bait enam: kelakuan huga

651 193 17
                                    

jeongwoo pernah bilang kalau haruto aneh tapi ia suka. otak huga seperti menyimpan seribu satu cara gak tertebak yang bisa membuat jeongwoo tersenyum.

contoh nya senin pagi ini.

sebenar nya kali ini jeongwoo ingin kesal dengan pacar nya itu, karena haruto gak mau mendengarkan nya. yang lebih tinggi memilih untuk membolos dan gak mengikuti upacara sehingga kini tubuh menjulang nya di giring paksa oleh pak sulis ke tengah lapangan.

di belakang nya ada jaehyuk, jihoon, asahi, doyoung, dan beberapa anak bandel lain nya.

jeongwoo mendengus ketika haruto melirik ke arah nya dan melemparkan kedipan mata. lalu mulut nya bergerak mengucapkan sebuah kata tanpa suara.

"mataku silau," katanya.

jeongwoo membolakan matanya, "ya iyalah kamu berdiri di tempat panas," balas jeongwoo tetap tanpa suara. hanya bermodalkan gerakan bibir dan raut kebingungan saat kedua nya gak bisa menangkap maksud satu sama lain.

"mataku silau soalnya lagi lihat ke kamu. matahari kalah."

jeongwoo yang mulanya memasang wajah kesal untuk haruto berubah tersipu malu. bibir nya terlipat menahan senyuman kesukaan haruto itu. enggan menunjukkan senyuman nya karena ia masih marah dengan haruto.

"ya, athalan huga. si ganteng kesukaan murid sekolah, sekarang giliran kamu."

haruto tersentak dan menoleh ke arah pak sulis yang menyodori nya mic. mukanya membentuk raut kebingungan yang di sertai cengiran menyebalkan yang membuat pak sulis kesal.

"hehehehe."

"cepat ngomong, bukan nya ketawa!" geram nya.

"ngomong apa pak?"

"ya Tuhan, hugaaaa. cepat ini keburu durasi upacara nya semakin lama," pak sulis berseru kesal. sedangkan haruto tetap santai dengan cengiran nya.

"hehehe. memang tadi disuruh ngomong apa pak?"

mata si bapak berusia senja itu terpejam erat. beliau berusaha meredam segala amarah nya yang sudah menyentuh puncak ubun-ubun karena ulah pemuda favorit jeongwoo.

"kalimat pernyataan untuk tidak membolos lagi, di lanjut pengucapan pancasila," jawab pak sulis jutek.

haruto mengangguk, "sipp deh pak. bentar ya saya mau merangkai kata dulu," mic yang baru saja berpindah ke tangan nya, ia turunkan. sedang ia sibuk mengetuk-ngetuk kepalanya, membuat pose berpikir keras.

"huga pekok," kekeh jaehyuk pelan ketika sosok di samping nya ini semakin membuat pak sulis dan beberapa guru lain nya geram.

"cepat athalan huga."

"hehehe selo pak. ok.. cek cek.. satu dua tiga aku sayang jingga," haruto mendekatkan mic nya dan berlagak sedang mengecek sound. namun kalimat terakhir nya membuat barisan siswa menjadi riuh dan bersorak.

tolong jangan tanya jeongwoo bagaimana. pipi nya semakin memanas entah karena matahari yang semakin naik atau karena ucapan haruto barusan. kepalanya menunduk, mengindari tatapan menggoda dari teman-teman nya yang berdiri di sekitar.

"huga yang serius!" desak pak sulis.

"peace pak," ia menoleh ka arah pak sulis dan menampakkan dua jari nya sambil tersenyum.

"ya pertama-tama saya mau meminta maaf kepada ibuk karena saya tidak jadi membeli tahu petis dan es teh manis beliau─"

"singkat saja. upacara ini gak untuk mendengarkan ceramahan gak bergunamu," potong pak sulis.

"oghe."

pak sulis mendelik ketika haruto membalas nya dengan kalimat sesantai itu. hingga membuat para siswa lain menahan tawa nya.

nabastalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang