Punten, ada yang nungguin?
Btw, udah lama ya kita gak main challenge hahaha
Untuk part ini aku minta 600 vote + 1k komen. Kalau tercapai, besok habis maghrib aku bakal up lagi, gimana? Setuju?
Absen dulu siniiii-!
Posisi liat notif?
Baca jam berapa?
Tim gercep atau nanti aja?
Kalian pembaca baru atau lama?
Jangan sider terusssss oke? Bantu aku kalau ada typo atau sebagainya yaaa
Eh, aku up habis maghrib ya ini, tapi gak tau muncul notif di kalian jam berapa
Selamat membaca❤
Tapi sebelum itu, selamat berbuka bagi kalian yang berpuasa🙏
Lara keluar dari ruangan berbau khas obat seraya menghela nafasnya lega. Akhirnya setelah menjalani serangkaian tes kesehatan yang tidak ia pahami sama sekali, sekarang Lara sudah bisa menemui Ayahnya yang juga baru saja melakukan hal serupa.
Kemarin malam setelah selesai bersih-bersih dan hendak beristirahat, Hendra memang sempat memberitahu Lara jika esoknya alias hari ini, pria itu akan mengajak Lara pergi ke rumah sakit guna melakukan tes kesehatan.
Awalnya Lara merasa heran karena ajakan yang datang secara tiba-tiba itu, tapi ketika Hendra mengatakan jika pria itu hanya ingin memeriksakan kesehatan tubuh Lara yang akhir-akhir ini selalu terlihat lemas dan juga pucat, akhirnya Lara mengiyakan ajakan Hendra. Walaupun Lara yakin sekali jika lemas dan wajah pucatnya adalah hasil dari banyaknya kegiatan yang ia lakukan belakangan ini.
"Udah selesai?" Tanya Hendra yang langsung berdiri begitu melihat Lara keluar dari salah satu ruangan.
Lara mengangguk, "udah, tapi banyak banget tes nya, lumayan lama, terus masa aneh-aneh juga, buat apa sih, Yah?"
"Cek kondisi tubuh kamu aja,"
"Lara gak apa-apa padahal."
Hendra berdecak pelan, "udah lama Ayah perhatiin kamu kayak lemes, agak pucat juga. Wajah kamu emang keliatan lebih berisi sih, tapi tetap aja Ayah khawatir. Kamu 'kan kalau sakit bukannya bilang, malah diam aja,"
Lara menyengir, gadis itu menggaruk pipinya ketika salfok akan salah satu kalimat yang dilontarkan Hendra. "Lara gemukan ya? Apa muka Lara jadi bulat?" Tanyanya sedikit was-was.
Hendra menggeleng, "enggak juga. Tapi, pipi kamu emang keliatan lebih tembem."
Tidak merespon lagi, Lara justru reflek menyentuh kedua bagian pipinya karena mendengar pernyataan Hendra tersebut.
"Beneran, Yah?" Tanyanya memastikan.
Hendra mengangguk. Pria itu lalu berkata akan pergi ke toilet lebih dulu sebelum mereka pulang, sedangkan Lara memilih menunggu di kursi tunggu dekat resepsionis dengan raut wajah berubah kesal.
"Ayah bilang aku gemukan, kok, tapi kenapa Argan masih sering bilang aku kurus, sih? Gak ada akhlak." Cibirnya tidak mengerti lagi dengan jalan berpikir Argan.
Tapi, berpikir tentang Argan, Lara jadi teringat akan jadwal latihannya dengan Zei siang ini.
Seperti sebelumnya, hari ini jadwal latihan Lara masih sama seperti yang telah Zei putuskan beberapa hari lalu. Jika dilihat dari sekarang yang sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, seharusnya saat ini gadis bermanik coklat terang itu tengah berlatih guna pertandingan Basket yang akan dilaksanakan esok hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGAN [END]
Teen Fiction#CBTPS #CNTS [Aligator The Series] [Cover by @ar_azka] [BELUM REVISI, ALUR AWAL MASIH BERANTAKAN-!] A̸ L̸ I̸ G̸ A̸ T̸ O̸ R̸ "𝙺𝚊𝚖𝚒 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚜𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚒𝚔𝚎𝚔𝚊𝚗𝚐. 𝙺𝚊𝚖𝚒 𝚜𝚞𝚔𝚊 𝚔𝚎𝚋𝚎𝚋𝚊𝚜𝚊𝚗. 𝚃𝚊𝚙�...