Prolog The Altritirus

5 0 0
                                    

Bonjour para pembaca tercinta!

Gimana kabarnya? Pasti baik dong! Ye nggak?

Hm ... nggak mau berkoar koar banyak, yang jelas di sini ana cuma mau bilang, ana bawa cerita fresh bergenre fantasy 😭 seneng banget akhirnya ana bisa nulis yang ginian.

Moga enjoy dan selalu stay meski akun ini kayak akun mati ....

Salam hangat!

****

Dua manusia dengan gender berbeda bergelut dalam keheningan, suara percikan rantai yang berpadu dengan lantai menjadi lagu penengah di antara keduanya. Sosok tinggi dengan mata amber teduh menyorot objek yang sedang terduduk lemas. Tidak ada tanda-tanda perlawanan atau bentakan dari gadis bermanik maroon tersebut.

Terlihat signifikan perbedaan keduanya, di saat sang gadis bersurai panjang itu terikat bak binatang, justru sang pria duduk manis di singgasana kebesarannya. Kontraks karena si gadis adalah tahanan di sini. Bibir mungil pucatnya menghela napas, pikirannya pun berkecamuk karena tak menemukan solusi dari masalahnya.

"Apa yang sedang kau pikirkan? Mate mu, hn?" tanya sang netra teduh. Terselip nada ketidaksukaan pada pertanyaannya.

Manik maroon itu menatap sekilas sebelum kembali menunduk, "lord, apa menurutmu membunuh pasangan dari seorang gadis lemah seperti saya adalah sebuah kesenangan?"

"Tentu tidak!" jawabnya cepat. Tangannya membelai lembut rambut berwarna merah yang serupa dengan manik pemiliknya.

"Tidakkah lord merasa bahwa anda adalah seorang pecundang?" si manik darah pekat memancing emosi.

Kekehan manis pria di depannya membuat sang gadis ingin sekali mendelik, tetapi harus tertahan mengingat kedudukan si hewan ini lebih tinggi darinya. Hn, sebutan apa yang pantas untuk seorang pria di depannya ini selain nama hewan dan umpatan-umpatan membahana yang ia ketahui?

"Sebenarnya yang dipecundangi adalah mate palsu 'mu my life. Ah! Aku rasa kau benar-benar dimanipulasi oleh si bodoh itu! Aku terlambat," lirihnya.

Gadis itu menoleh ke samping lalu berdecih pelan, jangan sampai si hewan ini tau bahwa ia baru saja berdecih najis atau besok ia sudah digantung di alun-alun pack Red blood dengan tidak terhormat. Sungguh selama hidupnya ia banyak berjasa di kerajaan mate-nya nyaris seluruh pack menghormatinya, sebelum si hewan ini dengan lancangnya merebut kekuasaan mate-nya

"Apa anda tidak merasa berdosa, lord? Setelah ini saya benar-benar hidup tanpa pasangan, dan anda anggap ini lelucon? Saya tidak percaya!" ujarnya sarkastik. Meski amarah sudah mencapai batas normal si gadis, tetapi ia berusaha keras untuk tidak memberontak dari rantai yang mengikat tangan dan kakinya.

"Tidak perlu khawatir, saya akan bertanggungjawab!" Laki-laki tersebut menyeringai, "Hadim ambilkan pisau!"

"Baik Alpha!" Seseorang bernama Hadim berjalan menjauh lalu tidak lama kembali membawa sebuah belati yang berkilau dibawah lampu.

Srettt!

Manik maroon itu bergerak waspada, sebenarnya apa yang direncanakan si hewan ini padanya? Mengulum bibirnya yang kering karena sang gadis tak diberikan minuman ia mundur seiring tangan sang Alpha yang mendekat padanya.

"Buka mulut 'mu gadis pintar aaaa!"

"Apa yang anda lakukan lord?!"

"Menurutlah dan semuanya akan baik-baik saja! Sekarang aaaa!"

"Tidak! Jangan! Saya mohon!"

"Jadilah peliharaan yang baik dan tunduk pada tuannya! Sekarang buka mulut 'mu!"

"Tidak! Selamanya saya tidak akan mengkhianati mate saya!"

"Begitu rupanya, si bodoh itu benar-benar mengusik emosiku! Buka mulutmu ku bilang!"

"Tidak! Hmphhhh!"

*****

"Dasar hewan tidak punya otak!" Air mata yang sudah mengering di pipi pucatnya menjadi atensi paling mengerikan, atau mungkin tidak. Dilihat dari kiri, kanan, dan atas penampilannya tampak kacau. Bak rogue yang selalu berpenampilan acak-acakan.

Matanya memicing tajam saat melihat tanda kepimilikan manusia hewan yang berada pada lehernya. Mengigit bibirnya dalam-dalam mata semerah darah itu berpendar nyalang lalu sedetik kemudian berubah menjadi biru seterang laut.

"Kau kira takdir paksaan ini mempan padaku! Bermimpilah hewan!"

****


See you di chapter depan!

The

A

L

T

R

I

T

I

R

U

S

AquilariaMalaccensis_

The Altritirus [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang