Part 1

2.4K 91 10
                                    

Btw, ni cerita author ngarang sendiri dan bukan nyata, jikaa ada kesalahan penulisan atau kesalahan yang lain lain maaf ya...

Gausah pake perkenalan toko segala laa

Yang utamnya aje ye,

•Padjajaran:

  ○Prabu siliwangi
  ○Subang larang
  ○Kentring Manik
  ○Amuk marugul
  ○Walangsungsang
  ○Rara santang
  ○Kian santang
  ○Surawisesa
  ○syech nurjati
  ○Kidaksina

•Golongan hitam:

  ○Nyi Rompang
  ○Saloka
  ○Yudakara
  ○Dewi samudra
  ○Durgala
  ○Hariwangsa

LETS GO!!! KE CERITA...

Di sebuah istana yang sangat besar, kokoh dan mewah ditanah pasundan ini, yaitu istana padjajaran, padjajaran adalah istana yang sangat terkenal diseluruh pasundan tanah jawa.

Pajajaran dipimpin oleh prabu yang tegas, yaitu prabu siliwangi.

Di kerajaan pajajaran siliwangi tinggal bersama keempat anaknya dan kedua istrinya dan rakanya (amuk marugul).

ia juga tinggal bersama syech nurjati dan kidaksina.

Suatu hari, dikerajaan pajajaran sangat amat sepi tak seperti biasanya, karena walangsungsang, rara santang dan Kian santang pergi mengembara dengan tempat yang berbeda, mereka mengembara selama 6 tahun lamanya.

selama mereka mengembara, subang larang selalu telat makan, selalu mengurung dikamarnya dan selalu menangis merindukan ketiga anaknya.

Putra putri kuu... dimana kalian nak, kini sudah 6 tahun kalian mengembara namun kalian belum ada kabar untuk kembali", ucap subang larang dengan memandang keluar jendela

ibunda sangat merindukan kalian bertiga, apakah kalian tidak merindukan ibunda sehingga kalian tak ingin kembali lagi", ucap subang larang dengan air mata mengalir.

Putra putriku cepatlaah kalian, pulang ibunda selalu menunggu kepulangan kalian,ibunda sangat amat merindukan kalian. Ibunda ingin memeluk dan mencium kalian, dan ibunda akan selalu mendoakan kalian dimana pun kalian berada", ucap subang larang sembari menghapus air matanya

Ternyata selama subang larang berbicara atas kerinduan putra putrinya, siliwangi mendemgarkan percakapan subang larang

Tak hanya subang larang saja yang menrindukan putra putrinya namun siliwangi juga merindukan ketiga anaknya

Siliwangi pun langsung menghampiri subang larang yang sedang berdiri didepan jendela.

Dinda", panggil siliwangi dengan memegang bahu subang larang

K kanda, sejak kapan kakanda berada disini", ucap subang laranng menghapus air matanya kembali agar tidak kelihatan sedang bersedih

Sudhlaa dinda, kakanda tau kau sedang bersedih. Kanda yakin putra putri kita akan kembali ke istana", ucap siliwangi menenangkan subang larang

tapi kakanda, dinda takut jika  terjadi hal buruk dengan putra putri kita", ucap subang larang kembali mengeluarkan air matanya

Tidak dinda, pasti putra putri kita baik baik saja, mereka semua anak anak yang kuat mereka pasti bisa menjaga diri mereka dengan baik, jadi dinda jangan menangis terus menerus", ucap siliwangi sembari menghapus air mata subang larang

Sudahla, sekarang ayo kita ke ruang makan, emban sudah menyiapkan makan sore dan disana juga raka amuk marugul sudah menunggu mu",ucap siliwangi

Baiklaa, ayo kakanda",ajak subang larang

Siliwangi dan subang larang, menuju ke ruang makan,

Sesampainya disana amuk marugul dan kentring manik telah menunggu.

Namun siliwangi merasa, jika kekurangan satu orang, yaitu surawisesa anak dr kentring manik.

Dimana putraku surawisesa, mengapa ia tidak berada disini?", tanya siliwangi

Purtra kita surawisesa, sedang berada dihalaman belakang istana", jelas kentring manik

Mengapa dinda tak mengajaknya untuk makan siang bersama?" , tanya siliwangi

Tadi aku bersama raka amuk marugul sudah mengajaknya. Namun ia tak mau", jelas ketring manik

Ada dengan surawisesa?", tanya siliwangi dengan batinnya

Sudahla lebih baik sekarang kalian makan, setelah makan aku akan menghampiri surawisesa", ucap siliwangi

Baik kakanda", subang larang dan  kentring manik

Baik rai",jawab amuk marugul

Mereka pun makan, mereka makan dengan lauk yang telah disiapkan oleh emban.

SKIPPPP!!!!

Setelah makan prabu langsung pergi menghampiri surawisesa yang sedang berada dibelakang halaman istana, begitu juga subang larang ia kembali ke kamarnya.

Sesampai si halaman belakang, terlihat surawisesa yang sedang kesal sembari memukul pepohonan yang berada dihalaman.

ada apa dengan putra ku, kenapa ia seperti tampak kesal?", tanya siliwangi pada dirinya

Ia pun berjalan mengampiri surawisesa

Putraku", siliwangi

A ayahnda", jawab surawisesa berhenti dari memukul perpohonan

Sejak kapan ayahanda berada disini?",tanya surawisesa

Baru saja",jawab siliwangi

Sekarang ayahanda ingin bertanya dengan mu", ucap siliwangi

Ayahanda ingin bertanya apa?", tanya balik surawisesa

Mengapa kau tak ikut makan siang bersama?",tanya siliwangi

Maaf ayahanda, aku tak kesana karena aku masih merasakan keyang",ucap surawisesa dengan tangannya menyatu sebagi meminta maaf

Baikla, lalu mengapa ayahanda melihatmu tampak kesal? Ada masalah apa putraku?", tanya kedua kali siliwangi

Ak a aku tidak ada masalah apapuun ayahanda", jawab surawisesa dengan sedikit gugup

Yakin kau tidak ada masalah apa apa?", tanya kembali siliwangi

Iya ayahanda, aku tidak memiliki masalah apa pun",jawab surawisesa meyakinkan siliwangi

Baiklah, ayahanda akan kembali untuk bersemedi", siliwangi

Baikla ayahanda", jawab surawisesa

Siliwangi pergi dari hadapan surawisesa dan kembali masuk ke istana pajajaran

Aku memang tidak ada masalah, namun aku sangat kesal jika anak anak subang larang kembali ke istana ini apalagi kian santang, aku sangat tak menyukainya jika ia berada di istana ini. Kehadirannya selalu merebut kasih sayangku dari ayahanda, tunggu saja nanti saat kau kembali ke istana kian santangggg", ucap surawasisesa dengan mengepalkan tangannya

SKIPPPPP!!!

1 minggu kemudian...

Dimana hari ini hari yang sangat bahagia bagi subanglarang dan siliwangi karena putra pertamanya akan kembali ke pajajaran.

Namun tidak dengan amuk marugul, kentring manik dan surawisesa mereka sangat amat tidak suka jika anak subang larang kembali.

Bersambung...

Apakah walangsungsang kembali ke istana dengan selamat?

Lanjut? Vote dulu baru lanjut



Raden Kian Santang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang