0.1 | Audrey PMS

762 81 3
                                        

Suasana sekolah sedang ramai karena sekarang waktunya istirahat. Beberapa siswa berhamburan ke kantin, ada juga yang diam di kelas atau ngobrol di depan kelas.

Seseorang dengan rambut panjang yang terikat ke belakang berlarian keluar kantin sampai beberapa orang memperhatikannya.

"Assalamualaikum..." katanya dengan napas tersenggal-senggal.

Beberapa orang yang ada di kelas menatapnya, sebagian menjawab salam ada juga yang menjawab dalam hati. Sementara yang lain tetap sibuk dengan kegiatan menyalin PR.

"Kak Azka..." ucap Raisa sambil mencari sosok yang di cari.

"Audrey berantem sama cowok di kantin-Huh," dia membungkuk dan memegangi dadanya.

Azka yang merasa dipanggil langsung menghampiri Raisa "Dimana? Kok bisa? Sama siapa?" tanyanya sekaligus.

Tanpa babibiu, Raisa langsung tarik tangan Azka dan membawanya ke kantin.

"Heh, mata tuh di pake yang bener jangan buat liatin body cewek cantik doang. Lo yang nabrak adek gue duluan. Minta maaf buru sebelum gue colok pake tusukan cimol tuh mata," Audrey ngegas.

Tadi Aufar di tabrak sama sosok berbadan jangkuk yang kalau ngomong selalu pakai embel-embel "Gue ini kapten futsal" nyenyenye.

Ya terus kalau kapten futsal Audrey harus apa? Harus hormat terus tunduk sama dia gitu

Di pikirnya ini cerita wattpad kali, dimana kapten futsal selalu di takutin. Bodoamat Audrey mah, toh dia juga bayar spp perbulannya, bukan Bowo doang.

"Rey udah, jangan di lanjut. Ayo balik ke kelas aja," lerai Aufar.

Sekarang mereka udah jadi tontonan hampir semua siswa, bahkan ada yang rekam aksi adu jotos itu. Emang orang jaman sekarang tuh pikirannya gak jauh dari kata viral.

"Ini orang yang nabrak duluan harus minta maaf lah," ketusnya gak mau kalah.

Aufar bingung dan ngeri juga, karena sekarang Audrey lagi PMS yang otomatis hormon kebarbaran dan rasa ingin ngegasnya meningkat. Kasian kalau Bowo kena tampol Audrey yang anak karate. Ya kecuali kalau emang dia pengen tambah jelek.

Azka yang baru datang sama Raisa langsung melerai mereka. Padahal baru aja Bowo mau marah-marah lagi, keliatan dari mulutnya yang mulai mangap-mangap macam ikan cupang.

"Udah ya, biar kakak yang ngobrol sama dia," Azka narik Bowo yang udah keliatan emosi banget.

"Udah jangan di perpanjang. Yok ke kelas," Raisa narik tangan Audrey.

"Ngeselin banget Sa, udah tau dia yang salah, ngapain marah sama Aufar. Belum aja gue buat masuk solokan kayak Thoriq dulu." kesalnya, tapi tetep ikutin Raisa.

Sementara Aufar membuntuti mereka di belakang.

Sebenernya dia juga udah gak tahan sama sikap Bowo tadi, pengen banget rasanya nonjok muka tengilnya. Tapi sayang kalau tenaganya harus di buang cuma buat urusin makhluk gak jelas kayak gitu.

Padahal temen dia juga banyak yang anak futsal tapi gak tengil kayak Bowo. Malah lebih ganteng mereka.

...

"Ini susu buat kalian, coklat buat Audrey, stroberi buat Raisa, pisang buat Aufar. Rotinya sama aja rasanya." Azka menaruh plastik berwarna merah di depan mereka.

Aufar yang duduk tepat di belakang Audrey mendongak "makasih kak." senyumnya pada Azka yang udah duduk di samping dia.

"Thoriq kemana?" sadar kursi yang dia duduki di samping Aufar ini gak ada penghuninya.

Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang