Apa yang kamu pikirkan tentang Jogjakarta?
Malioboro dengan segala keramaiannya?
Parangtritis dengan segala kemistisannya?
atau titik 0.0 dengan keromantisannya?Julukan kota pendidikan hingga kota yang tak bisa dilupakan dibabat habis oleh kota ini.
Jogja tak pernah habis oleh pesonanya, dan tak pernah lebur ceritanya.
Banyak insan merakit teluk kehidupannya disini, ditarik ulur dengan jalan yang mereka pilih.
Begitu pula dengan gadis yang satu ini, gadis yang sedang merenungi indahnya Jogja di jam tiga pagi. Memikirkan kemungkinan jika Ia tidak hidup disini, apakah jauh lebih baik?
Ia tak menyesal dengan Jogja, begitu pula cerita didalamnya.
Jogja indah, begitu pula ceritanya.
Jogja istimewa, begitu pula sosok di dalam ceritanya.
Jogja kokoh, tapi mengapa ceritanya roboh?Sekarang Ia tak tau harus menyalahkan siapa, dia hilang begitu saja, menguar entah kemana.
Gadis itu beranjak dari balkon sebuah apartemen yang menampilkan keindahan kota itu, menghembuskan nafasnya panjang, dan mematikan rokok yang dari tadi dihisapnya.
Keadaan Apartemen yang tak terlalu besar itu menggambarkan hidupnya saat ini.
Berantakan.
Sampah dimana mana, putung rokok berserakan, beberapa botol minuman keras dengan berbagai merk pun terlihat disini.
Televisi yang menampilkan berita yang paling dibencinya itupun seketika pecah karena dilempar menggunakan sebuah gitar kayu olehnya.
Ia benci berita kehilanggan.
Seakan akan memberitahukan kepada semua orang bahwa ada manusia yang sedang menderita karena kehilangan orang yang mereka sayang.
Mungkin mereka tak pernah jatuh sedalam dalamnya kepada manusia.
Mungkin mereka tak pernah menemukan manusia yang bisa mengajarkan artinya jatuh cinta ketika Ia buta dengan dunia.
Mereka pasti belum pernah menemukan mataharinya, langitnya, angkasanya, dunianya.
Lalu kehilangannya.
Disini, gadis ini merasakan semuanya, Ara merasakan sakitnya.
"OH IM FALLING SO HARD IN TO YOU HAHAHAHA BULSHIT,"
Sepenggal lirik dari musisi terkenal itu menggema dan diakhiri oleh tawa dan cacian.
Matanya menelusuri setiap inchi tempat ini, menelaah setiap bilik bilik, dan berhenti di bilik pojok dengan pintu hitam pekat, dengan tulisan goresan kayu bertanda larangan masuk, kecuali dia dan seseorang.
Ara tersenyum, tubuhnya berjalan dengan sempoyongan, entah efek minuman keras atau tubuh yang tak kemasukkan makanan beberapa hari ini. Membuka pintunya dengan hati hati, lalu tertawa dengan keras, bak orang gila.
Tanggannya menyentuh seprei hitam yang masih tertata rapi, hanya ruangan ini yang tak berani Ara hancurkan. Ruangan dengan segala kesenangan yang mungkin saat ini hanya menjadi kenangan.
Sosok siluet kisah Ara bersamanya muncul, bagaimana di kasur ini Ia bercerita tentang apa yang terjadi di harinya, ia masih ingat jelas ketika ia tak bisa tidur, hanya kasur ini dan pemiliknya yang bisa membuat Ara nyaman.
Tangannya beralih menyentuh meja belajar di dekatnya, meja yang selalu ia duduki ketika sang pemilik mengabaikannya karena terlalu sibuk belajar. Ara terkekeh, Ia merasa bodoh mengapa ia menganggu orang belajar?
Membuka lacinya satu persatu, di laci pertama terdapat sticky notes yang bertulisan kata kata penyemangat dari dirinya.
Kertas yang harusnya pantas dibuang itu disimpan rapi teratur oleh sang empunya."Dasar, bodoh," umpatnya
Ara beralih ke laci kedua, tak banyak benda disana, hanya terdapat beberapa pensil dan buku sampul coklat kusam yang ditengahnya terdapat bunga mawar tanpa kelopak.
Ara bukan tak tau apa isi buku itu, Gadis itu paham betul setiap aksara yang tertulis disana.
Halaman pertama yang hanya terdapat judul bertuliskan,
LENGKARA.
Bukalah halaman selanjutnya, maka kau akan menemukan kisah rahasia, lengkara, jogjakarta.
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
LENGKARA | Doyoung
FanfictionBiarlah ini menjadi Lengkara, Rahasia, Jogjakarta. • • • • "Doyoung, kita tuh cuma dua manusia yang saling jatuh cinta, dimana letak salahnya?" -Two hearts denying the truth That we both are falling hard in love Quicker and deeper And you're so much...