*Part ini dibuat sangat mendadak seperti tahu bulat, ga direncanain tapi karna readersku yang ingin another side bagian Yuna dan untungnya aku adalah author baik hati nan ramah ☺, jadi anggap aja ini bonus part ogheyyy!!!*
---
Siapasih yang mau hidupnya cuma dikelilingi warna putih tanpa bisa keluar kemanapun, ruangan yang lebih pekat dengan bau obat-obatan, bahkan Yuna tidak lagi ingin berharap pergi keluar kamar.
Ia menghabiskan seluruh waktu dengan mengikuti permintaan dari kedua orang tuanya, mendekam didalam rumah sakit.
Mungkin hanya sebentar, 1 tahun yang membuatnya putus asa kalau akan kembali sehat. Sejak hari dimana tim volinya kalah melawan tim dari SMP sebelah alias tim Jihan, kondisi Yuna berantakan dan membuat penyakit yang awalnya masih bisa terkendali menjadi meluap.
Yuna adalah gadis penuh ambisi, si pemilik semangat yang mampu menghidupkan euphoria bagi siapapun yang menonton pertandingan. Dan dibalik semua itu ia juga harus rela untuk bolak-balik checkup dan melakukan serangkaian tes.
Seperti memiliki 2 sisi, Yuna adalah matahari saat berada di alam bebas dan menjadi redup ketika harus masuk kedalam rumah. Tapi semua terkubur begitu saja, ia kehilangan banyak hal saat penyakit yang diidapnya menjadi topik utama disekolah.
Selesai.
Setelah ujian sekolah berakhir, ia pikir hidupnya akan selesai bersama dengan selang oksigen.
Dan memang makin buruk, bagaimana telinganya menangkap isakan sang Ibu saat dokter memberitahukan hasil dan perkiraan waktu---harusnya Yuna benar-benar tidur daripada sibuk mencari tau dimana orang tuanya saat itu.
"Maaa.." Yuna berusaha agar tangis yang ia miliki cukup jadi miliknya sendiri. "Yuna bosen, Yuna gabisa disini terus."
Perlahan Mama mendekat dan mengelus rambut Yuna, "iyaa, besok kita siap-siap pulang yaa. Kita pindah rumah juga biar nanti lebih deket sama rumah sakit dan sekolah kamu."
Tes..
Air mata yang Yuna tahan meluncur tanpa kendali, meski umurnya telah dijadwalkan tidak lama lagi, meski begitu malaikat penyelamat yang ada didepannya sekarang sedang memikirkan kehidupan normal yang Yuna inginkan.
Pelukannya sangat erat mendekap Mama, dengan janji yang ia lontarkan. Entah apapun konsekuensi yang akan didapatkannya nanti, ia harus mengganti setahun suram yang kemarin dengan senyum menanti hari esok.
*
Fakta lagi, Yuna adalah gadis yang cukup akut kalo soal lupa. Kadang ga disengaja dan kadang juga---
"Inii pakee aja gapapa, gue terbiasa kok panas-panasan," bualnya dengan tersenyum manis. Yuna baru saja meminjamkan topinya---merelakan dirinya terpapar matahari dibarisan depan.
Ia terlalu bahagia karna baru saja mendapatkan upacara dihari senin, setelah sekian lama. Dan lagi-lagi senangnya bertambah maksimal karna menemukan Jihan sebagai teman sebangku.
"Gue kenal looooo, plis kenal gue balikk gaaa?!?!?!" Histeris Yuna bak bertemu artis idamannya.
Untung Jihan memiliki sifat yang kurleb alias heboh, dengan cepat gadis itu memeluk Yuna sambil mengadakan pesta kecil-kecilan.
"Kenal anjir kenalllll. Kangen gue liat lo difinallll, aaa Shin Yunaa ayo masuk eskul voliii!!!" Balas Jihan memainkan pipi Yuna.
Meski setelah itu harus masuk uks karna tumbang, Yuna tetaplah gadis hiperaktif yang lebih suka berlarian di kantin. Dan menemukan mata asing dari seorang Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terik ☀️ [✔]
Hombres Lobo- Done - sad ending - yang lebih menyegarkan dari es jeruk disiang hari? - Park Sunghoon - SUNGHOON (ENHYPEN) × YUNA (ITZY)