pagi ini jeongwoo sibuk mengamati kumpulan anak laki-laki yang beberapa menit lalu sudah menghiasi lapangan dengan permainan bola mereka.
jeongwoo juga bermain tadi. tapi dia menyerah duluan karena dirasa dirinya sudah terlalu lelah.
keringat nya masih setia merembes, membelai wajah kesukaan ibu nya yang selalu memandang jeongwoo dengan tatapan sayang.
mungkin juga wajah kesukaan haruto. karena sosok nya yang sedang menonton doyoung bermain di bawah sana malah beralih menonton wajah manis jeongwoo di lantai atas.
"JINGGA!" teriak haruto tanpa malu.
yang di panggil tersenyum. mau malu lalu kabur ke dalam kelas tapi sudah terlanjur, karena ia dan haruto sudah menjadi pusat perhatian. pun ia juga gak mau kalau haruto menanggung malu berkali lipat karena ia tinggal masuk kelas.
"kenapa hugaaa??" balas nya agak keras.
"AKU MAU PROTES!"
"protes kenapaa??"
"KAMU NYA KEMANISAN MATAKU GAK KUAT."
dan dengan begitu satu lapangan riuh. termasuk jantung jeongwoo yang rasanya mau lompat menyusuri otak haruto agar bisa tahu apa yang jadi penyebab mulut nya bisa semanis itu dalam bercakap.
"ya udah jangan lihat!"
"JANGAN! NANTI AKU DARAH RENDAH SOAL NYA GAK DAPET ASUPAN MANIS YANG CUKUP!"
sorakan dari murid sma dua belas itu kembali terdengar. bahkan yedam yang semula sibuk bermain cat air di dalam kelas sampai keluar dan menggoda jeongwoo. juga junghwan yang sedang membeli donat di kantin sudah menghampiri haruto, ikut menyoraki.
"KAMU NYA JANGAN SENYUM SEKARANG!" protes haruto lagi ketika suam jeongwoo tersulam.
"kenapa lagi??"
"AKU HAMPIR GAK NAFAS."
pipi jeongwoo memerah walaupun semu. tawa geli nya gak lagi bisa ditahan ketika haruto selesai dengan acara protesan nya. apalagi ketika pemuda yang lebih tua melemparkan senyum mematikan nya.
jeongwoo memilih masuk ke kelas. duduk dan menikmati momen salah tingkah nya disertai sorakan teman sekelas nya yang enggan berhenti.
"jadi post it sama jajanan yang kemarin itu dari huga?" tanya yedam sambil tertawa.
jam istirahat akhir nya tiba. guru bertubuh gembul dengan kacamata bulat tebal nya itu kemudian tersenyum ramah, berpamitan dengan murid nya sebelum ia resmi keluar dari kelas. yang mana kemudian di ikuti oleh teriakan lega penghuni ipa tiga setelah otak mereka di jejali dengan aksara jawa.
"lihat aja dua bulan lagi, pasti aku lupa cara nulis sandangan sama nomer nya," gumam junghwan sambil bersandar di bangku nya. tangan kanan nya yang bebas beralih merogoh donat nya untuk ia masukkan kedalam mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
nabastala
Fanfiction"jingga maaf, aku belum bisa bikin kisah telenovela kita semanis punya dilan dan milea." ⋆ bxb, jangan salpak! ⋆ hajeongwoo in ur areaa!!