Ada sebuah legenda tentang cermin di laci lemari.
Waktu itu kutemukan dia lalu dia bertanya:
kau mencintainya?
Kujawab:
tentu saja!
Dia berkerlap-kerlip tanda sedang tertawa.
Aku bingung––tentu saja.Dia bercerita:
di desa sana, ada gadis yang sangat mencintai seorang laki-laki. tak tampan orangnya, aku pikir dia sudah diguna-guna. lalu setelahnya, dia menjadi gila.
Aku bingung––tentu saja.Dia berkerlap-kerlip lagi:
sekarang kuberi sebuah fakta bahwa dia tidak membalas cintamu. apakah kau masih mencintainya?
Aku mengangguk––tentu saja.Dia memecah tanda sedang marah.
Aku bertanya kenapa.
Dia murka:
orang bodoh! semakin kau mengharap balasan darinya, kau hanya akan mati sia-sia.
Di detik berikutnya si bodoh mati tiba-tiba––tentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
kau baca sampai selesai
Poetry❝Pada bulan ketiga sesuai dengan urutan di kelander putih serta di tahun doa-doa penyembuh masih melambung tinggi ke angkasa, aku menemukannya di sela-sela pikiran kacau yang tengah membelenggu raga bernyawa. Tidak penting tulisan ini akan sampai pa...