Prolog

163 21 3
                                    

"...Lapar," Seorang gadis yang keluar dari portal oranye mengeluh dengan suara pelan sambil mengelus perutnya yang kelaparan.

Gadis itu memiliki rambut oranye panjang, mata ungu pudar,  kulit putih salju, tubuh yang ramping, dan ekspresi acuh. Gadis ini memiliki penampilan seperti anak kecil berumur 11 tahun.

Gadis itu memakai headphone yang headbandnya menghadap ke belakang, tanktop hitam di balut t-shirt putih model sabrina dengan motif yang seperti bercak darah dan ada tulisan jepang di tengahnya, ia juga memakai jaket hijau dengan bulu di sisi atasnya, celana pendek jeans hitam, kaos kaki hitam selutut, dan 'knee high flat boot' warna hitam.

Gadis itu berada di hutan dekat kota, dia berjalan menuju kota dengan perutnya yang kelaparan, walau ia malas untuk berjalan tapi mau bagaimana lagi, ia harus berjalan untuk sampai ke tujuannya, ditambah lagi ini sudah hampir malam dan ia tidak mau tinggal di hutan saat malam, terlalu merepotkan dan banyak serangga.

Beberapa saat kemudian ia sampai di kota sambil terengah-engah dan bajunya kotor penuh tanah dan ranting daun yang tersangkut di rambut panjangnya, penampilan menawan sebelumnya berubah menjadi berantakan layaknya pengemis.

Jalan yang gadis itu lalui cukup sulit, ia terjatuh dan terguling-guling ke bawah, walapun lukanya tidak sakit, tapi cukup menyebalkan terjatuh berkali-kali dan berguling-guling di tanah, apalagi masih harus berjalan jauh dengan perut kelaparan. Gadis itu benar-benar kesal dengan perjalanan menyusahkan itu, dan dia sangat kelaparan sampai ingin menghancurkan kota ini.

Gadis itu kelelahan jadi ia duduk di jalan sambil mengatur napasnya, sebenarnya ia memiliki stamina yang sangat kuat dan banyak, tapi setelah dipakai untuk pergi ke dimensi ini yang memakan banyak stamina dan energi, juga setelah mengalami perjalanan menyusahkan untuk ke kota, staminanya habis. Gadis itu duduk bersila

Orang-orang yang lewat menatap gadis itu dengan iba, mereka pikir gadis ini adalah pengemis yang malang, sehingga saat gadis itu duduk di jalan, mereka melemparkan uang ke pangkuan gadis itu, tapi sayangnya gadis itu masih belum tahu apa-apa, dia memejamkan mata dan panca indra yang biasanya tajam sekali itu menjadi tumpul karena turbulensi energi saat di dalam portal, yang membuat indranya tumpul selama seminggu penuh.

1 jam kemudian~

Gadis itu akhirnya memulihkan energinya walau hanya sepertiga dari kapasitasnya, tapi itu sudah cukup baginya untuk lanjut berjalan dan mencari makanan...oh! Gadis itu mengingat sesuatu, ia harus memiliki uang untuk makan di dimensi ini, bagaimana caranya agar mendpaat uang secepat mungkin?

Gadis itu membuka matanya dan mendongak untuk berpikir, ia memutuskan untuk mencuri saja. Saat gadis itu bangun untuk berdiri dan melanjutkan jalannya, banyak sekali koin dan uang kertas yang jatuh dari pangkuannya, ia tertegun dan tidak bisa bereaksi untuk sementara waktu. 

Apakah tuhan sedang membalasku atas semua kelelahan yang telah aku alami? Sekarang tiba-tiba uang yang sangat aku butuhkan turun dari langit secara ajaib? Mungkinkah dimensi ini memiliki sistem pengabul permohonan semua mahkluk? Apakah benar se ajaib ini? Gadis itu memikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi, tapi dia sama sekali tidak memikirkan kemungkinan bahwa dirinya di anggap sebagai pengemis malang. 

Orang-orang yang lewat sudah tidak ada, karena ini sudah malam dan jarang sekali ada orang yang lewat, maka gadis itu ditakdirkan untuk tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Dan bahkan jika gadis itu tahu, ia hanya akan mendapat ide lain untuk mencari uang dengan mudah tanpa berusaha, jadi untungnya gadis ini tidak tahu.

Gadis itu menumpulkan semua uang dan memasukkannya ke dalam kantong jaket, ia lalu pergi ke toilet umum untuk membersihkan dirinya sendiri agar tidak dikira tunawisma atau pengemis, yang padahal sudah terjadi. Setelah membersihkan dirinya dengan bantuan kekuatan angin miliknya dan air dari wastafel, ia bersih dan mempesona seperti sedia kala.

"Sekarang kemana?" Gadis itu terdiam, ia menoleh ke sekeliling dan tidak ada orang lewat, ia memutuskan untuk mengambil jalan lurus terus. Beberapa menit kemudian ia menemukan sebuah restoran, ia mengaktifkan sistem penerjemah bahasa di headphonenya, membuat ia bisa mengerti dan membalas percakapan bahasa lain dan juga tulisannya.

"Selamat datang! Ada yang bisa saya bantu? Apakah anda ingin makan?" Pelayan perempuan menyapa gadis itu dengan ramah, gadis itu mengangguk singkat. Pelayan perempuan tersenyum makin ramah, ia membawa gadis itu ke kursi kosong agar gadis itu bisa duduk, pelayan perempuan juga menyodorkan buku menu dan berdiri di samping gadis itu, siap mencatat pesanan.

"Yang ini, dan ini," Gadis itu memesan makanan dan minuman paling murah di restoran yang langsung menghabiskan uang gadis itu. Pelayan mencatat pesanan dan pamit dengan ramah, gadis itu mengangguk sebagai balasan, ia meletakkan kepalanya di meja sambil mengelus perutnya yang berbunyi.

Gadis itu memesan ramen porsi kecil dan teh hangat [Menu paling murah di restoran ramen ini].

Beberapa saat yang menyiksa~

"Ini dia! Selamat menikmati makanannya!" Pelayan perempuan tadi meletakkan makanan dan minuman pesana si gadis di atas meja dan kembali pamit untuk melayani pelanggan lainnya.

Gadis itu menatap ramen yang tampak sangat enak dan baru dengan air liur yang tumpah, ia segera mengambil sumpit dan memakan dengan cepat, hanya perlu 3 menit dan mangkuk itu kosong, ia meminum teh hangat dengan sekali tegukan dan bersendawa. Tapi perutnya masih kelaparan.

Gadis itu membayar makanannya dan pergi dari toko dengan sedih, tampak seperti kucing yang ditinggalkan. Gadis itu berjalan lagi menyusuri kota tanpa tujuan, ia harus menemukan tempat tinggal, tapi tidak tahu harus kemana.

Akhirnya setelah berjam-jam ia berjalan, staminanya kembali habis, kali ini lebih parah dari sebelumnya, ia langsung jatuh terbaring di jalan dengan muka malas dan menyedihkan seperti kucing yang dibuang.

Gadis itu tetap dalam posisinya seperti itu selama beberapa menit, dan tiba-tiba seseorang lewat! Orang itu adalah perempuan paruh baya dengan rambut seperti durian, perempuan paruh baya itu tampak cemas dan bingung ketika melihat gadis yang terbaring di jalan.

"Nak!! Apakah kau tidak apa-apa?!" Perempuan paruh baya itu bertanya dengan cemas, si gadis ingin berbicara tapi staminanya habis total, ia hanya bisa mengeluarkan kata "lapar" lalu pingsan.

Perempuan paruh baya itu tambah panik, ia menggendong si gadis dan membawanya ke rumah karena tidak tahu harus apa, dan juga tampaknya gadis ini tidak memiliki rumah dan kelaparan.

***************************************

"....IBU! MENGAPA KAU MEMBAWA GELANDANGAN ANEH INI?!" Bakugo berseru pada ibunya yang tengah memasak di dapur. 

"DIAMLAH KATSUKI! BIARKAN GADIS ITU TIDUR DI KAMARMU!" Seruan marah membalas.

"HAA?!! MENGAPA KAMARKU?!!" Bakugo balas berteriak marah tidak terima.

"Ka-kalian berdua sudahlah," Ayah Bakugo berkeringat dingin mencoba menghentikan seru menyeru 2 orang kesayangannya itu.

"DIAMLAH!" Bakugo dan ibunya berseru marah, ayah Bakugo menjadi pundung.

Sementara itu gadis yang menjadi penyebab masalah itu bangun dari sofa dan pergi ke lantai atas, membuka salah satu kamar, masuk dan tidur di kasurnya, pergi damai ke alam mimpi.

Pintu tertutup oleh angin, tanda 'Bakugo Katsuki' terpampang di pintu yang tertutup.

Bersambung ke eps 1

#####################
Heyyyooo guysss, kali ini aku membuat fanfic bnha! Udah lama aku pengen bikin fanfic ini, semoga suka ya guys.

Guys, aku revisi ceritanya, jadi Tokoh utama kesayangan kita tidak tinggal bersama Deku tapi Bakugo karena..... ini impianku *masang muka serius

Semoga suka ya guysss, maaf karena aku gabisa update lama banget lagi TvT

My Quirk is Code System [Boku no Hero Academia Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang