Entah siapa yang salah.
Tapi setelah kukatakan semuanya berubah.
Dia marah-marah.
Jelas saja aku bertanya kenapa.Entah hujan atau kemarau yang membawa petaka.
Setelah kutepuk pundaknya, dia semakin marah.
Aku menggeleng semakin tak tahu arah.
Dia hanya menggertakkan gigi sampai berdarah.Entah permintaan siapa yang membuat matahari memilih pisah.
Ketika kueratkan pelukan, dia tetap marah.
Kuusap punggungnya sembari menunggu kata demi kata menghambur menerpa wajah.
Tapi yang kudapat hanya air ludah.sudah kubilang lebih baik pergi, tapi manusia ini sangat tidak tahu diri.
Apa yang salah?
KAMU SEDANG MEMBACA
kau baca sampai selesai
Poesie❝Pada bulan ketiga sesuai dengan urutan di kelander putih serta di tahun doa-doa penyembuh masih melambung tinggi ke angkasa, aku menemukannya di sela-sela pikiran kacau yang tengah membelenggu raga bernyawa. Tidak penting tulisan ini akan sampai pa...