16. Hujan

2K 230 22
                                    


“Tak perlu memaksakan kebenaran jadi kebahagiaan. Kadang kau hanya butuh ilusi agar bahagia.” - Sung Deok Sun (Reply 1988)

***

Di pagi hari setelah sarapan, Billa bersiap-siap untuk pergi. Bianca sebenarnya ingin ikut Billa pergi, tapi Billa melarangnya. Dia berkata ke Bianca kalau dia ingin pergi sendiri karena ada masalah pribadi yang harus diurus terlebih dahulu.

Billa berjalan melewati ruang tamu, hari ini dia akan pergi mencari tau dimana makamnya berada. Dia akan memastikan bahwa tubuhnya di kehidupan sebelumnya benar-benar dimakamkan, tidak dibuang ke kali atau laut.

Ya, dia juga ingin melihat kedua sahabatnya tapi dia juga tidak tahu apakah mereka sudah pindah atau belum? semoga saja dia bisa bertemu dengan mereka hari ini, karena dia sangat merindukan sahabatnya.

Tapi masalahnya kalau dia bertemu dengan kedua sahabatnya apakah dia harus memperkenalkan diri sebagai Billa atau bercerita terus terang kalau dia Killa? Tapi kalau dia menjelaskan dia sebenarnya Killa yang sudah mati hidup kembali sebagai Billa, apakah temannya akan percaya? Atau malah mereka akan mengira dia gila?.

"Bill tunggu" teriak Bianca.

Billa berbalik melihat Bianca yang datang membawa payung ditangannya.

Bianca menyerahkan payungnya ke Billa "Nih bawa payung, di luar mendung takut hujan, atau gue ikut lo aja yah? Sekalian jalan-jalan. Masa iya jauh-jauh kesini gue malah dirumah om gue doang. Percuma dong gue kesini, terus kalau gue pergi sendiri nanti ilang gimana? Lo kan tau Kak Alana lagi sibuk ga mungkin nemenin gue pergi. Setidaknya kalau sama lo ilang pun ada temannya, boleh ya gue ikut lo?" Bianca berkata dengan muka memelas.

Billa yang melihat ekspresi muka Bianca seperti anjing kecil yang ditinggalkan pemiliknya pun menghela nafas "yaudah kalau mau ikut sana siap-siap gue tunggu lo disini, jangan kelamaan kalau ga gue tinggal"

Bianca tersenyum senang dia memeluk Billa dengan riang "iya iya bentar ya lo tunggu gue disini, gue ga lama kok"

Billa duduk di sofa ruang tamu menunggu Bianca. Tak lama kemudian Bianca berjalan mendekat lalu mereka berdua pergi bersama naik taksi.

"Kita pergi kemana Bil?" tanya Bianca penasaran

"Gue ada kenalan disini jadi gue mau kesana" jawab Billa

"Mau ngapain kesana Bil? Mau main?"

"Ada yang mau gue tanyain"

"Tanya apa?" Bianca bertanya penasaran.

"Mau tanya makam seseorang"

"Makam?" Bianca bingung dia berpikir sejenak lalu bertanya lagi "makam siapa Bil? Saudara? Teman?"

Billa menatap Bianca dengan nada yang setengah serius dia bertanya "kalau gue jawab gue lagi nyari makam gue lo percaya ga?"

Bianca tertawa mendengar jawaban Billa "hahaha malah bercanda, lo kan ada di depan gue masa iya nyarinya makam lo sendiri"

"Padahal gue ga bercanda tapi ga percaya" gumam Billa sambil menunduk, Ia menatap Bianca lagi lalu berbicara dengan serius "Bi kalau gue bilang itu makam gue dikehidupan sebelumnya lo percaya ga? Kalau gue bilang Gue itu di kehidupan sebelumnya hidup selama 24 tahun lalu karena kecelakaan gue mati dan lahir kedunia ini lagi sebagai Billa terus karena jatuh dari tangga gue jadi ingat kembali kehidupan masa lampau gue, lo percaya ga?"

Bianca tambah tertawa terbahak bahak "Kenapa ga bilang kalau lo di kehidupan lampau nikah sama ceo ganteng kaya raya yang mendominasi? Hahaha, gini nih kalau kebanyakan baca cerita fiksi,  jadi kelewat halunya kan? mana ada yang percaya Bil kalau lo bilang kek gitu, kecuali anak kecil yang suka dengerin dongeng tuh baru percaya"

DiferitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang