CHAPTER 5

26 2 22
                                    


(KREMATORIUM 1.1)


Hari itu, Yeguk memulangkan para murid lebih cepat dari biasanya. Yang ku dengar, Yeguk akan mengadakan global meeting. Lagi. Entah apa yang sedang dibahas, namun sepertinya Yeguk terlihat sibuk akhir-akhir ini.

Kemarin aku tidak sempat menemui Choi Lyla diperpustakaan. Lebih tepatnya, aku terlalu fokus dengan Jaehyun, Jhonny dan perbincangan mereka sehingga aku lupa dengan tujuan awalku.

Kalimat Jhonny kemarin terngiang di kepalaku tentang Jaehyun yang membuat kisah dulu terulang. Aku sungguh penasaran, kisah apa yang dimaksud. Memangnya, apa yang dilakukan Jaehyun? Dan siapa gadis yang dibicarakan Jhonny? Semua itu sungguh bagai sebuah tanda tanya baru untukku. Dan aku berjanji akan mencari tahunya.

Untuk hari ini, karena waktu pulang sekolah masih terlalu siang, aku memutuskan untuk pergi berkeliling sebentar. Mungkin, pikiranku bisa sedikit tenang setelah banyak hal memenuhi kepalaku hingga membuatku pusing. Tadinya. Sebelum aku melihat gadis itu secara terburu-buru merapikan barang ke dalam tasnya, yang kemudian pergi meninggalkan kelas dengan cepat. Aku pun lantas memilih mengikutinya. Choi Lyla terlihat mencurigakan.

Aku duduk di bagian belakang bus. Untungnya, keadaan bus tidak terlalu ramai saat itu. Dan posisi dudukku yang tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan Choi Lyla memudahkanku untuk memperhatikan gerak-geriknya. Kedua mataku tidak lepas memperhatikan Choi Lyla dengan seksama.

Gadis itu tengah mencari sesuatu dari dalam tasnya.

Aku bahkan dapat mendengar samar-samar gerutuannya yang tidak berhasil menemukan barang yang dicarinya. Setelah itu, aku dapat melihat Choi Lyla yang menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.

Perjalanan itu menempuh waktu selama kurang lebih tiga puluh menit. Cukup lama, dan aku juga menyadari bahwa jarak yang ditempuh lumayan jauh. Di sepanjang perjalanan, aku berpikir bahwa sepertinya Choi Lyla hendak pulang ke rumahnya mengingat aku sama sekali tidak tahu dimana alamat gadis itu tinggal. Namun, setelah kuperhatikan sekeliling dengan detail daerah itu terlihat sepi.

Setelah turun di halte, kami- ah maksudku Choi Lyla yang diikuti olehku melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Sungguh perjalanan yang sangat jauh. Aku bahkan berpikir, kemana Ia akan pergi sebenarnya sampai sangat berniat berjalan sejauh ini ditempat yang sangat asing seorang diri.

Akhirnya setelah tiga puluh lima menit berjalan, Choi Lyla menghentikan langkahnya di depan sebuah bangunan besar yang aku tahu apa. Sejenak, aku dapat melihat Choi Lyla yang terdiam sembari menatap bangunan tersebut sebelum akhirnya menghela napas panjang dan melangkah masuk. Aku sendiri tetap mengikutinya dalam diam.

Tiba di dalam, aku mengernyitkan dahi saat seorang wanita berpakaian hitam yang aku tidak tahu siapa menghampiri Choi Lyla sambil tersenyum hangat.

"Sudah lama sekali sejak terakhir kali kau datang." Ujar si wanita berpakaian hitam tersebut.

"Ya." Balas Choi Lyla. "Apa kau mengunjungi dia?" Sambungnya.

Wanita itu tersenyum lagi. Senyum yang cantik diusia yang tidak lagi muda.

"Aku pergi dulu." Ujar Choi Lyla yang mendapat anggukan dari wanita tersebut.

Baru beberapa langkah, wanita itu mengatakan sesuatu yang membuat Choi Lyla terdiam.

"Lyla, mereka selalu datang kemari. Kenapa kau tidak datang saja bersama mereka?"

"Aku pergi dulu."

Dan setelah itu, Choi Lyla pergi.

Aku lantas berniat pergi mengikutinya sebelum mataku tidak sengaja bertemu pandang dengan wanita itu. Wanita tua itu tersenyum padaku yang membuatku reflek tersenyum juga sembari membungkuk.

THE LILACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang