Harta | 02

132 13 2
                                    

Entah siapa yang salah.
Tapi setelah kukatakan semuanya berubah.
Dia marah-marah.
Jelas saja aku bertanya kenapa.

Entah hujan atau kemarau yang membawa petaka.
Setelah kutepuk pundaknya, dia semakin marah.
Aku menggeleng semakin tak tahu arah.
Dia hanya menggertakkan gigi sampai berdarah.

Entah permintaan siapa yang membuat matahari memilih pisah.
Ketika kueratkan pelukan, dia tetap marah.
Kuusap punggungnya sembari menunggu kata demi kata menghambur menerpa wajah.
Tapi yang kudapat hanya air ludah.

sudah kubilang lebih baik  pergi, tapi manusia ini sangat tidak tahu diri.
Apa yang salah?

kau baca sampai selesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang