Di lain tempat Taehyung dan Jimin sampai di sebuah tempat jauh dari kota dimana terdapat banyak gerbong kereta yang terbengkalai. Namun juga banyak orang yang berkeliaran menjalankan aktivitas mereka disana. Ini seperti suasana desa kecil yang tak tersentuh siapa pun. Di setiap gerbong terdapat satu keluarga, yang artinya gerbong tersebut adalah sebuah rumah.
“ Jendral, ini tempat apa? “ Tanya Jimin.
“ Panggil namaku saja, kita tidak lagi berada dalam jam kerja “ titah Taehyung yang diangguki oleh Jimin.
Terlihat lima anak kecil yang berlarian saling kerjar, mereka tertawa bahagia tanpa beban sedikit pun. Hingga seorang anak laki-laki berhenti ketika matanya menangkap sosok Taehyung.“ Hei! Itu Taetae “ teriaknya sambil menunjuk kearah Taehyung, sontak ke empat anak yang di depannya berhenti dan menatap sang objek.
“ Taetae “ teriak mereka serempak, lalu berlari kearah Taehyung dengan senyum ceria mereka.
“ Taetae? “ gumam Jimin sambil menaikan alisnya. Ia akhirnya ikut tersenyum simpul ketika melihat sang Jendral Kim Taehyung yang terkenal datar dan dingin ini menampilkan senyum kotaknya yang tampan.
“ Hai! Kalian apa kabar? “ sapa Taehyung pada kelima anak yang memeluk kakinya erat.
“ Kami baik-baik saja. Taetae tahu tidak? “ seorang anak perempuan yang sedang memegang boneka beruang itu meminta perhatian Taehyung.
“ Hm, memangnya ada apa? Apa aku boleh tahu? “ Taehyung sedikit penasaran dengan apa yang akan di katakana anak perempuan yang ada di depannya. Ia pun berjongkook untuk menyamakan tingginya dengan gadis kecil dihadapannya.
“ Aku akan punya adik bayi. Yey! “ senangnya sambil memeluk erat leher Taehyung.
“ Wah selamat! Adik bayi pasti lucu jika sudah lahir nanti “ Taehyung lalu balas memeluk gadis kecil itu dengan gemas.
“ Nah, kalian kenalkan ini temanku. Namanya Park Jimin “ Taehyung menengok kearah belakangnya.
Jimin yang sempat kikuk, akhirnya mengenalkan dirinya pada lima anak yang menggemaskan di depannya. Ia membungkukan badannya menyapa kelima anak kecil itu.“ Hallo! Namaku Park Jimin, aku temannya Taehyung “ ucapnya dengan cengiran lucunya.
“ Hallo! “ balas kelima anak itu dengan bersamaan.
“ Nah, sekarang kalian bermainlah. Aku akan berkeliling disini “ titah Taehyung, kelima anak itu akhirnya berlarian lagi untuk bermain bersama.
“ Aku tahu, banyak pertanyaan dikepalamu. Ikuti aku, aku akan menunjukan sesuatu padamu “ Taehyung dengan santai berjalan mendahului Jimin.
Disini Jimin menemukan sisi lain dari atasannya. Jika di kantor ia akan dingin pada setiap orang yang menyapanya. Akan tetapi, ini seperti bukan dirinya, ia tersenyum ramah pada setiap orang yang menyapanya disini. Terkadang ia akan berhenti untuk berbicara singkat pada beberapa orang yang ada disini. Jimin hanya mengekorinya sambil membungkukan badannya karena Taehyung yang mengenalkannya pada setiap orang disana. Hingga di penghujung jalan mereka berhenti di sebuah gerbong kereta yang disusun panjang dan di hias begitu indah, berbeda dengan yang lainnya. Gerbong cantik yang di hiasi pagar dengan cat putih dan ada dua kursi santai di depan gerbong, juga beberapa bunga yang semakin menambah aura manis juga cantik suasana.
Taehyung menghela nafasnya pelan, menatap gerbong cantik itu cukup lama. Ia menelisik setiap sudut gerbong itu dengan matanya, lalu tersenyum meihat keadaan semua yang ada disini.
“ Tidak ada yang berubah “ gumamnya pelan sambil tersenyum.
Taehyung mulai melangkahkan kakinya, di ikuti Jimin yang kagum melihat gerbong ini. Saat pintu gerbong di buka, wangi dupa menyengat indra penciuman Jimin. Keadaan gerbong ini seperti rumah pada umumnya, ketika masuk terlihat sebuah sofa televisi dan rak hiasan. Bisa dibilang ini ruangan untuk tamu. Taehyung melangkahkan kakinya menuju ruangan kecil yang ada di sebelah kanan. Jimin masih mengikutinya dari belakang. Bau dupa itu semakin menusuk, hingga saat masuk pada ruangan yang mereka tuju. Ruangan itu Nampak kosong, foto seorang pria manis yang sedang tersenyum bahagia terpampang jelas di sebuah meja kecil dengan banyak bunga krisan dan lilin kecil serta gelas yang terisi dupa yang menyala.
Jimin semakin di buat bingung oleh atasannya, ia sesekali melirik wajah sang Jendral yang sedikit murung, ada kesedihan yang mendalam di wajah dan mata itu.
Taehyung kemudian dengan pelan duduk bersimpuh diatas sebuah bantal, tepat di depan foto pria itu. Tangannya meraih dua buah dupa yang sengaja ditaruh dalam sebuah kotak bersama korek api. Ia menyalakan dupa, lalu menyimpannya dengan dupa yang tinggal setengah di gelas. Wajahnya sendu menahan air mata, ia tak ingin terlihat lemah dihadapan pria yang di foto itu.
“ Aku pulang, maaf aku tidak bisa membawakanmu bunga mawar merah muda kesukaan mu. Aku baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir. Aku___ “ ucapannya tersedat. Ia tidak dapat membendung semua yang ia rasakan. Ia menitikan air matanya. “ Ah, maaf. Aku memang lemah. Aku__ aku menjaga Yontan dengan baik, dia tumbuh sehat dan ceria. Se__sesekali ia akan murung. Tapi, saat aku memutar video kita dia akan kembali ceria. Mungkin dia sedang merindukanmu. Ahahaha “ Taehyung tertawa hambar, ia memejamkan matanya erat, bibir itu bergetar menahan tangis.
“ Sebenarnya, aku juga merindukan mu “ setelah kata lirih itu meluncur bebas dari bibirnya, Taehyung tidak bisa menahannya lagi, ia menangis sambil tertunduk dihadapan foto pria yang ia rindukan.
Jimin menatap sendu pada atasannya, ia tidak tahu bahwa ada beban seberat ini di punggung atasannya. Meski diluar ia terlihat sangat biasa. Ternyata sikap dan wajahnya yang datar itu hanyalah sebuah topeng belaka. Seolah kehidupannya baik-baik saja, nyatanya dia sesakit ini. Jimin tidak menyangka akan hal ini. Ia bahkan dapat merasakan rasa sakit yang atasannya rasakan saat ini. Namun, ia tak bisa berbuat apa pun, ia hanya memandang foto pria itu dengan diam, memberikan sedikit ruang untuk sang atasan.
Setelah acara mengharukan tadi, kini mereka sedang duduk di ruang tamu dengan dua cangkir kopi dan tiga toples makanan ringan yang Taehyung dapatkan dari tetangganya. Mereka terdiam cukup lama. Jimin yang terus saja menatap Taehyung meminta penjelasan. Sedangkan Taehyung dengan santainya meneyruput kopi sambil mengunyah makanan.
“ Oh ayolah~ “ akhirnya Jimin yang tak tahan dengan keterdiaman sang atasan mengangkat suaranya. “ Mau sampai kapan kau diam? Berikan aku penjelasan, Tae! “ tuntut Jimin.
“ Hah~ baiklah “ Taehyung menghela nafas berat. Ia menyesap lagi kopinya lalu duduk tegak, menandakan jika ia akan mulai serius. Jimin yang melihat respon itu langsung berbinar senang.
“ Pria yang ada di foto itu adalah___ “
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Party🔞
FanfictionDi era modern ini, semua serba canggih menggunakan teknologi. Semua orang banyak menggunakan tenaga teknologi untuk sekedar mempermudah pekerjaan mereka. Sama hal-nya dengan anggota pemerintahan kepolisian Unit Criminal di pusat kota Seoul Korea Sel...