#2

2.7K 188 12
                                    

Setelah mereka bertiga tertidur aku pergi mencari angin, kebetulan ini adalah musim dingin dan didalam rumah aku kepanasan.

Saat aku sedang berjalan jalan sambil mencoba menyentuh salju aku melihat seorang anak keluar dari rumah.

Saat aku sedang berjalan jalan sambil mencoba menyentuh salju aku melihat seorang anak keluar dari rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa douma memberimu nama sayang?"

"Hmm (iya)"

"Siapa namamu?"

"Rui"

Saat aku melanjutkan jalanku yg ditemani oleh rui aku mendengar suara orang bertengkar dikediaman akaza.

Aku mencoba membuka pintu, dan saat aku tau apa yg terjadi aku menutup mata rui.

"HENTIKAN PERKELAHIAN KALIAN SEBELUM AKU MEMBUNUH KALIAN BERDUA"

Saat mereka Melihatku mereka langsung berkeringat dingin, dengan cepat mereka duduk rapi.

"Aa... Mama.... Ada...apa?"

"Iya... Apa.... Yg.... Mama... Lakukan"

Aku yg tadinya ingin menghukum mereka, jadi mengurungkan niatku hanya karna akaza yg memanggilku mama.

"Hah.... Kalian aku maafkan kali ini, tapi jika aku mendengar kalian berkelahi lagi aku pastikan kalian akan berakhir dipiringku. Karna kebetulan..."

"Kebetulan?"

"Karna kebetulan aku sudah bosan makan daging manusia, jadi aku ingin mencoba  makan daging iblis. Toh ya muzan tidak melarangku, tapi aku juga kasihan... Tidak mungkin kan aku makan daging anakku sendiri" aku mengatakan itu sambil mengelus rambut rui, dan terkadang juga melirik kearah dua iblis tukang rusuh itu.

Yg ditatap hanya bergidik ngeri dan sepertinya juga kata kataku membuat mereka berkeringat dingin.

Aku masuk kedalam kamar dan sedikit berjongkok agar mereka tidak perlu mendongang sampai membuat leher mereka jadi sakit.

Aku mengelap keringat dingin mereka dengan sapu tangan yg kubawa, lalu mengelus kepala mereka secara bergantian.

"Ingat perkataanku baik-baik kalian berdua"

Mereka mengangguk cepat.

"Baiklah, oh ya karna aku tak jadi menghukum kalian, maka carikan aku danging manusia, dan untuk douma jika daging manusia yg kau berikan kepadaku adalah danging perempuan jangan salahkan aku menjemurmu dibawah sinar matahari. Ingat itu. Ayo rui mama akan membawamu kealam mimpi"

Setelah itu aku keluar dari kediaman akaza.

Di jalan
Aku berjalan sambil menikmati udara dingin, dan terkadang jika rui menanyakan sesuatu aku menjawabnya sambil melihat wajahnya.
.
.
.
.
"Tanjiro, apa yg kau lakukan disini?"

Saat aku sedang berjalan dengan rui yg sedang melihat salju turun, aku mendengar suara seseorang memanggilku. Dan ternyata itu muzan.

"Muzan, ada apa?" aku menghentikan langkahku lalu berbalik menatap muzan.

"Harusnya aku yg bertanya, apa yg kau lakukan ditengah malam yg dingin ini?" muzan lalu menyelimutiku dengan haori yg memiliki motif sama dengan kimonoku.

"Saat anak-anak itu sudah tidur aku berencana mencari angin, dan saat aku lagi berjalan jalan. Aku mendenagr kegaduhan dikediamanya akaza, saat aku mengeceknya ternyata akaza sedang berkelahi dengan douma"

"Lalu kenapa bocah itu bersama denganmu?"

"Saat aku berencara membawa mereka pulang aku berpapasan dengan akaza dan douma"

"Jadi kau memberikan anak itu kepada douma?"

Aku mengaguk. Dan muzan hanya menghembuskan nafas kasar.

"Sudahlah ayo pulang"

"Memang kau mau kemana?"

"Aku mau mencari iblis baru agar bunga yg kuinginkan segera kudapatkan"

"Hmm... Aku boleh ikut?, tadi karna aku tidak terlalu selera untuk makan jadinya aku hanya makan sedikit. Dan aku yakin dua daging manusia yg akan dibawa para iblis rusuh itu tidak akan cukup"

"Memangnya ada yg salah dengan dagingnya?"

"Iya, potongan dagingnya tidak seperti biasanya, apa kau mengganti orang yg biasanya memotong daging?"

"Aku memang mengganti orang nya, karna dia melakukan kesalahan"
.
.
.
"Ah aku baru ingat, apa besok kau jadi menghukum para iblis rembulan bawah?"

"Ya, ada apa?, apa kau mau menggantikanku menghukum mereka"

"Jika kau memperbolehkanku, karna kebetulan aku lagi kesal"

"Kalau maksudmu soal akaza dan douma yg kau ceritakan tadi kenapa kau masih mau menggantikanku menghukum para iblis rumbulan bawah?. Apa kau tidak jadi menghukum akaza dan douma?"

"Hmm..." aku mengangguk pelan.

"Kenapa?"

"Kau taukan, kalau aku memperlakukan semua iblis layaknya anakku sendiri, dan mereka semua juga memanggilku mama dan menganggapku sebagai ibu mereka. Tapi dari semua itu ada beberapa iblis yg tidak mau memanggilku mama..."

"Iya terus"

"Dan itu termasuk akaza, tapi tadi entah dia sadar atau tidak dia memanggilku mama. Karna itu sangat langka aku jadi mengurungkan niatku menghukum mati mereka, dan gantinya aku menyuruh mereka mencarikan daging untuku"

Muzan sudah tidak mengerti apa lagi yg istrinya ini lakukan dia sudah pasrah.

"Baiklah, lakukan apa pun yg kau mau asalkan kau bahagia dengan itu. Dah ayo pulang, katanya kau mau ikut aku"

Aku hanya mengangguk pelan, setelah itu aku dan muzan melanjutkan perjalanan.

mother of demonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang