CHAPTER 7

26 2 16
                                    

(HINT)

Brukkk

Aku terjatuh begitu tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang. Orang itu laki-laki. Ia berpakaian serba hitam lengkap dengan assesorisnya yakni topi hitam dan masker hitam. Dan tanpa berkata maaf lelaki itu berlari pergi tanpa memperdulikanku. Melihat hal itu membuatku bangkit dan memperhatikannya. Lelaki itu berlari dari arah loker kelasku. Rasa khawatir itu tiba-tiba datang yang membuatku lantas pergi mengunjungi loker. Memastikan bahwa lelaki itu tidak melakukan apapun.

Dan sejauh ini, aku tidak melihat hal apapun yang mencurigakan di arena loker. Tempat itu bersih dan rapi seperti biasanya. Saat ku periksa satu persatu pun semua loker dalam keadaan terkunci rapat.

Jadi, apa yang dilakukan lelaki itu disini?

"Yoon Hara."

Aku terlonjak begitu mendengar suara dari arah belakangku. "Kau. Sejak kapan kau disini?"

"Sejak kau memeriksa setiap loker disini. Ngomong-ngomong ada apa denganmu?"

"Winwin. Ada seorang lelaki mencurigakan di Yeguk. Tadi aku tidak sengaja bertabrakan dengannya. Lelaki itu keluar dari sini."

"Lalu apa yang kau temukan disini?"

"Tidak ada. Tidak ada apapun yang mencurigakan disini. Aku penasaran apa yang dilakukan lelaki itu disini. Aku yakin dia pasti melakukan sesuatu."

"Apa kau ingat bagaimana orangnya?"

Aku menggeleng. "Tidak. Wajahnya tidak terlihat dengan jelas."

Winwin mengangguk. Kemudian berjalan memperhatikan lantai dan loker. "Sepertinya orang itu tidak meninggalkan jejak sedikit pun."

"Ya."

"Bagaimana dengan lokermu apa kau sudah memeriksanya?"

Aku menggeleng lagi. "Belum. Lagipula lokerku terkunci dan kuncinya ada padaku."

Winwin mengangguk. "Ku pikir, kau harus lebih berhati-hati lagi. Kunci loker tidak hanya ada pada murid, tetapi ketua kelas memiliki cadangannya. Kecuali kalau kau meminta kunci cadangan lokermu itu pada ketua kelas."

Aku terdiam. Lelaki itu luar biasa. Aku tidak ingat jika bukan hanya aku saja yang memiliki kunci loker tetapi Bangchan juga. Selain penyelamat, Winwin juga merangkap menjadi alarm pengingat. Tidak salah aku menyukainya bukan.

"Kalau begitu aku akan meminta padanya nanti."

"Sekarang Hara. Kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi nanti."

"Baiklah. Aku akan ke kelas sekarang."

"Aku akan menemanimu."

Mendengar perkataannya membuatku tersenyum hangat. Semakin hari, Winwin terlihat perhatian. Lelaki itu juga tidak bersikap dingin lagi padaku ya walaupun terkadang hal itu masih terjadi. Tetapi tidak seperti dulu. Fakta itu membuatku senang. Dan aku berjanji pada diriku sendiri jika semua permasalahan itu selesai, aku akan mengungkapkan perasaanku padanya.

Tapi, mungkinkah hal itu akan terjadi? Karena disaat kami tiba dikelasku dan mataku bertemu pandang dengannya. Membuatku berpikir lagi bahwa kenyataannya ada hati lain yang harus kupikirkan juga.

THE LILACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang