Haiii setelah sekian lama.. apakabar klean semuaaaaa!! Gila ini work udah berapa lama gue galanjutin, but makasi buat yang udah nunggu. Btw ada sekitar 700 words lebih, selamat menikmati. Udeh gatau ini cerita jalannya begemana hahahha. Liat aja ntar, okeehh🐲🤍
Seusai percakapannya dengan Yani tadi, Gino kini tengah fokus pada kertas-kertas di mejanya. Bung besar akan mengadakan kunjungan ke Britania Raya. Dan kali ini Gino harus mendampingi.
"Halah, kalo gini caranya gimana caranya saya bisa jodohin Rose sama Yani. Ya tuhan," monolog Gino, paling tidak bung besar akan menginap seminggu di istana Buckingham itu.
Tok..tok...
Suara pintu terdengar dengan wajah datar Gino membalas, "masuk." Ternyata itu Bonar, ditemani Nas disisinya.
"Pak Gino, permisi. Kami ingin membicarakan tentang kunjungan yang akan dilaksanakan tepat 2 minggu lagi," tutur jenderal tersebut.
"Iya saya tahu, bung besar itu ingin mengajukan hubungan bilateral dengan Ratu Elizabeth. Iya, saya tahu..." cecar Gino , fokusnya masih pada mengerjakan dokumen-dokumen penting lainnya.
"Entahlah... ingin menjalin hubungan bilateral atau pamer kekuasaan," sinis Gino. Ia lalu melirik kedua tamu mendadaknya itu, Bonar terkikik sementara Nas hanya tersenyum canggung. "Oh, iya. Silahkan duduk, Jendral," perintah Gino yang diangguki oleh duo batak tersebut.
"Jadi, ada apa Pak?" Tanya Gino tanpa basa basi. Nas tampak berpikir, sebenarnya Ratu Elizabeth hanya ingin menjamu presiden nomer satu itu, bukan menjalin hubungan bilateral, namun Syahrir malah menyarankan supaya, Indonesia juga menjalin hubungan bilateral dengan negara yang ada di benua Eropa itu.
"Kita hanya ingin dijamu, bukan untuk berdagang dan mengadakan serta menjalin perjanjian," jelas Nas
"Iya saya tahu, kalo pun kita mendadak mengadakan perjanjian saya siap. Itu tugas seorang diplomat, negosiator, dan menteri luar negeri bukan? Syahrir, orang itu terlalu berambisi. Sama seperti presidennya. Mereka semua gila, sama saja seperti Wilopo," ucap Gino frontal dengan ekspresi kesal.
"Tapi beda cerita Pak Gino, hahahaha... belum pernah saya lihat bapak, se-sarkas ini sebelumnya. Ada apa pak?"
Gino mengernyitkan dahi, wajahnya berubah jadi lesu tatkala ia akan sangat sibuk mengurus penerbangan, visa, passport, belum lagi dokumen-dokumen penting yang akan dipelajari olehnya kalau mereka jadi mengadakan perjanjian bilateral.
"Ini soal deputi Pak Nas, Pak Yani," tutur Gino yang membuat Nas bingung, "ada apa dengan Yani, pak?"
"Ya, tadinya saya berencana untuk menjodohkan dia dengan anak saya, yang baru lulus kuliah di Inggris. Tapi kalau begini. Si Yani keburu kepelet sama perempuan lain.Hilanglah harapan saya," Kata Gino dengan nada yang sedikit mendramatisir di akhir. Bonar terkekeh, drama sekali menteri satu ini.
"Oh, kalau tahu begitu. Saya tidak jadi mengenalkan Yani pada anak sepupu saya. Dikarenakan bapak akan menjodohkannya dengan putri bapak."
"Apa bapak sudah memperkenalkan mereka sebelumnya?" Tanya Bonar memecah keheningan sesaat, Gino menggeleng cepat, "tentu saja... belum."
"Kalau begitu, kenalkan atuh."
Ada benarnya juga, rencananya ia akan memperkenalkan mereka pada saat jamuan makan di istana. Namun sepertinya tidak jadi, karena ia sangat sibuk setelahnya.
"Saya berencana mengenalkan mereka, besok saat jamuan makan malam di Istana." Nas tampak berpikir, itu ide yang bagus. Kapan lagi Gino memamerkan anak perempuannya? Iya, kan? Namun pertanyaannya apakah Yani mau? Itu masih misteri.
"Yang ada nanti dia ditaksir bung besar, hahahahaha. Sama kasusnya seperti putri Solo, sayangnya dia menolak poligami. Jadi syahrir maupun bung besar sama-sama kalah mendapatkan tahta Solo," sarkas Bonar
"Saya tidak akan mengizinkan anak saya menjadi selirnya, enak saja! Buat apa saya cari duit, biayain sekolah sampe jungkir balik... pusing 7 keliling. Kalo ujung-ujunganya cuma jadi pemuas? Mending tidak sekolah saja!" Ya Gino tidak mau, Rose jadi simpanan bahkan pemuas. Bukan tanpa alasan juga ia mengatakan itu, tapi orang tua mana yang tega melihat anaknya hanya dijadikan boneka, oleh suaminya kelak? Kalau ada sungguh terlalu..
"Benar juga, yasudah nanti saya akan bawa Yani dan bilang sama dia kalau, pak gino ingin memperkenalkan putrinya. Nanti saya akan minta dia untuk mendampingi saya, pada saat jamuan malam di Istana," ucap Nas, wajah Gino sumringah. Kalau begitu ia akan mengusahakan supaya ia bisa mendapatkan menantu AD sebisanya.
"Ah! Bapak baik sekali, semoga cepet naik gaji ya, pak!" Kata Gino yang membuat Nas terkekeh malu. Karena semenjak ada kerusuhan ganjang Malaysia mendadak gaji pokok serta tunjangan para menteri dan pejabat lain dikurangi, sungguh malang sekali nasib mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
Historical FictionBagi Rose kebahagiaan adalah definisi utama untuk menuju hidup yang lebih indah, dan damai. Paska pulang ke tanah air dirinya diuji, ia harus menikah dengan seorang perwira tinggi AD, Ahmad Yani. Pria pilihan ayahnya Soegino Hardjodjo, diplomat sek...