*
"Huaaaaaahhhhhhhhh...."
Selalu menguap lebih panjang dari hari lain adalah pertanda kalau bangunnya sekarang merupakan hari minggu. Entah kenapa hatinya jauh lebih sejuk dari hari-hari minggu yang pernah ia lewati.
Langsung saja Sunghoon bangkit dan membuka gorden jendela, berharap mendapat terik dan sebuah ketidaksengajaan kecil. Tapi pikirnya aneh, dari selamam telinganya cukup sunyi untuk menangkap suara dari si tetangga, meskipun Jihan juga tidak berteriak keras melalui kamar tapi tumben aja kan mereka ngegibah diruang tertutup.
Sunghoon reflek memiringkan kepalanya, "jangan-jangan gibahin gue?" Ia mengikutsertakan tangannya untuk berpose melipat didepan dada. "Jangan-jangan Yuna baper benerannn???"
"Banggg, sarapp---"
"Ji, kemaren lo ngomongin apa disebelah?" Tanya Sunghoon tanpa pikir panjang.
Ya jelaslah Jihan menyipitkan mata curiga, kemana aja si bongsor pake tetiba sok care nanyain. Sementara Sunghoon yang baru sadar mendadak kikuk, demi apa ia tersipu lemah tanpa alasan, bahkan sampai berbalik badan dan pura-pura membersihkan jendela.
"Sakit lo Bang?" Jihan mulai mendekat untuk memastikan apa yang sebenarnya Sunghoon maksud. "Bangg Sunghoonnn.." panggil Jihan lagi.
Tepat beberapa detik sebelum Jihan sampai, Sunghoon berjalan cepat menuju pintu. "Makan makannnn, sarapannn..." ucapnya sedikit memekik. Berharap agar manusia disebelah mampu mendengar suara barusan.
*
Mungkin semenjak kejadian dimana Wonyoung terlihat mencampakannya, tidak lagi Sunghoon memegang kamera yang sekarang terlihat sedikit berdebu pada bagian layar dan lensa. Demi apapun, cinta pertama Sunghoon adalah kamera analognya itu. Bagaimana ia berusaha dan serius untuk mendapatkan benda yang tidak sedikit jumlah rupiahnya.
Meski sedikit banyak memiliki kenangan karna pernah memotret Wonyoung tanpa gadis itu sadari.
Sunghoon hanya tersenyum tipis dan mengambil lap setengah basah untuk membersihkannya, ia berniat untuk berjalan sampai ke taman komplek dan yaaa---mengintip bagaimana keadaan teras dirumah tetangga.
Daritadi juga sebenernya Sunghoon nungguin, bukan lagu dangdut yang biasa ngericuhin minggu pagi, bukan juga omelan Bunda yang nyuruh Sunghoon buat beres-beres. Ia hanya merasa seperti sunyi, gelisah karna hari ini benar-benar bersih dari polusi orang teriak-teriak.
"Bundaaa, Sunghoon main keluar bentarr.." pekik Sunghoon menuruni anak tangga.
"Serius mau kerumah Yuna lo Bang?" Sahut Jihan yang baru juga keluar dari kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terik ☀️ [✔]
Werewolf- Done - sad ending - yang lebih menyegarkan dari es jeruk disiang hari? - Park Sunghoon - SUNGHOON (ENHYPEN) × YUNA (ITZY)