NOSTALGIA 03

9 2 0
                                    

RABU -

Beruntung hari ini kelas sedang jam kosong karena Silka pusing dengan ratusan notif dari anak brawijaya yang memintanya bertemu di kantin nanti siang.

Buku catatannya pun penuh dengan nama- nama siswa yang meminta informasi tentang seseorang pada dirinya.

Meskipun kebanyakan kredit.

"Silka!"

"HAH?" Balas Silka yang sibuk dengan ponsel dan buku catatannya.

Sementara mereka terkikik.

"SILKA!"

"APA! YA ALLAH MATA LO GAK LIAT GUE LAGI SIBUK?."

Abim menggelangkan kepalanya, teman- temannya senang sekali mengerjai Silka jika di hari Rabu karena mereka tahu silka akan sibuk dengan pelanggannya.

"Bim lo gak pernah cerita tentang cewek ke kita?" Celetuk Eza yang sedang mengunyah permen karet.

"Iya tuh, gak asik lo main rahasiaan sama kite."

"Gue gak punya," Balas Abim singkat.

"Alah tipu lo, lo kan cakep masa gaada yang mau," Ucap Biru yang menuliskan huruf S pada kertas.

Ya mereka sedang bermain SOS, apapun kecuali bermain handpone.

Abim terkekeh, "Nyadar lo gue cakep?"

Rian berlagak mual, lalu menyilang S O S.

"Kalah lo Bir, traktir bakso ye."

Biru mendengus tak urung pun mengangguk.

"Gue kayanya mau tau soal Sarah anak ekstra padus deh, cakep anjir tapi anaknya lemot gitu," Curhat Rian.

"Lo kan goblok dia lemot, cocok lah lo berdua," Ucap Eza.

Abim terbahak mendengarnya, jika di pikir- pikir benar juga.

Rian mendengus dengan cepat menggeplak kepala Eza dengan buku tulis yang di gulungnya.

"Sialan lo!"

"Lo Bir suka sama siapa?" Tanya Abim.

Biru mendongak mencoba berpikir.

"Alah kaya punya otak aja lo mikir!"

Biru berdecak, "diem babi, gue lagi mikir."

"Gaada dah, males gue mikirin cewek ribet!"

Eza melirik Upil yang sedang membantu Silka mencatat.

"Lo keknya cocok sama upil deh Bir."

Biru melotot, "Ogah gue sama UPIL!"

Upil yang mendengar pun melotot, ia mengibaskan rambutnya dengan pede.

"Emang gue mau sama lo?! Ogah!"

Urin terbahak, "Apa pil?"

"gak selevel," Ucap Urin dan Upil bersama dengan tampang jijik menatap Biru yang cengo.

_______

"Jar! Gue mau di pojok!"

Fajar mengangkat kepalanya malas, sebelumnya tadi ia memang tertidur di meja Abil karena semalam ia begadang dengan Abim, Rian, Eza, dan Biru di rumah Abram. Sesekali memang anak SODA menginap di rumah Abram yang kelewat mewah.

Tanpa anak cewek tentunya.

Fajar tidak begadang pun memang hobinya tidur, lalu di ganggu dengan si cerewet Abil yang katanya anak SODA kaya kejebak friendzone.

"Tidur mulu lo ah! Gue mau cerita nih Jar," Ucap Abil kesal.

Silka yang mendengar ucapan Abil pun terkekeh, Abil itu manis, tapi cerewetnya gaada yang kuat kecuali Fajar karena Fajar tidak pernah protes tentang mulut Abil yang selalu mengoceh selagi tidak mengganggunya tidur.

"Biarin suami lo tidur deh Bil, Capek tuh," Ucap Silka.

Abil memelototi Silka dan mengacungkan jari tengah.

"Mending lo tidur deh Bil sini bareng gue, gak capek apa mulut lo ngoceh mulu. Berbusa gue doain," Ucap Fajar malas.

"Gue tuh mau cerita Fajar, jadi kemarin malem gue tuh ketemu kucing kecil banget masih baru lahir tap-."

Belum selesai, Fajar sudah menyumpal telinga Abil dengan sebelah earphone miliknya. Ia juga menarik kepala Abil ke meja.

"Sakit bodoh pala gue!!"

Fajar hanya terkekeh lalu menghadap ke arah Abil dan melanjutkan tidurnya.

Abil mengerjapkan matanya beberapa kali.

"ADUHH YANG FRIENDZONE!" Teriak Urin gemas melihat interaksi antara Fajar Dan Abil.

"Iri banget gue," Ejek Fizza.

Abil melemparkan pensil ke arah Urin. Yang meledakkan tawa Urin dan Fizza karena berhasil menggoda Abil.

Abim yang melihatnya ikut tertawa, kelasnya ini unik pikirnya karena Abim adalah murid pindahan semester dua.

Abim mendatangi Bangku Silka, terlihat Silka yang masih Sibuk karena sekarang dia tengah melakukan panggilan yang Abim yakini adalah pelanggannya.

"Ya gimana?"

"Ohhh tau gue, tapi dia udah ada pawangnya."

"Gue nanti sama Abram aja, lo gausah ke kelas."

"Oke, duitnya jangan lupa ye."

"Sil," Panggil Abim.

Silka melihat Abim sebentar lalu mengangguk.

"Kalo jadi pelanggan lo gimana caranya ya?" Tanya Abim pelan.

Silka menoleh ke arah Abim, gak salah nih Abim jadi pelanggannya Silka.

"Gak gimana- gimana, lo beneran nih?"

Abim mengangguk, "Jangan bilang temen- temen, karena gue mau cuma gue sama lo yang tahu."

Silka mengangguk mengerti.

"Pulang sekolah kemana?"

"Ke kelas Naura dulu abistu bareng Abram," Jawab Silka.

Melihat gelagat Abim, Silka merasa Abim meminta bantuannya mencari informasi orang yang paling ia kenal.

Abim terlihat gugup membuat perut Silka merasa tergelitik, Abim nih beneran gak sih gak pernah pacaran.

"Lo aneh tau gak," Ucap Silka.

"Kenapa?"

Silka menggeleng.

"Abram itu pacar lo ya??" Tanya Abim.

Silka menggeleng, sudah biasa di tanyai seperti itu hampir pada setiap orang baru yang ia temui.

NOSTALGIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang