NOSTALGIA 01

6 2 0
                                    

Senin

"SILKA! MAIN YUK!!"

"Kak di tunggu temennya!!"

Silka berlari dari kamar mandi untuk mengambil tasnya, setelah sarapan tadi perutnya tiba- tiba mulas tak karuan dan berakhir BAB di pagi hari.

Silka terburu- buru memakai sepatunya yang berujung belakangnya hanya di injak.

"Bram, pagi bener lo jemputnya."

Abram yang sedang berkaca menggendikkan bahu, "Gue juga di tipu."

"Di tipu siapa? Rian?"

"Kagak, jam di rumah gue mati jam 8 semalem."

Silka tertawa dengan menabok punggung Abram kencang.

"kenapa sih cewek kalo ketawa suka nabok?!" Gumam Abram kesal.

"Lo kan punya hape Bram, primitif amat cuma ngandelin Jam dinding."

Abram berdecak, "Hape gue ada di Fisa!"

Setelah Silka naik ke atas motor Abram, keduanya pun melaju menuju Brawijaya.

____

Setelah sampai di parkiran terlihat Silka yang buru- buru turun dan berlari berbelok ke kawasan anak IPA.

"SIL KEMANA WOY???"

Suara Abram jelas tak terdengar karena Silka sudah berlari jauh.

Di kawasan IPA Silka lumayan terkenal karena dia adalah gudangnya informasi, seluruh berita panas, hangat, sampai fenomenal berhasil dia kantongi dalam sehari.

Selain pendengarannya yang cukup tajam, Silka pintar menguping hingga tak ada yang tahu jika dirinya terlihat menguping.

"Pagi Silka," Sapa Rea.

Silka menoleh dan tersenyum, "Pagi Re."

"Nyari siapa?" Tanya Rea melihat Silka yang tengah kebingungan mencari seseorang.

"Andra."

Rea melotot, jelas kaget ada urusan apa Silka dengan Andra anak berandalan sekolah yang terkenal tukang Bully kakak kelas.

Kenapa kakak kelas? Karena Andra yang paling tertua di angkatan Silka, Andra sudah menetap di kelasnya 3 tahun berturut- turut karena tak naik kelas.

Tentang kenapa bukan Adik kelas, katanya Kakak kelas lebih menantang.

"Lo ngapain ada urusan sama Andra Sil?"

Silka mengeluarkan buku catatan kecilnya dari saku seragam, membukanya dan menunjukkan tabel berisi nama Andra Setyono berada di dalam daftar"Duit Kurang" milik Silka.

"Duitnya kurang lima puluh rebo di gue, kemarin dia ngincer Salimah adik kelas paling Alim. Lo tau kan?"

Rea kaget dua kali, tidak menyangka Andra berandalan mengincar Salimah anak Rohis yang hobinya keluar masuk musholla.

"Demi apa! Temenan sama lo emang gak ngerugiin Sil hahaha."

Silka mengibaskan rambutnya dengan pede, tersanjung mendengar pujian dari Rea.

"Udah ah kenapa gue malah ngobrol sama lo sih!"

"Gue nyamperin Andra dulu, bye!" Lanjut Silka.

Rea melambaikan tangannya lalu menutup mulutnya dengan sebelah tangan, heboh sendiri di tengah- tengah koridor.

______

Silka masuk ke kelasnya setelah mendapatkan lima puluh ribu nya dari Andra.

Cewek- cewek yang pertama kali heboh dengan kedatangan Silka adalah geng nya sendiri yang berisikan 4 orang.

Silka, Urin, Upil, Fizza.

"SILKA! WHERE HAVE YU BEEN?? Teriak Upil dramatis.

Silka meletakkan tas nya di samping Fizza yang menatapnya.

"Kelas Andra."

"Ohh duit nya kurang?" Tanya Fizza.

Silka mengangguk.

"Abram mana?" Tanya Silka pada Rian yang sedang memainkan Ular tangga bersama Abim, Biru, dan Eza.

"Kamar mandi sama Libra."

Upil menanggapi, "Najis banget cowok berdua ke kamar mandi."

"Lah emang lu kagak, cewek cewek gausa sok merasa berani ke kamar mandi sendirian," Balas Biru.

"Cewek kan berdua ke kamar mandi tuh buat ngehindarin cowok- cowok mesum macem elo!" Sahut Urin.

"Urine wc diem aja deh!" Celetuk Eza.

Urin menggebrak meja yang di tempati Oleh anak cowok sehingga dadu dan antek- antek ular tangga mereka berserakan jatuh ke lantai.

Biru berdecak kesal, "Heh Urine Wc kampret lo!!"

Urin melotot, andalannya ketika marah.

"APA LO?"

"YA APA?"

"HEH UDAH UDAH KEK BOCAH LO BERDUA!" Teriak Silka kesal.

Urin dengan kesal duduk ke kursinya kembali begitupun dengan Biru yang masih menjaga karismanya duduk dengan tenang kembali ke kursinya.

Memang karisma Biru tidak ada yang menandingi, bahkan Silka terpesona pada lelaki itu waktu masih awal masuk. Ternyata setelah di amati Biru itu kelakuannya Astagfirullah.

Abram datang dengan dua kantong kresek penuh gorengan dan sambal yang membuat perut- perut anak IPS 2 Berteriak.

"Sarapan yok!" Ajak Abram pada semuanya.

Silka menghampiri Abram, "Bram nanti lo pulang duluan ya, gue masih ada urusan."

"Ngapain lo?"

"Biasalah."

Abram mengangguk lalu ikut duduk dan posisi mereka kini melingkar dengan gorengan yang berada di tengah- tengah mereka.











NOSTALGIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang