelah keduanya resmi terikat dengan pernikahan. Ini bukanlah mimpi yang diimpikan Arunika. Mimpi mimpinya perlahan lahan memudar seiring berjalannya waktu.
Sebelum kembali ke rumah Kala, mereka mengantar Bella terlebih dahulu. Kala juga sudah pusing dihadapkan dengan dua orang wanita yang sekarang sedang satu mobil dengannya.
"lo jangan main belakang sama pacar gue, atau lo bakal tau akibatnya", bisik Bella pada Arunika sebelum Kala dan Arunika benar benar pergi dari hadapan Bella. Bahkan Arunika malas menanggapi gadis itu, gadis yang selalu merasa tersaingi olehnya.
"lo pindah ke depan, gue bukan supir lo, tapi calon suami lo. Tapi jangan lupakan, kita menikah hanya karena perjodohan, jadi sekali lagi gue ingetin, jangan terlalu banyak berharap sama gue. Gue udah punya pacar. Setelah menikah kita urus hidup kita masing-masing", kata-kata Kala membuat hati Arunika sedikit terluka. Ia hanyalah gadis yang tidak pernah diinginkana Kala, bahkan setelah menikah, Kala akan tetap berhubungan dengan Bella.
"oke, kita urus hidup masing-masing, tapi jangan lupakan pernikahan itu sakral, aku gak mau bermain-main", untuk pertama kalinya Arunika berani menatap mata Kala sambil berbicara. Arunika sedih, namun ia tahu posisinya, ia tidak mungkin memaksakan Kala untuk putus dengan Bella. Tunggu dulu, bagaimana mungkin Arunika merasa sedih, bahkan ia juga baru mengenal Kala. Sungguh, Arunika sendiri tidak tau alasan mengapai ia merasa sedih jika Bella dan Kala akan tetap menjalin hubungan, bahkan setelah mereka menikah.
"lo udah makan?", tanya Kala tiba-tiba. Arunika merasa Kala ini punya sisi tersendiri jika dilihat dari sudut lain. Baru saja membuat Arunika terluka dengan kata katanya, namun sekarang ia begitu perhatian.
"udah", balas Arunika singkat.
Setelahnya tidak ada yang buka suara, keduanya masih bergelut dengan fikiran masing-masing. Hingga tidak terasa mereka telah sampai di kediaman keluarga Dirgantara. Anira dan Andi memang sengaja menyuruh Kala menjemput Arunika, karena mereka ingin membahas mengenai pernikahan Kala dan Arunika.
"sore sayang", sapa Anira pada Arunika. Wanita itu tersenyum lebar melihat kedatangan Arunika di susul oleh Kala.
"bagaimana kabar kamu hari ini?", tanya Anira pada calon menantunya ini.
"saya baik, tante", balas Arunika sopan.
"jangan panggil saya tante lagi, panggil saja mama, seperti Kala". Arunika memberikan senyum manisnya pada calon mama mertuanya ini, Arunika tidak menyangka keluarga Dirgantara akan sebaik ini padanya. Arunika berayukur mendapat calon mertua seperti Anira dan Andi, namun tidak untuk Kala. Bagi Kala ini hanya sebuah kesepakatan kedua orang tuanya, bukanlah keinginnnya.
"Kala, kemari dulu sebentar", Anira memanggil Kala yang ingin bergegas menuju kamarnya. Kala sebenarnya sangat malas, namun karena mamanya yang memanggilnya, ia kembali dan mendekat ke arah Arunika dan kedua orang tuanya.
"baik, karena kalian sudah di sini, kami ingin nembahas mengenai pernikahan kalian. Kami sudah menentukan tanggalnya dan kami sudah persiapkan semunya", ujar Anira pada Arunika dan Kala.
"sekarang, kami menunggu keputusan kalian", lanjutnya.
"Kala ikut pendapat Arunika saja", laki laki itu malas berkomentar, ia menyerahkan jawabanya pada Arunika, apappun keputusan yang Arunika buat, itulah jawaban Kala.
Arunika menatap Kala sejenak, namun Kala hanya memberi isyarat padanya bahwa ia akan ikut bagaimanapun keputusan Arunika."jika memang itu yang terbaik, saya akan menerimanya", Arunika setuju dengan tanggal dan semua persiapan yang telah di lakukan, kini mereka hanya perlu menunggu hari itu tiba. Hari dimana status kedunya sudah berbeda dan terikat dalam ikatan pernikahan.
"kalau begitu, pernikahan kalian akan di adakan lusa", sambut Andi yang dari tadi diam saja. Andi memberitahu detail mengenai acara pernikahan Arunika dan Kala. Mereka akan menikah secara sederhana, tanpa ada resepsi dan hanya di hadiri kerabat dekat saja, tentunya Arunika diwakili oleh adik papanya. Keluarga besarnya yang berada di bandung juga sudah di beritahu tentang ini. Mereka akan datang untuk menyaksikan pernikahan Arunika dan Kala.
"kalau sudah selesai, Kala pamit ke kamar", Kala berlalu begitu saja, ia tidak peduli tentang pernikahan atau apapun itu, yang ia pedulikan sekarang adalah kebebasan dirinya seperti yang dulu.
Arunika ikut pamit untuk menemui Kala. Ada beberapa hal yang harus ia bicarakan dengan Kala. Arunika melihat Kala berdiri di balkon rumah dengan seragam yang belun di ganti, ia mendekati Kala perlahan namun pasti.
"Kala", panggil Arunika, namun Kala tidak kunjung menyahut, sepertinya laki laki itu sedang melamun.
"Kala", ia mencoba memanggil Kala, namun kala tidak kunjung sadar bahwa ada Arunika di sana. Arunika kemudian menepuk punggung Kala dan sontak membuat Kala menggenggam keras lengan Arunika.
"lo itu cuman sampah di sini, jangan berharap lebih".
Deg
---
Happy Reading
Jangan lupa tinggalkan jejak
Makasi yang udah bacaSenin, 01/03/21
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent
Novela JuvenilWarna warna bercahaya yang tampaknya berubah saat dilihat dari sudut berbeda, begitulah Kala di mata Arunika. Arunika Swastamita Nirmala, nama yang begitu indah dan cantik sama seperti orangnya, hanya saja nasibnya yang tidak seindah dan secantik na...