bab 2

2 1 0
                                    

pov Alqina

"ah segarnya" (luna)

kami baru saja selsai mandi dan hari ini kebetulan pengajian rutinan tiap hari sedang libur.

"eh hari ini kan libur nih, kita bisa jalan-jalan ke luar gak? " tanya ku pada tia dan luna yang memang sedang ingin pergi jajan-jalan.

"bisa sih tapi cuma boleh di sekitar pesantren aja." (luna)

ya aku memang pernah mendengar bahwa di sini tidak boleh pergi jauh-jauh dari daerah pesantren.

"keluar yu, selama di sini aku tidak pernah pergi ke luar jalan-jalan" ajak ku yang memang sejak berada di sini aku tidak pernah pergi keluar dari wilayah pesantren. dan ya aku di sini sudah hampir dua bulan.

"emhh... " (luna memegang dagunya tanda sedang berfikir. )

"ayolah, aku jenuh jika harus seharian berada di kamar." rayuku lagi. ku buat wajah seimut mungkin agar bisa menbujuk mereka.

"baiklah" (luna)

"yes... ayo" ajak ku bersemangat

berhasil juga apa yang baru saja ku lakukan itu.

aku semangat sekali rasanya hari ini, akhirnya keluar juga. (tersenyum ceria)

***

"kita mau ke mana nih? " tanya luna setelah kami berada di luar gerbang asrama.

"kita cari makan yu, tia laper soalnya. " (tia)

"ayo" rasanya aku juga sedikit lapar karena memang kami belum sempat sarapan apa-apa sejak pagi.

"kita mau makan apa nih? " tanya ku.

"di dekat sini ada warung bakso yang menurut ku cukup enak, kalian mau? "(luna)

"mau" (tia)

astaga tia kau ini seperti anak kecil saja, aku hanya bisa menggeleng dengan diiringi senyuman kecil karena melihat ulah tia.

"boleh" aku pun ikut bersuara setelah melihat pandangan luna yang memberi isyarat pertanyaan kepada ku.

kami bertiga pun berjalan menuju ke warung bakso yang luna maksud.

(baru setengah perjalanan qina melihat intan)

itu kak intan kan yang sedang berbicara dengan seorang laki-laki? apa itu fahri ya? apa ka intan beetemu lagi dengan fahri?

ya aku memang beberapa kali melihat ka intan berbicara dengan fahri.

aku berjalan mendekati ka intan dan fahri untuk menegur nya.

itu memang fahri tapi kenapa wajahnya begitu dingin ya, dia juga terlihat agak seram dengan wajah seperti itu. bukan kah dia orang yang ceria dan humoris?

"sudahlah jangan membuatku tambah kesal kepada mu" (intan)

apa mereka menjalin hubungan, tapi kenapa suara ka intan juga sangat dingin pada fahri? berbeda sekali dengan biasanya, kak intan bukannya sangat baik dan lemah lembut?

astaga aku sungguh penasaran aku bersembunyi saja dulu.

"cepat joni berikan barang itu sebelum dia marah"(intan)

joni? siapa joni?

"tenanglah gue bukan orang bodoh intan, dan jangan memanggil nama itu sembarangan" (fahri)

itu suara fahri tapi kenapa begitu dingin? dan apa katanya tadi? nama itu? apa fahri punya nama lain?

"baiklah-baiklah fahri. apa kau benar-benar tertarik dengan gadis itu? "(intan.)

Alqina Kaini ArabelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang