Gimana rasanya jadi seleb tak-tok?
Aplikasi yang sedang hits sekarang. Zeina seorang seleb tak-tok, banyak kesibukan, bikin endors, upload vidio tak-tok, belum lagi harus kuliah, tugas numpuk, dosen killer, definisi lelah yang sesungguhnya.
Tapi a...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tumbenan nih lo berdua samperin gue? Ada apa nih?" Tanya kak Raja. Sekarang mereka sedang berada di kantin, sebuah kebetulan ternyata kak Raja sedang berada di kantin. soraya dan Zeina langsung memilih tempat untuk duduk.
"Langsung to the point aja kali ya? Kebetulan banget kak, kita dikasih tugas membuat makalah, tapi kita juga di tugasnya untuk mencari informasinya itu dari para senior, dan kami sudah di tunjuk harus berpasangan dengan siapa. Nah, pas banget untungnya kak Raja itu yang akan jadi pembimbing gue. Lo mau kan bantu gue?" ucap Soraya memohon.
"Tentu dong, gue kan baik hati dan tidak sombong!" mereka semua terkekeh keculai Zeina yang nampak lesu.
"Tapi kak, masalahnya itu ada di Zeina." Kak Raja beralih menatap Zeina yang lesu. "Zeina itu dapat pasangan senior namanya itu Kak Skala!"
Zeina menghela napas berat, lalu menatap Kak Raja. "Lo Tahu ga, si Skala angga, angga siapa ya? duh lupa gue namanya, Skala anggayunanda?" Zeina langsung mendapat jitakan di kepalanya.
"Iya itulah pokoknya." Kak Raja mengernyitkan dahi.
"Skala Anggasta Ganendra maksud lo?" Zeina dan Soraya hanya mengendikkan bahu, karena mereka memaang benra-benar tidak tahu. "Gue tahu kok orangnya!" seketika wajah Zeina menjadi berbinar.
"Lo serius kak? Kok gue bisa-bisanya gak tahu dia ya? Padahal gue tahu semua senior disini, tapi kenapa gue gak tahu si Skala ya?" Zeina heran.
"Dia memang tertutup anaknya. sadis, apalagi kalau udah ngomong. Tapi dia termasuk anak yang pintar sih. Oh iya, kalau mau nyari Skala, lo bisa ke gudang karena biasanya dia selalu ada di gudang. " Soraya yang mendengar penjelasan Kak Raja. tapi tidak dengan Zeina. dia justru langsung berdiri dengan wajah semangat 45.
"Gue mau samperin si Skala itu dulu. Ray kalau lo mau pulang, duluan aja ya. Gue duluan ya, thanks kak!" Zeina langsung pergi meninggalkan mereka. tujuan utamanya sekarang adalah gudang.
Ia sudah sampai di kawasan gudang. ia celingak-celinguk mencari keberadaan Skala. sampai matanya melihat ke satu ruangan yang tertutup pintu berwarna putih. dengan semangat yang menggebu, Zeina langsung menghampiri ruangan itu. tanpa sopan santun, Zeina langsung mendorong pintu itu.
Mata nya memandang takjub seisi ruangan. Ruangan itu sangat rapih, tak terlihat seperti gudang. Ada beberapa parabotan, ya walaupun hanya kulkas yang sudah usang dan sofa usang. Tapi sangat nyaman untuk beristirahat. Zeina masih menatap tak keliling ruangan, sampai tak sadar bahwa ada seseorang yang sedang tidur diatas sofa.
"Lo gak tahu sopan santun?" Zeina terlonjak kaget. Ia langsung menoleh ke sumber suara dan ia menemukan seorang pria yang sedang berada di atas sofa dengan mata yang tertutupi tangan.
"Lo bisu hah?" rupanya Zeina masih belum sadar. Pria yang tadi sedang tiduran, langsung merubah posisinya menjadi duduk, dan menatap Zeina tajam.
"So-sorry, tadi gue asal masuk, gue kira gak ada orang," baru kali ini Zeina merasa sangat gugup.