4. Portal Waktu.

74 16 0
                                    

Asap masih mengepul, dinding es berdiri kokoh melindungiku dari hunusan pedang.

"Anda baik-baik saja tuan. Maaf, saya datang terlambat?" tanya seekor bayi naga di hadapanku.

Aku menatap lekat. Naga ini persis seperti naga yang ada di mimpiku tadi. Tapi bagaimana bisa dia berada di sini? Apa ini ilusi? Apa aku berhalusinasi?

Monster yang menyerangku justru sebaliknya, tersirat rasa senang begitu naga ini muncul di hadapannya.

"Akhirnya kau keluar juga, Danemon. Kali ini, kau tidak akan bisa lari dariku." Monster berjubah itu mengeram pelan. Pedang api menyala terang.

Naga itu hanya menatap tajam. Seingatku dia bernama Danemon.

Hawa dingin mulai menyeruak, butiran-butiran es keluar di sekeliling.

Aku merangkak mundur, menjauhi area pertempuran yang bisa saja mencelakaiku. Arfi dan Mirla jugamencari tempat perlindungan.

"Aku tidak menyangka, ternyata kau rela datang ke masa depan dan terlahir kembali hanya untuk menemui reinkarnasi tuanmu dulu. Cih. Kau sepertinya tidak bisa menerima kenyataan bahwa tuanmu memang seorang Petarung yang lemah."

Danemon mengerung marah, lantas mengaum kencang. Air hujan di sekeliling naga itu tiba-tiba membeku.

"Gertakkan yang bagus naga kecil. Aku jadi ingin melihat seberapa besar kemampuanmu saat ini," Monster berjubah menggenggam erat pedangnya. Seketika muncul cahaya merah di sekujur tubuh dan membentuk baju zirah berwarna merah."Mari kita selesaikan pertarungan kita dulu. Aku ingin membalas luka yang pernah kau buat," ancam Monster berjubah.

Dia melesat maju, menyabet pedang. Kobaran api melesat menyerang Danemon.

Brak!Sabetan itu menghantam tanah kosong. Danemon terbang meliuk, menghindari sabetan pedang.

Whusshhh!!!Danemon menyemburkan sesuatu dari mulutnya, hawa dingin menyebar, membekukan apapun di hadapannya. Pepohonan, tanah bahkan air hujan turut membeku.

Monster itu mengulurkan tangan, kobaran api keluar membentuk perisai, menapik serangan. Membuat hawa es itu tertahan dan mencair.

Danemon melompat mundur. Butiran es masih keluar di sekujur tubuh, terutama di kedua sayapnya. Naga itu mengangkat kedua tangan, kristal-kristal es bermunculan dan berkumpul, membentuk sebatang tombak panjang. Dengan gerakan tangan, tombak itu melesat ke arah Monster berjubah.

Sling! Trank!Monster berjubah mengayunkan pedang, mematahkan tombak es menjadi dua. Tetapi Danemon kembali mengirim serangan, tiga tombak es melesat secara beruntung ke arahnya.

Sling! Trank! Ding!Ketiga serangan tombak itu dengan mudah di tangkis oleh Monster berjubah.

"Kekuatan yang cukup hebat. Sayangnya masih lemah, aku tidak menyangka kekuatanmu bisa selemah ini, Danemon," ejek Monster berjubah.

Danemon mengeram pelan. Butir-butir salju semakin turun di sekelilingnya. Aku merasakan hawa dingin semakin menusuk, seakan memberi tahu kekuatan Danemon semakin meningkat.

"Freezing Dragon Tamer," seru Danemon sambil menghembus napas panjang. Gulungan ombak es keluar dari mulutnya. Serangan kali ini terlihat lebih kuat dari sebelumnya, apapun dilalu akan membeku total.

"Protective fire wall," Monster itu mengangkat tangan. Kobaran api keluar memutari tubuh. Semburan itu menghantam kobaran tersebut.

Danemon mengerahkan segenap tenaga. Semburan esnya semakin membesar. Terlihat kobaran api itu, mulai menipis oleh serangannya.

"Explosion," Monster berjubah menjentikkan jari.

THE DRAGON ELEMENT (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang