Bagian 4

76 6 0
                                    

"Pergi"

Perwira tersebut nampak bingung dan gugup mendengar satu kata yang keluar dari mulut jendral nya. Pergi. Dia di suruh pergi oleh jendralnya? Kemana? Menjalankan tugas? Pergi dari sana saja? Atau...??

"Kenapa masih di sini? Sudah tidak ada waktu" nada athena terdengar tajam dan memandang perwiranya tersebut

"Mm..maaff.. maksud jendral pergi?" Kata perwira tersebut dengan cemas cemas menatap athena

"Pergi dari sini secepatnya, tidak tinggalkan tempat ini bawa semua orang yang ada disini untuk keluar melalui atap, sudah tidak ada waktu , waktu kalian tinggal 10 menit untuk meninggalkan tempat ini"

Perwira tersebut membelalakan mata nya , ia tak menyangka kalimat itu yang akan keluar dari mulut sang jendralnya..mengapa? Mengapa sang jendral menyuruh mereka pergi? Apkah bom itu tidak bisa dijinakan? Kenapa ia mulai merasa firasat buruk dari sang jendral.

"Tapi jendral--"

"Sudah tidak ada waktu bodoh! Jangan membuang waktu dengan perbincangan tak bermutu cepat intruksikan semua orang agar keluar melalui atap!" Kata athena dengan marah, ia sungguh kesal dengan bawahanya itu sudah tau keadaan darurat bukanya mematuhi nya agar selamat malah masih terus banyak omong, huhh athena benar benar kesal belum lagi di hati nya masih tidak rela dengan kejadian penjebakan ini. Brengsek ia benar benar akan balas dendam suatu saat nanti.

"Bbaik jendral" perwira tersebut langsung pergi untuk melaksanakan intruksi dari athena.

Awalnya semua perwira tersebut bingung dengan intruksi perwakilan divisi tetapi setelah mendengar bahwa sudah tidak ada waktu lagi mereka mulai panik dan memikirkan bahwa bom tidak bisa di jinakkan. Akhirnya dengan terpaksa dan rasa cemas di hati mereka mulai pergi ke atap bangunan untuk keluar dari sana.

Tetapi mereka melupakan satu hal
Jendral mereka masih di dalam bersama bom!. Ya tuhan mereka sungguh bawahan yang durhaka bisa bisa nya mereka keluar tanpa sang jendral.

"Bagaimana dengan jendral?"

"Ah iya di mana jendral? Ia pasti masih di dalam"

"Astaga kita melupakan jendral!"

"Ayo cepat kita masuk dan membawa jendral"

Itulah para suara suara heboh perwira bawahan athena yang seakan ingat bahwa sang jendral tercintah masih di dalam

"Tunggu! Kalian jangan gila cepat pergi dari sini waktu kita cuma 10 menit dan jangan membantah ini perintah jendral! Untuk masalah jendral biar aku yang tangani" kata perwakilan divisi dengan suara tegas dan aura yang berwibawa.

Awalnya mereka tidak setuju dan ingin menyelamatkan sang jendral namun mengingat waktu mereka tidak banyak akhirnya dengan terpaksa mereka menyutujuinya tetapi tetap saja mereka tidak akan tega untuk meninggalkan jendral mereka , mereka percayakan itu pada perwakilan divisi. Mereka yakin jendral mereka akan selamat!

"Baiklah kami akan pergi tapi kami mohon bawa jendral bersama" kata salah satu perwira tersebut kepada perwakilan divisi sambil menepuk sebelah bahu nya dan memberikan hormat diikuti perwira lainnya dan mereka mulai pergi menuju atap meninggalkan tempat.

Sedangkan sang perwira yang di perlakukan sedemikian oleh para teman seperjuanganya merasa terharu dan terhormat ia berjanji akan membawa kembali jendral bersama mereka.

"Tunggu aku jendral!"

                         '''''''''''

Di dalam markas athena masih berkutat dengan bom bom tersebut, waktu menunjukan 7 menit tetapi athena masih bersikap tenang. Ia masih bersikeras untuk menjinakan bom tersebut walau mustahil tetapi tidak ada yang tidak bisa ia lakukan , setidaknya jika tidak bisa menghentikan maka buatlah bom tersebut meminimalisir peledakan. Maksudnya agar nanti saat bom meledak kerusakanya tidak separah yang di tentukan oleh bom.

"Jendral!..hah~hahh~hahh~" dari arah atap tampak seorang pria berlari menuruni tangga menuju kearahnya, athena menajamkan matanya untuk melihat..itu seprti..ah dia tau itu perwakilan divisi sedang apa dia disni? Bukankah ia menyuruhnya pergi? Tidak mungkin dia mengambil barangnya yang tertinggal bukan, orang gila mana yang lebih mementingkan barang ketimbang nyawa??. Ah athena berhenti menerka nerka sendiri!

"Kenapa kembali?" Tanya athena dengan mengernyitkan dahi nya

"Jndral ayo pergi!"

Athena terdiam sesaat setelah mendengar kalimat pertama yang keluar dari mulut perwakilan divisi ah sebut saja bawahanya itu.

"Tidak" hanya satu kata jelas padat dan singkat yang keluar dari mulut athena.

Perwira tersebut membelalakan matanya. Apa jendralnya sudah gila? Dia akan mati jika tidak keluar dari sini. Hah ia tak mengerti dengan jalan fikir jendralnya yang satu itu ayolah ini mereka sedang berperang dengan bom dan nyawa mereka taruhanya!

"Jendral ini bukan saatnya untuk---"

"Diam!"

"Jend--"

"Ku bilang diam bodoh!" Perwira tersebut mengatupkan mulutnya yang hendak berbicara. Jika sang jenral sudah mengatakan kata bodoh maka artinya sang jendral sedang tidak ingin di bantah atau sedang kesal.

"Dengarkan aku baik baik...tapi sebelum itu pakai pakaian ini"

Perwira tersebut hendak menanyakan sesuatu tetapi langsung mengurungkan niatnya dan memakai pakaian ah bukan seprti seragam pelindung dengan segera setelah ia menatap mata tajam sang jendral.

"Sekarang dengarkan baik baik, pasang telinga,mata dan mulut dengan baik ....."

Sesaat setelah mendengar kalimat tersebut perwira itu terkejut dan tertegun ia..ia tidak menyangka..dia pikir sang jendral sudah gila! Walau ini memang resiko tetapi apa yang lebih penting dari sebuah nyawa? Tapi saat ia hendak menyangkal terjadi..

'BOOMM!! DUARR DUARRR'

Bom tersebut meledak dan ia terlambat untuk mengatakan sesuatu..kini tempat itu hancur.

Di tempat pusat markas perlindungan perbatasan

"Ini...ini tidak mungkin"

"Tettempaat itu ha haa..hancuur"

"Boomm nya mme meeledakk"

"TIDAK JENDRAL!!!"

"JENDRAL!!!"

"PERWAKILAN PERWIRAAAA!"

"KETUAAAA JENDRALLLL"

Suara tangisan pecah, teriakan di mana mana, teriakan putus asa , tangisan pedih dan hati yang tak rela seakan tak mempercayai keadaan yang terjadi di depan mata.

Sang jendral mereka bersama satu perwiranya telah pergi meninggalkan mereka , perasaan kehilangan itu nyata meninggalkan goresan luka dan bekas yang tak pernah hilang.

Selamat tinggal dan sampai jumpa lagi jendral walau kami tak rela tetapi kami menghargai,menghormati dan mencintai segala jasa dan pengorbananmu. Kami akan selalu mengingatmu Jendral Athena.

Telah Berpulang kepada Tuhan
Sang Jendral Besar Muda Athena Liu Mei.

REBIRTH : the reincarnation of the goddess of warTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang