Dirimu

658 67 3
                                    

Tay menarik New masuk ke dalam mobil. Ia menghempaskan New ke kursi penumpang. Tay sendiri kembali duduk di kursi kemudi.

New diam. Tay kenapa? Ia tak tahu. New menyentuh tangan pria itu. Panas. Marahkah Tay pada dirinya? New salah apa?

Tay menghela napas sebentar. Mata itu kembali menatap dirinya dengan tatapan berbeda. Dingin dan liar. New tahu benar. Semua pria pernah merasakannya. Bahkan, New.

"New." Suara lembut yang biasanya memanggil berubah berat dengan tatapan nafsu.

New tak tahu harus berbuat apa. Lari? Ia juga menginginkannya. Ciuman dari Tay berhasil membuat sebagian akal sehat New melayang.

"Lakukan saja, Tay," ucap New. Ia siap dengan resiko Tay akan jijik dan menjauh darinya.

Tay segera mengangkat New duduk di pangkuannya. Tenaga pria saat nafsu memang tak bisa dikendalikan. Tangan Tay memeluk pinggangnya posesif. Sebentar pria itu menunduk kemudian menggeleng.

"Kenapa?" New mengangkat dagu Tay hingga tatapan mereka bertemu. "Jangan ragu Tay. Aku juga menginginkannya," bisik New di telinga Tay.

Pria itu mengejang sebentar. Napasnya berubah berat. New tahu benar, nafsu bukan anak anjing yang dapat ditaklukan dengan mudah.

"Peringatkan aku jika terlalu sakit ya, New," ucap Tay. New mengangguk dan mengangkat wajah Tay.

Keduanya kembali mempertemukan kedua bibir mereka. Saling memangut dalam tempo yang menghanyutkan. Tangan Tay mulai masuk ke dalam hoodie yang New kenakan. Tangan besar Tay mengusap punggung mulus New dengan sensual.

"Eugh, Tay," desah New dalam pangutan mereka.

Desahan New seperti bom waktu yang mampu meledakan nafsu seorang Tay Tawan. Pangutan berubah cepat dengan Tay bermain kasar. New tak boleh biarkan Tay hilang kendali, dengan kasar New melepaskan ciuman mereka.

"Pelan, Tay," ucap New memperingatkan. Tay menggeram menahan nafsunya yang menggebu-gebu.

New kembali menyerahkan dirinya pada Tay. Bibir pria di bawahnya kembali bermain. Lidah keduanya bertemu. Tangan Tay juga sudah bergerak ke tempat menonjol di dada New.

"Argh Te," desah New.

Kenikmatan dalam satu waktu membuat New pusing. Tay mampu membuat New terbang setinggi ini.

"Dimana apartemenmu?" tanya Tay.

"Tak jauh dari kampus. 15 menit?" jawab New tak yakin.

"Kita ke sana atau ke apartemenku?" tanya Tay.

"Di apartemenku saja," jawab New.

Tay kembali memangut bibir merah yang sudah bengkak itu. Tangan Tay tak hanya diam. Ia bergerak memelintir dan menarik gemas.

"Euugh Te ...." New menjambak rambut belakang Tay kuat.

Tay menarik bagian leher hoodie agar menampilkan perpotongan leher New. Tay bermain di sana selagi mobil berjalan menuju apartemen New.

***

Mild mengangkat dua plastik hitam besar berisi sampah keluar dari kamarnya. Tubuh kecil Mild membuatnya terpaksa menyeret dua plastik itu.

Sebuah lampu mobil menyorot Mild. Mobil putih keluaran baru itu terasa familiar. Mild bersembunyi di balik tempat sampah. Dua orang pria keluar dari mobil. Seorang pria berada dalam gendongan pria lain.

Mild diam memperhatikan dua pria itu. Hoodie pink? Mild merasa familiar. Dengan cepat Mild mengambil hpnya dan memotret kedua pria itu. Setelah mereka masuk, Mild bergegas mengikuti mereka.

Our Memory | TayNew Story [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang