Pagi-pagi muka Sunghoon sudah kusut, temannya yang di kota baru saja mengirimkan pesan. Pamer kalau ia habis mengunjungi salah satu tempat hiburan yang baru di buka.
Sunghoon merengek ingin pulang, katanya tidak apa-apa di rumah sendiri. Atau titipkan saja ke rumah bibi.
"Sana, pulang sendiri sana!" ujar ibu sedikit berteriak, kesal dengan kelakuan anaknya ini.
"Ih ibu, ayo pulang! Suruh supir jemput aku atau ngga deh, bu!" Sunghoon masih merengek sambil menarik-narik ujung lengan baju ibu.
"Iya udah sana, jalan kaki aja. Biar jadi gelandangan sekalian, ga mau nurut sama ibu." balas ibu santai, melepaskan jemari Sunghoon dari bajunya. Lalu duduk di kursi depan cermin, hendak bersiap untuk kembali mengunjungi tempat proyek sang suami.
Ayah diam saja memperhatikan keduanya, malas ikut campur.
Bibir Sunghoon bergetar, air mata mulai menggenang di pelupuknya. Ikut kesal dengan ibu, juga sakit hati karena ibu menyuruhnya menjadi gelandangan. Lebay.
"Ibu ngeselin!" serunya, lalu segera menaiki tangga menuju kamarnya.
Sunghoon membanting tubuhnya ke atas ranjang, tiduran tengkurap lalu membenamkan wajahnya di tumpukan bantal.
"Jelek, jelek, ibu jelek!" gumamnya.
Tak sadar jika sedari tadi di perhatikan oleh anak yang punya rumah, mulai memasuki kamar Sunghoon yang pintunya tidak di tutup.
"Eum, Sunghoon? Main, yuk?" katanya pelan, ragu.
"Ga mau, jangan ganggu aku." Sunghoon menyaut tanpa mengangkat wajahnya.
"Jangan nangis, ayo main sama aku aja." Jake masih berusaha mengajak Sunghoon main, dirinya sudah terduduk di pinggir ranjang.
"Aku bilang, ga mau! Jangan paksa aku, sana ah!" Sunghoon menaikan nada bicaranya.
Jake sedikit kaget, mengulum bibirnya. Ia ingin menghibur Sunghoon, tapi yang di hibur malah marah-marah begini.
Seolah tak kapok, Jake masih terus membujuk Sunghoon. "Ya udah, ga main deh. Masak aja, yuk?"
Akhirnya si Park mengangkat wajahnya, terlihat memerah juga basah karena air mata.
Berdecak pelan, "Ck, kamu tuh."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mau bikin apa kamu?" tanya Sunghoon dengan tangan yang terlipat di depan dada, meniru seorang koki di acara televisi.
"Aku mau bikin brownies, atau kamu mau bikin yang lain?" Jake menjawab.
"Terserah, aku mau liatin aja." Sunghoon menopang dagunya di atas konter dapur, memperhatikan Jake dan satu maid nya yang mulai membuat adonan.
Jake mengangguk, membuat adonan sesuai instruksi maid nya. Terlihat senang sekali saat sedang membuatnya.
Sudah selesai membuat adonan, lalu di pindahkan ke loyang lalu di oven. Sambil menunggu Jake mau mengajak Sunghoon menyusun puzzle.
"Aku ga mau ah, malas." tapi Sunghoon menolak, memilih untuk kembali memperhatikan Jake yang mulai menyusun puzzle.
Wajah manisnya terlihat serius, dengan bibirnya yang tanpa sadar ikut mengerucut saat bingung.
"S-sunghoon, jangan liatin aku terus dong..." ujar Jake, merasa gugup karena Sunghoon memandanginya begitu intens.
Sunghoon meneggakan punggungnya, lalu bertanya, "Kenapa emangnya?"
"Kamu ganteng banget, aku malu..." cicit Jake, hampir tak terdengar.
