satu (3)

90 66 43
                                    

Yuk kawal teross.. typooo yaudahlah yah:v
Lanjut baby girllll.
Selamat membaca ya teman teman online kuu..

.....

"Wa, lo gak nengokin si singa itu?" Tanya Kemal.

"Maksud lo si Ema?" Tanya Bara.

"Lo berdua tenang aja, gue punya sesuatu buat si Ema. Kita tunggu satu jam lagi,"

"Kenapa harus nunggu, sih?"

"Ya, 'kan namanya juga kejutan. Gue yakin gak akan gagal dah," ujarnya. "Eh, Bar, lo mau cobain cilok legendaris di SMA ini gak, buatan Mang Kedip."

"Lo telat bege! Dari seminggu yang lalu juga udah gue cekokin tuh si Bara sama cilok Mang Kedip."

"Bar, gue kalo malem suka main basket sama temen-temen gue. Lo kalo mau gabung bisa kok ama kita. Dewa juga kadang suka ikut, kalo ga basket ya motoran gitu balap liar. Nanti jam sembilan malem di lapangan deket rumah gue, ya!" Bara mengangguk setuju.

...

"JAMILA! SINI KAMU!" Mila ditarik seseorang bertubuh kekar untuk keluar ruangan. "Apa yang bisa Papa banggain dari kamu, hah? Maunya Papa dipanggil ke sekolah itu karna prestasi akademik bukan prestasi berkelahi."

"Semua harus perfect. Aku capek kali, Pa. Diatur-atur terus, berasa hewan tau gak."

Sementara Ema ia menunggu Orang tuanya yang tak kunjung datang. "Mama saya jadi kesini Bu?" Tanya Ema.

"Bukan Mama kamu, katanya beliau lagi ada urusan. Makanya saya panggil Abang kamu."

Bukan urusan palingan juga, tapi arisan. Batin Ema. Ya ada untungnya juga sih.

"Dek," panggil seseorang dengan lembutnya.

"Abang?"

"Lo berantem lagi?"

"Emm, Pak Jafri, silahkan masuk kita luruskan permasalahan ini dengan baik-baik." Panggil bu Mohay kepada Papa Mila.

Bu Mohay mencerita'kan kronologi yang ia dapat dari berbagai sumber mata. Keduanya masih dianggap salah. Karena mereka masih dikira saling bermain tidak adil atau curang dalam pertandingan.

"Jadi kamu main curang, Ra?" Selain panggilan 'ade' Gilang juga memanggil Ema dengan sebutan 'Cyra' yang dimana itu nama aslinya.

Auretta Cyra Tsantoni. Itu nama asli Ema, bukan Qaseema. Tapi orang-orang memanggilnya dengan sebutan 'Ema' sedari waktu ia duduk di bangku SMP. Qaseema itu artinya cantik, wanita cantik, pokonya yang ada cantiknya deh. Banyak yang bilang dia itu gak cantik, tapi manis, tapi Ema yang sekarang bukanlah Ema yang dulu. Dulu dekil, sekarang jauh dari kata itu. Cuman ya, Ema masih kurang percaya diri aja. Gitu guysss.

"Gue gak curang Bang, justru gue ikutin trik dari,lo. Pakai kode yang dimana pake nama Bokap atau Nyokap dari setiap anggota."

"Bohong lo yah! Pembelaan palingan itu, Bu." Timpal Mila.

"Bu, Adek saya pasti gak salah. Saya kenal betul dia. Gak mungkin dia menghajar orang lain tanpa ada 'sesuatu'nya."

"Anak saya juga gak mungkin salah, Bu. Anak saya pasti korban. Buktinya anak saya ditampar oleh anak ini 'kan?" Sambil menunjuk ke arah Ema.

"Gak salah gimana ceritanya, Om? Jelas sekali anak Om udah bikin teman saya lecet. Masih mau ngebela anak Om?"

"Papa mana yang gak mau ngebela anaknya, hah? Lagian baru juga lecet belum cedera yang serius'kan?"

"Belum cedera yang serius yah?" Ucap Ema dengan anggukan malas. "Anak Om juga baru ditampar gitu aja Om berlebihan. Gimana kalo saya bikin anak Om lecet, hah. Papa, ya, Papa. Tapi Om harusnya didik anak Om yang bener dong. Kesalahan, tetap kesalahan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SIN90ºTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang