tiga

325 22 7
                                    

Wanita itu menggerutu, berjalan bolak-balik didepan Draco didalam sebuah kamar dengan ranjang king size.

Kamar ini berperedam, cukup untuk membungkam suasana bising dibalik pintu kayu mahoni kokoh berwarna hitam yang menjadi satu-satu nya warna yang mencolok diantara putih dan krem yang mendominasi.

Terkutuk Lah Lavender Weasley dengan segala ide gilanya yang mengatakan bahwa ia iba dan berinisiatif memberi Hermione waktu pendekatan bersama Draco dalam kamar yang tersedia di sudut paling dalam pub ini dan bodohnya lagi Blaise mengiyakan setuju tanpa memikirkan bagaimana kesalnya Astoria, justru mendorong mereka menjauh dari hiruk pikuk dalam pub dan bermodal kartu kuning VIP kebanggan pria Italia itu membuat Hermione maupun Draco terjebak dalam kamar persegi yang lumayan luas dengan segala fasilitasnya.

Kepala keritingnya berdenyut dan yang dilakukan Draco hanya duduk di atas ranjang dan berpasrah diri bahwa sepertinya memang mereka harus begini.

Sejujurnya bagi Draco, dibanding ia menghabiskan waktu berdua dengan Astoria Greengrass yang katanya menyimpan rasa padanya, dia jauh lebih tertarik untuk mengetahui asal muasal kenapa dirinya terjebak dalam ruangan kotak ini dengan Hermione dan wanita itu nampaknya enggan untuk membuka suara untuk menjawab penasarannya padahal satu-satunya orang yang membuat ini makin rumit adalah dia, kalau saja Hermione tidak dengan congkak nya mengatakan bahwa ia telah menemukan pria yang 'pantas' menurutnya untuk bersanding dengannya dan menjatuhkan pilihan itu secara spontan pada Draco yang kebetulan berdiri disampingnya, kalau saja.

Tentu semua kecanggungan ini tidak akan terjadi dan mereka akan kembali ke rumah masing-masing seakan-akan tidak ada yang terjadi kecuali hanya bertemu muka beberapa kali dalam satu waktu, itu saja.

"Kau tidak ada niatan untuk menjelaskan pada ku apa maksud dari semua ini? Jika aku mau, aku akan melaporkan mu dan kawan-kawan mu itu karena telah menyeret ku tanpa alasan yang konkrit ke dalam ruangan sialan ini."

Draco melipat tangan di depan dada, ia masih memakai sepatu nya lengkap meskipun kaki nya ia angkat di atas ranjang dan memilih bersandar pada kepala dipan bertingkah seakan-akan bahwa itu adalah hal yang biasa ia lakukan.

Hermione mendecak, menghempaskan kedua belah tangannya ke sisi tubuhnya turun secara dramatis, kembali berjalan mondar mandir sebagai pengalih dari rasa canggung dan bingung atas apa yang telah terjadi yang memang bersumber dari dirinya dan kesombongannya.

"Serius Granger kalau kau tetap bungkam, aku tidak akan segan-segan melaporkan tindakan tidak mengenakan ini pada kementrian-"

"ah! Diam lah Malfoy!"

Hermione berteriak frustasi menarik kedua sisi rambutnya sendiri sembari menengadah, wajah nya terlihat sangat depresi dan penuh tekanan layaknya seorang dengan penyakit kejiwaan berat.

"Jika kau berkata bahwa kau merasa terjebak disini, percayalah aku juga." Hermione menghadap Draco sembari berkacak pinggang, menghela napas berat seakan-akan itu adalah persediaan terakhirnya dan dia akan mati seketika setelahnya, itu membuat Draco mengernyit miris.

Sejujurnya kemarin dia sempat berfikir bahwa Hermione berubah, lebih tenang dan banyak bungkam dari pada yang dikenalnya tapi ternyata itu hanya sementara dan Draco dengan praktis berasumsi Bahwa Hermione diam karena dia depresi memikirkan bagaimana yang harus dilakukannya kedepannya mengingat tekanan Dari keluarga nya-seingat yang Draco bisa, Weasley mengangkat gadis ini sebagai anak angkat yang otomatis membuatnya sebagai bagian Weasley tanpa merubah nama nya. dan itu sepertinya sangat membebani pundaknya.

"Kalau saja! Kalau saja Lavender si gila Weasley istri dari Ron yang sama gila nya itu tidak memaksa ku dan mendesak ku berkenalan dengan pria random tadi, aku tidak akan menyeret mu ke dalam masalah ini, aku frustasi." Katanya.

Granger Of Veela 2.0 (Dramione)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang