WARNING : MENTION BLOOD + CHILD ABUSE ⚠️
Hey nama gue Choi San. Orang-orang bilang gue itu playboy nya Teksip angakatan 2019. Kalo di trio berisik aku bertugas sebagai informan yang selalu update akan 'teh' terbaru. Tapi dibalik semua itu ada sesuatu yang gue putuskan untuk gue simpen sendiri.
Throwback pada saat San masih kelas 2 SMP .
"SAN!!" Panggil Wooyoung dari luar rumahnya sambil menuntun sepedanya. Ya, Wooyoung merupakan tetangga dari San sejak kecil. Kemana-mana mereka selalu nempel berdua sampai dikira mereka itu saudara. Padahal bukan.
San yang kecil pada saat itu hanya dapat melihat Wooyoung melalui jendela kamarnya. Ingin dirinya berlari dan bermain dengan Wooyoung namun tidak bisa, karena orang tuanya menuntut nilai sempurna darinya. Ingin sekali saja dia memberontak pada perintah kedua orang tuanya dan bermain sejenak. Dan setelah menimbang-nimbang akhirnya San kecil memutuskan untuk pergi diam-diam. Ia kabur dari kamarnya melewati jendela.
"San lama banget! Wuyo capek nih nungguinnya." Wooyoung kecil mengerucutkan bibirnya karena kelamaan dan kepanasan menunggu San.
"Sannie sudah datang! Ayo main!" Senyum sumringah khas San terpampang, matanya sisa segaris dan dimplenya terlihat dengan jelas. Mereka akhirnya pergi bermain di taman dekat perumahan mereka, mulai dari bermain basket hingga sparing futsal. Tetapi akhirnya San harus menghadapi konsekuensi akan keputusannya. Ya, dia ketahuan oleh mamanya pergi bermain bukannya belajar.
✨
Mama San memukul Sannie kecil kencang menggunakan sabuk.
"Kenapa, kamu bermain!? Malah bukan belajar!" Teriak mamanya sambil tetap memecuti Sannie dengan sabuknya. Karena mendengar keributan dari ruang kerjanya, ayah San juga ikut masuk dan memarahi San. Lebih parahnya lagi, kepala Sannie ke ujung kepala ranjang yang terbuat dari kayu. Darah segar langsung mengucur dari kepalanya dan masih saja dipukuli oleh mamanya.
"Makanya kalo ngga becus jadi anak, gausah hidup sekalian!" Ucap mamanya sebelum akhirnya meninggalkan San dalam keadaan setengah sadar. San menangis dalam sunyi dan memutuskan untuk kembali belajar, dengan keadaan kepala yang berdarah. Tidak sampai disitu saja ayah Ssn menyeretnya keluar dari rumah dan meninggalkan dia di jalanan sambil bermandikan hujan. San tidak kuat menahan dingin nya angin malam disertai luka pada kepalanya akhirnya menyerah kepada takdir. San pingsan di bahu jalan.
✨
San terbangun dengan keadaan lemas. Tangan kanannya, terpasang selang infus dan setelah membiasakan matanya dengan cahaya dia tersadar bahwa dia ada di rumah sakit.
Kata-kata yang diucapkan San ketika pertama kali bangun adalah belajar.
"Aku harus belajar, kalau tidak mama akan marah." San berusaha bergerak namun kepalanya sangat sakit sekali.
"Hey-hey, pelan-pelan saja, kamu baru saja menyelesaikan operasi. Kepalamu berdarah hebat tadi. Untung saja tidak mengalami kejadian yang buruk." Ucap pria dihadapannya lembut.
"Anda siapa? Mana mama dan papa?"
"Saya bernama Park Seonghwa. Saya dan suami saya Kim Hongjoong menemukan kamu di bahu jalan dalam keadaan terluka dan bertekad untuk membawamu kesini."
San terdiam. Kepalanya sangat sakit untuk mencerna semua kejadian yang terjadi. Tiba-tiba ingatannya kembali ke rumah pada saat mama dan papanya menghabisi dia. Dan teringat pula dia akan darah yang mengucur di lantai yang berasal dari kepalanya. San panik dan gemetar hebat.
"Nggak, gak mau Sannie takut. Sannie nggak mau dibuang sama mama papa Sannie." Ucapnya secara rancau. Seonghwa yang melihat San panik segera memeluknya, berharap pelukannya dapat menenangkan San. Namun usahanya sia-sia karena San malah mendorongnya.
"Nggak! Jangan dekat-dekat!" Teriak San sambil menangis. Persetan dengan tubuhnya yang sakit, sekarang dia sedang takut. San ingin pulang.
Seonghwa yang melihat San ingin mencabut paksa infusnya langsung memanggilkan dokter.
"Dokter! Tolong!" Seonghwa segera memanggil dokter untuk mencegah perbuatan San.
Akhirnya setelah diberi obat penenang oleh dokter, San kembali terlelap. Seonghwa dan Hongjoong yang bukan orang tua kandungnya San merasa prihatin.
"Seonghwa,"
Yang merasa terpanggil pun menoleh, lalu menjawab, "Ada apa?"
"Aku sudah mengurus administrasinya. Anak ini siapa? Orang tuanya dimana?"
"Hongjoong..." Mata cokelat hazel milik Seonghwa berkaca-kaca.
"Ada apa sayang?" Hongjoong duduk menemani Seonghwa.
"Sepertinya anak ini...." Seonghwa menatap San yang tertidur dengan lelap sekarang.
"Bicara di luar saja yuk."
Seonghwa dan suaminya berada di luar ruangan sekarang. Sisi keibuan Seonghwa merasa kasihan kepada San.
"Gapapa, Hwa. Kita jaga anaknya. Kayaknya dia sedang trauma juga." Seonghwa pun mengangguk pelan dan kembali mengurusi San kecil.
✨
Sejak kejadian itu, San menjadi anak yang pendiam. Orang tua San menjemput mereka dan berterima kasih kepada Seonghwa dan Hongjoong. Tetapi mereka berdua tau ada hal yang aneh dari kedua orang tuanya San. Maka dari itu karena intuisi Seonghwa, dia memberikan nomor teleponnya ketika terjadi apa-apa dengan San kecil.
Dan.....
Hal itu berguna! Singkat ceritanya San kabur ke rumah Seonghwa dan Hongjoong karena perilaku tak biadab orang tuanya. San merasa tertekan dan lebih memilih untuk bersama Seonghwa dan Hongjoong walaupun San baru mengenal mereka.
"Bolehkah Sannie memanggil kalian papa dan dad?" Tanya San ketika duduk bersama di meja makan bersama orang tua barunya. Hal itu membuat Hongjoong sedikit tersedak, lalu disambut tawa manis Seonghwa.
"Iya boleh." Kata mereka berdua.
"Terima kasih! Dad,Papa!" Sannie kecil tersenyum.
Hal ini cuma permulaan dari keluarga kecil barunya. Walaupun tidak diadopsi secara legal oleh hukum, mereka tetap bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
99% - SANWOOYUN ft. 99l of ATEEZ
Romance99% orang bilang kalo di sebuah pertemanan bisa saling menumbuhkan cinta. Cw// harshword, bxb content, bahasa indo ngga baku Further tw and cw in the chapter